Penguatan Pendidikan karakter dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Berdasarkan elemen perubahan di atas dapat disimpulkan bahwa Kurikulum 2013 menata ulang SNP yang telah berlaku sehingga menjadi penyempurnaan bagi pendidikan Nasional.

b. Penguatan Pendidikan karakter dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Menurut Zubaedi 2011:1 mengatakan penguatan pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang terjadi di Negara kita. Dalam buku Suryadi 2013:5 secara etimologis, kata karakter inggris:character berasal dari bahasa yunani, eharassein yang berarti “to engrave” Ryan and Bohlin, 1999:5. Menurut Megawangi 2004:95 Dalam Kesuma, Dkk:2011:5 pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk mendidik anak –anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari – hari, sehingga mereka dapat memberikan konstribusi yang positif kepada lingkungannya. Menurut Gaffar 2010:1 Dalam Kesuma, Lulusan Mata Pelajaran yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran bebas mata pelajaran 3. Pemisahan antara mata pelajaran pembentukan sikap, pembentukan keterampilan, dan pembentukan pengetahuan Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan 4. Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai 5. Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah Semua mata pelajaran diikat oleh Kompetensi Inti tiap kelas Dkk:2011 mengatakan pendidikan karakter merupakan sebuah proses untuk dikembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang tersebut. Menurut Kesuma, Dkk 2011:5 pendidikan karakter merupakan pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah. Dari pendapat beberapa tokoh diatas penulis menyimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terintegrasi dengan pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran serta diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh kemudian ditumbuh kembangkan dalam kepribadian. Tujuan pendidikan Karakter dalam pendidikan yaitu : 1. Menguatkan dan mengembangkan nilai –nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian atau kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan. 2. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai- nilai yang dikembangkan oleh sekolah. 3. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersamat Suryadi: 2013 :6 Selain mengembangkan karakter pada diri siswa, Kurikulum SD 2013 juga menuntut agar siswa dapat berpikir tingkat tinggi sehingga dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya sekedar menghafal. Kemampuan berfikir tingkat tinggi menurut Lorin 2010:99 adalah proses berfikir yang dilakukan oleh individu mulai dari tahap mengingat sampai pada tahap individu tersebut mampu mencipta atau membuat suatu karya hasil dari pemikirannya. Benyamin S. Bloom mengkonsentrasikan ranah kognitif dalam taksonominya. Ranah kognitifHamzah.2012:61 adalah ranah atau kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkaitan dengan proses berfikir peserta didik mulai dari tingkat yang paling sederhana yaitu mengingat sampai pada tahap yang paling tinggi yaitu mencipta. Dalam taksonomi Bloom yang telah direvisi tingkatan kognitif dalam Bloom terbagi menjadi seperti bagan di bawah ini : Gambar 1. Tingkatan Taksonomi Bloom Dalam rasional Kurikulum SD 2013 siswa dituntut untuk dapat berpikir tingkat tinggi. Pada tahap berpikir tinkat tinggi yang diharapkan oleh pemerintah siswa mampu sampai pada tahap menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. a Tahap Menganalisis Pada tahap ini peserta didik mampu untuk menganalisis suatu masalah yang di dapat. b Tahap Mengevaluasi Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengevaluasi antar teman atau mengevaluasi dirirnya sendiri terhadap hasil proses belajarnya. c Tahap Mencipta Dalam tahap ini peserta didik diminta untuk menciptakan sesuatu dari apa yang telah dipelajari selama proses pembelajaran. Dari beberapa penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam proses belajar peserta didik bukan hanya mengingat dan memahami namun peserta didik juga mampu untuk menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Hal tersebut berguna agar pengetahuan yang didapat dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Pendekatan Tematik Integratif