Latar Belakang Masalah. PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Di Indonesia, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang ada. Pendidikan bisa diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan dirinya dalam masyarakat, bangsa dan negara. Indonesia pada saat ini sudah semakin maju dan persaingan di era globalisasi sudah pesat. Masyarakat pada saat ini dihadapkan pada perubahan- perubahan yang semakin sulit. Beradasarkan perubahan yang terjadi tersebut kurikulum pendidikan di indonesia juga mengalami perubahan –perubahan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan tantangan jaman. Bukan hanya kurikulum pendidikan saja yang mengalami perubahan-perubahan akan tetapi metode pembelajaran juga harus dirubah sehingga siswa lebih aktif, lebih tertatarik dan materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik serta yang paling penting adalah sumber ilmu tidak hanya bersumber pada guru kelas. Kurikulum yang berlaku tidak lepas dari adanya perangkat pembelajaran Mulyasa 2013 : 64. Perangkat pembelajaran berisi rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam satu pertemuan. Pada perangkat pembelajaran juga terdapat LKS untuk siswa serta instrumen penilaian yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran yang baik akan membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran . Pada saat ini kurikulum yang sedang digunakan di Indonesia adalah Kurikulum SD 2013. Keberhasilan suatu kurikulum tidak lepas dari kemampuan guru dalam menyusun suatu perangkat pembelajaran. Dalam pendidikan guru harus mampu menyusun suatu perangkat pembelajaran karena pada perangkat pembelajaran sudah tersusun langkah-langkah pembelajaran serta penilaian yang akan digunakan. Jika guru belum mampu menyusun perangkat pembelajaran maka guru akan merasa kebingungan dalam menyampaikan pembelajaran di kelas sehingga tidak tercapai indikator yang diharapkan secara maksimal. Namun pada kenyataan yang terjadi di lapangan, masih sering ditemui guru yang mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Menanggapi kenyataan yang ada pada saat ini, peneliti mencoba melakukan wawancara terhadap guru yang telah melaksanakan Kurikulum SD 2013. Peneliti melakukan wawancara dengan tujuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam menyusun perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada hari Senin 21 April 2014 di SD Kristen Kalam Kudus bersama guru kelas I A pada pukul 07.30 diperoleh informasi bahwa guru mengetahui Kurikulum SD 2013 adalah proses penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum KTSP. Indikator yang harus dikembangkan dalam RPP Kurikulum SD 2013 harus sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Namun, terkadang ditemui kesulitan bagi guru dalam merumuskan indikator. Guru mengatakan bahwa keadaan siswa yang bersekolah di SD Swasta dengan siswa yang sekolah di SD Negeri mempunyai karakter dan kebutuhan yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dipengeruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor ekonomi dan faktor sosial. Guru yang berada di sekolah swasta biasanya sulit menentukan indikator karena guru harus meningkatkan indikator dari yang ditetapkan oleh pemerintah. Jika guru menggunakan indikator seperti yang ditetapkan oleh pemerintah maka semua siswa sudah dapat melakukan dengan baik. Oleh karena itu Indikator dan tujuan disusun sesuai dengan karakteristik agar pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa sungguh-sungguh belajar dan melakukan pengalaman baru bagi mereka. Tematik integratif menurut beliau adalah pada saat proses pembelajaran berlangsung anak tidak melihat adanya pembedaan mata pelajaran. Pada pembelajaran tematik integrative pembelajaran hanya berangkat dari satu tema kemudian bisa dikaitkan untuk beberapa mata pelajaran. Guru mengetahui bahwa pendekatan yang digunakan pada Kurikulum SD 2013 adalah scientific. Pendekatan scientific menurut beliau sangat baik dterapkan untuk siswa SD karena pengetahuan yang mereka dapat berangkat dari pengalaman mereka masing-masing sehingga memunculkan rasa ingin tahu siswa yang dalam, jadi pengetahuan bukan hanya didapat dari guru saja. Selain itu, dalam Kurikulum SD 2013 menggunakan penilaian otentik. Penilaian otentik menurut beliau merupakan penilaian yang obyektif dan menggambarkan keadaan siswa sebenarnya. Dalam penilaian otentik tidak ada sistem katrol nilai. Guru masih sering mengalami kesulitan pada saat mengembangkan perangkat pembelajaran dan mengembangkan kriteria penilaian, karena kebutuhan siswa di tiap SD berbeda. Hal tersebut dipengaruhi karena adanya perbedaan status ekonomi, sosial, dll. Jika guru menggunakan kriteria peniaian sesuai dengan standar pemerintah, siswa di SD Kalam Kudus sudah mampu melaksanakan dengan baik sehingga kriteria penilaian harus dinaikkan dari standar yang telah ditetapkan. Guru juga mengatakan bahwa pada Kurikulum SD 2013 ini juga memberikan ruang yang lebih luas untuk mengembangkan karakter siswa. Pendidikan karekter mempunyai arti yaitu mengajarkan nilai- nilai kebaikan kepada siswa dalam bentuk tindakan yang dimasukkan kedalam mata pelajaran. Tujuan dari pendidikan karakter pada Kurikulum SD 2013 ini adalah untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan yang melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Karakter yang dikembangkan oleh pemerintah pada saat ini lebih ke karakter umum. Kesulitan yang dialami oleh guru dalam penyusunan RPPTH adalah guru harus mengerjakan RPPTH setiap hari karena sangat berat jika dikerjakan seminggu sekali. Kesulitan juga masih sering dialami ketika melakukan penilaian karena, ketika mengajar guru juga harus sekaligus menilai. Guru juga mengatakan bahwa masih membutuhkan contoh perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum SD 2013 karena masih mengalami kebingungan pada saat menentukan indikator dan penilaian. Saran yang diberikan oleh guru terkait dengan kurikulum 2013 ini adalah jika memungkinkan 1 kelas dapat diampu oleh 2 guru karena jika hanya diampu oleh 1 guru, guru merasa kesusahan saat harus memberikan materi dan memberikan penilaian. RPPTH Kurikulum SD 2013 harus disusun setiap hari sehingga guru merasa keberatan jika harus melaksanakan segala sesuatu hanya sendiri. Guru juga masih membutuhkan contoh perangkat pembelajaran sesuai tuntutan Kurikulum SD 2013 karena guru masih sering merasa kesulitan dalam menentukan indikator dan penilaian yang sesuai dengan karakteristik siswa. Menganggapi permasalahan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa guru masih kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Guru juga masih membutuhkan contoh-contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Oleh karena itu, peneliti ingin membantu kesulitan-kesulitan yang masih sering dihadapi oleh guru melalui produk yang akan peneliti kembangkan yaitu: “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema lingkungan bersih, Sehat dan Asri Mengacu Kurikulum SD 2013 Untuk Siswa Kelas Satu 1 Sekolah Dasar Kristen Kalam Kudus Yogyakarta ”.

B. Rumusan Penelitian