24
2 Aspek Afektif
Aspek ini berkaitan dengan perasaan atau emosi individu terhadap obyek, terutama penilaian.
Indikator ethnosentrisme dalam aspek afektif berupa kesenangan individu akan produk lokal.
3 Aspek Konatif
Aspek ini berkaitan dengan kesiapan individu untuk bereaksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek.
Indikator ethnosentrisme dalam aspek konatif berupa tindakan membeli produl lokal.
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat berarti aspek sikap adalah aspek kognitif yang berupa pemikiran, aspek afektif yang
berupa perasaan terkesan atau emosi, dan aspek konatif yang berupa reaksi atau tindakan.
3. Dampak Ethnosentrisme Konsumen
Penelitian yang
dilakukan oleh
Chen 2008
juga menunjukkan bahwa ethnosentrisme memiliki pengaruh terhadap niat
membeli. Akan tetapi, konsumen Ethnosentrisme melakukan pemilihan secara khusus terhadap produk impor untuk dikonsumsi.
25
Mereka akan lebih berkenan pada produk yang memiliki budaya yang sama. Ketika melakukan pembelian terhadap produk impor maka dapat
dikatakan sebagai suatu hal yang salah Lundstrom, Lee White dalam Candan, Aydin Yamamoto, 2008; Shimp Sharma dalam
Anggasari, Yuiati Retnaningsing, 2013; Lantz dan Loeb dalam Watson Wright, 2000.
Orang yang dengan ethnosentrisme tinggi akan membeli produk yang dijual di negaranya. Tingkat ethnosentris akan semakin
tinggi apabila produk lokal memiliki kelebihan tersendiri Chen, 2008; Anggasari, Yuiati Retnaningsing, 2013. Sebagai contoh, survey
yang dilakukan oleh Soegiono dalam Setiawan, 2014. Hasil survey menemukan bahwa di Indonesia terdapat dua konsumen fanatik. Salah
satunya adalah konsumen yang fanatik terhadap produk lokal dikarenakan bagi mereka produk lokal cenderung lebih murah, mudah
didapat, dan lebih sesuai dengan kondisi masyarakat di Indonesia. Sedangkan, orang yang dengan ethnosentrisme rendah akan membeli
produk yang dijual oleh negara lain Chen, 2008. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
ethnosentrisme memiliki pengaruh terhadap niat beli dan konsumen ethnosentrisme lebih tertarik dengan produk yang memiliki budaya
yang sama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
C. Remaja
1. Pengertian Remaja
Bagian dari suatu tahapan perkembangan manusia adalah remaja. Adolecentia
yang diartikan dengan “remaja” merupakan suatu tahapan dalam perkembangan manusia yang menjembatani masa
kanak-kanak ke masa dewasa dan dapat disebut dengan masa peralihan atau masa transisi Gunarsa, 2003; Lai, 2010; Sarwono,
2011; Papalia, Olds Feldman, 2009. Hal ini ditandai dengan adanya perkembangan biologis, psikologis, moral, agama, kognitif
dan sosial Sarwono, 2011; Papalia, Olds Feldman, 2009. Perkembangan yang terjadi tersebut menyebabkan remaja mengalami
tahapan kritis dalam membangun kesadaran diri Steinberg dalam Niu Wang, 2009.
Rentang usia pada remaja berkisar antara 12 sampai 21 tahun Gunarsa, 2003. Sedangkan rentang usia remaja menurut Steinberg
dalam Niu Wang, 2009 adalah 12 hingga 20 tahun. Berbeda dengan Gunarsa dan Steinberg, menurut Hurlock dalam Santrock,
2007 masa remaja berlangsung pada usia 10 tahun hingga 22 tahun. Sedangkan, menurut WHO dalam Sarwono, 2011 kurun waktu usia
remaja adalah 10 tahun hingga 20 tahun. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI