Ruang Lingkup Standardisasi Nasional

berupa Kipas Angin merk “SiJempol” dapat diuji di Lembaga Sertifikasi Produk LS-Pro Surabaya. 60

B. Pengaturan Standardisasi Nasional di Indonesia Sebagai Salah Satu

Upaya Perlindungan Konsumen Pembahasan mengenai Standar Nasional Indonesia tidak terlepas dari pembahasan mengenai pengaturannya, yaitu : Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional. Selanjutnya di bawah ini akan dibahas mengenai pengaturan dimaksud dengan cara memisahkannya berdasarkan batang tubuh peraturan tersebut.

1. Ruang Lingkup Standardisasi Nasional

Alasan dikeluarkannya pengaturan standardisasi nasional adalah dapat dilihat dalam Bagian Menimbang Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Perlindungan Konsumen, yang menyatakan bahwa : “Dalam rangka meningkatkan produktivitas, daya guna produksi, mutu barang, jasa, proses, sistem dan atau personel, yang dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing, perlindungan konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja dan masyarakat khususnya di bidang keselamatan, keamanan, kesehatan dan lingkungan hidup. 60 Berita Acara Pemeriksaan Saksi atas nama Sjarifuddin selaku Komisaris PT. Neo National sebagai Saksi pada hari Kamis, tanggal 08 Maret 2012. Pada pertanyaan ke-24 : PPNS : “Apakah produk kipas angin yang Saudara produksi telah didaftarkan dan telah memenuhi dengan standar yang telah ditetapkan pemerintah?”; Sjarifuddin : “Untuk produk kipas angin yang berjumlah 5.507 lima ribu lima ratus tujuh adalah hasil dari produksi implementasiuji coba untuk tujuan penerapan sistem manajemen mutu guna mendapatkan SPPT-SNI dan NRP, dan terhadap hasil produksi tersebut saat ini masih dalam penyegelan dan tidak pernah kami utak atik maupun kami perdagangkan dan masih berada pada lokasi pabrik kami, namun setelah mendapatkan SPPT-SNI No. 6426.01.0211LSPro- SurabayaIX2011 dan NRP No. 106-007-111868 tertanggal 10 Oktober kami mulai memproduksinya kembali dan mulai mengedarkan atau memperdagangkannya sesuai dengan standar dan ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah”. Universitas Sumatera Utara Indonesia sebagai negara peserta dalam Organisasi Perdagangan Dunia World Trade Organization – WTO yang didalamnya juga diatur masalah standardisasi, berlanjut dengan kewajiban untuk menyesuaikan peraturan perundang-undangan nasional di bidang industri”. Oleh karena itu, diundangkanlah Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional.Sebelum Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional, pengaturan standardisasi diatur oleh Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 1991 tentang Standar Nasional Indonesia. Maka setelah Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional diundangkan, Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 1991 tentang Standar Nasional Indonesia menjadi tidak berlaku lagi. Perbedaan kedua Peraturan Pemerintah tersebut secara garis besarnya terletak pada standardisasinya. Apabila Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 1991 lebih banyak memakai standar internasional, berbeda dengan Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 yang sudah dapat mendefinisikan secara detail apa itu SNI. Perbedaan lainnya terletak pada badan yang melakukan standardisasi, Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 1991 menyebutnya dengan Dewan Standardisasi Nasional sedangkan Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 menyebutkan Badan Standardisasi Nasional BSN. Artinya BSN bergerak berdasarkan Sistem Standardisasi Nasional SSN untuk menetakan Rancangan Standardisasi Nasional RSN yang menjadi Pedoman Standardisasi Nasional PSN. Sementara itu, di dalam Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 1991 tidak mengatur detail tentang BSN tersebut. Universitas Sumatera Utara

2. Tujuan Standardisasi Nasional