66
2. Pada variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap
Produk Fashion Impor Pada variabel kecenderungan pembelian impulsif,
analisis dilakukan dengan menggunakan Mann-Whitney U. Hal ini dikarenakan uji asumsi normalitas pada variabel
kecenderungan pembelian impulsif menunjukkan sebaran data yang tidak normal. Berikut adalah tabel hasil uji normaltas dan
hasil uji beda mean jenis kelamin subyek pada variabel kecenderungan pembelian impulsif:
Tabel 15. Hasil Uji Beda Mean Jenis Kelamin Subyek pada Variabel
Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor
Ranks
JenisKelamin N
Mean Rank Sum of
Ranks KPI
perempuan 106
106.00 11236.50
laki-laki 106
107.00 11341.50
Total 212
Test Statistics
a
KPI
Mann-Whitney U
5565.500
Wilcoxon W
11236.500
Z
-.118
Asymp. Sig. 2-tailed
.906 a. Grouping Variable: JenisKelamin
67
Berdasarkan hasil uji analisis diketahui bahwa antara perempuan dan laki-laki pada variabel kecenderungan
pembelian impulsif terhadap produk fashion impor memiliki peredaan mean sebesar 1. Pada perempuan memiliki mean
sebesar
106.00
, sedangkan pada laki-laki sebesar
107.00
. Nilai mean pada perempuan lebih kecil jika dibandikan dengan nilai
mean pada laki-laki. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan antara perempuan dan laki-laki pada tingkat kecenderungan
pembelian impulsif terhadap produk fashion impor. Akan tetapi, perbedaan tersebut tidak signifikan. Hal ini dikarenakan
nilai signifikansi atau nilai p menunjukkan nilai sebesar 0,906. Nilai signifikansi ataui nilai p tersebut lebih besar dari 0,05
p0,05.
E. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara ethnosentrisme dengan kecenderungan pembelian impulsif terhadap
produk fashion impor pada remaja. Berdasarkan hasil penelitian, ethnosentrisme dan kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk
fashion impor memiliki koefisien korelasi sebesar -0,576 dengan p = 0,000 p 0,05 atau dapat dikatakan bahwa hasil korelasi bersifat kuat dan
signifikan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara ethnosentrisme dengan kecenderungan pembelian impulsif terhadap
68
produk fashion impor pada remaja. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima. Semakin tinggi
ethnosentrisme yang dimiliki pada remaja maka kecenderungan pembelian impulsif pada remaja menjadi rendah. Sebaliknya, semakin rendah
ethnosentrisme yang dimiliki remaja, maka semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsif yang dimiliki remaja.
Hasil koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan tersebut menunjukkan adanya hubungan antara kecenderungan pembelian impulsif
dan ethnosentrisme yang cukup kuat. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Chen 2008 yang menunjukkan bahwa
ethnosentrisme memiliki pengaruh terhadap niat membeli, dan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif
Worchel Cooper, dalam Shimp Sharma, 1987
.
Ethnosentrisme diyakini sebagai sikap konsumen yang pemilih dan selektif dalam pengambilan keputusan terhadap suatu produk. Ketika
konsumen ethnosentrisme akan membeli suatu produk, mereka akan melakukan evaluasi terlebih dahulu, khususnya terhadap produk impor
Lundstrom, Lee White dalam Candan, Aydm Yamamoto, 2008; Shimp Sharma dalam Anggasari, Yuiati Retnaningsing, 2013;
Rahman Khan, 2012; Yaprak, Attila, Baughn Christopher dalam Chen, 2008. Oleh karena itu, remaja yang memiliki ethnosentrisme yang
tinggi, akan lebih selektif terhadap produk impor dan akan memilih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI