Pengembangan penilaian Otentik Penilaian Otentik

merupakan sebuah penilaian proses yang didalamnya melibatkan berbagai kinerja yang mencerminkan bagaimana peserta didik belajar, capaian hasil, motivasi, dan sikap yang terkait dengan aktivitas pembelajaran. Penilaian otentik berasumsi bahwa ada sekian banya unjuk kerja yang dapat ditampilakan peserta didik selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang kesemuanya itu lebih luas dari sekedar ujian tertulis dengan jawaban singkat sebagaimana dalam tes tradisional. Hasil penilaian otentik juga dapat digunakan sebagai umpan balik untuk pembelajaran selanjutnya.

1. Pengembangan penilaian Otentik

Muler dalam Nurgiyantoro 2011:30 mengemukakan sejumlah langkah yang perlu ditempuh dalam pengembangan asesmen otentik, yaitu meliputi i penentuan standar, ii penentuan tugas otentik, iii pembuatan kriteria, dan iv pembuatan rubric. a. Penentuan Standar Standar dimaksudkan sebagai sebuah pernyataan tentang apa yang harus diketahui dan dilakukan pembelajar. Standar dapat diobservasi dan diukur ketercapaiannya. b. Penentuan Tugas Otentik Tugas otentik adalah tugas-tugas yang secara nyata dibebankan atau harus dilakukan oleh pembelajar untuk mengukur ketercapaian kompetensi yang dibelajarkan, baik ketika kegiatan pembelajaran masih berlangsung maupun ketika sudah berakhir. Pemilihan tugas otentik pertama-tama harus merujuk pada kompetensi mana yang akan diukur. Kedua, pemilihan haruslah mencerminkan keadaan atau kebutuhan yang sesungguhnya di dunia nyata. Jadi, dalam penilaian otentik mesti terkandung dua hal sekaligus : sesuai dengan standar kompetensi dan relevan dengan kehidupan nyata. c. Pembuatan Kriteria Kriteria merupakan pernyataan yang menggambarkan tingkat capaian dan bukti-bukti nyata capaian belajar subjek belajar dengan kualitas tertentu ang diinginkan. Kriteria lazimnya juga telah dirumuskan sebelum pelaksanaan pembelajaran. Selain itu pembuatan kriteria haruslah mengacu pada ketentuan-ketentuan yang selama ini dinyatakan baik, baik dalam arti efektif untuk keperluan penilaian hasil belajar. Ketentuan-ketentuan itu antara lain i tugas harus drumuskan secara jelas, ii singkat padat, iii0 dapat diukur, iv menunjuk pada tingkah laku hasil belajar, v ditulis dalam bahasa yang dipahami oleh subjek didik. d. Pembuatan rubrik Rubrik dapat dipahami sebagai sebuah skala penyekoran yang dipergunakan untuk menilai subyek didik untuk tiap kriteria terhadap tugas- tugas tertentu. Rubric dipergunakan untuk menentukan tinggi rendahnya capaian kinerja peserta didik. Dalam sebuah rubrik terdapat dua hal pokok yang harus dibuat yaitu kriteria dan tingkat capaian tiap kriteria. Kriteria berisi hal-hal esensial yang ingin diukur tingkat capaian kinerjanya yang secara esensian dan konkret mewakili kompetensi yang diukur capaiannya.

2. Macam Penilaian Otentik