Dinamika Hubungan antara Ethnosentrisme Konsumen dan

35 sesuai dengan budaya mereka, dibandingkan dengan produk impor. Dengan demikian, tingkat pembelian impulsif terhadap produk impor menjadi rendah. Akan tetapi, konsumen remaja yang memiliki ethnosentrisme rendah akan memilih untuk membeli produk impor. Hal ini dikarenakan produk impor membuat mereka merasa lebih bergengsi dan kekinian di dalam lingkungannya dengan cara mengikuti sesuatu yang sedang populer. Hal tersebut dapat menyebabkan remaja mengkonsumsi produk impor secara berlebih. 36

F. Skema

Hubungan antara Ethnosentrisme Konsumen dan Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor ETHNOSENTRISME RENDAH TINGGI 1. Menyukai Produk Fashion Impor 2. Membeli Produk Fashion Impor 3. Merasa bangga memakai Produk Fashion Impor 1. Nyaman terhadap produk lokal 2. Membeli produk lokal 3. Bangga memakai produk lokal Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor tinggi Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor rendah 37

G. HIPOTESIS

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah terdapat hubungan yang negatif antara ethnosentrisme dengan pembelian impulsif terhadap barang impor. Semakin tinggi ethnosentrisme, maka akan semakin rendah rendah pembelian impulsif terhadap barang impor. Sebaliknya, semakin rendahnya ethnosentrisme, maka pembelian impulsif terhadap barang impor akan semakin tinggi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan analisis yang digunakan untuk menguji teori-teori dengan cara meneliti hubungan antar variabel dengan data numerik yang akan diolah menggunakan perhitungan statistik Creswell, 2010; Zechmeister, Zechmeister, Shaughnessy, 2001. Penelitian korelasional adalah penelitian untuk mengukur kekuatan hubungan antar variabel dan mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel Supardi, 2013. Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara ethnosentrisme konsumen dengan kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk fashion impor pada remaja.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Penelitian korelasional membutuhkan beberapa variabel yang akan dicari hubungan diantara variabel-variabel tersebut. Variabel merupakan suatu simbol atau konsep yang memiliki nilai yang berbeda atau bervariasi Sarwono, 2009. Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel bebas merupakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 variabel yang menjadi penyebab timbulnya variabel lain atau dapat dikatakan juga variabel yang mempengaruhi variabel lain Supardi, 2013; Sarwono, 2009. Sedangkan variabel terikat atau tergantung merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain atau dapat dikatakan juga variabel yang memberikan responreaksi terhadap variabel bebas jika kedua variabel dihubungkan Supardi, 2013; Sarwono, 2009. Berdasarkan judul penelitian in i, yaitu “Hubungan Antara Ethnosentrisme Konsumen dengan Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor pada Remaja”, maka variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas : Ethnosentrisme 2. Variabel tergantung : Kecenderungan Pembelian Impulsif

C. Definisi Operasional

Menurut Noor 2011, definisi operasional merupakan bagian yang berisi definisi dari variabelkonsep yang akan diukur dengan indikator yang telah ditentukan, seperti sifat, perilaku, dan aspek. Definisi operasional dalam skala penelitian ini, yaitu:

1. Kecenderungan Pembelian Impulsif

Kecenderungan pembelian impulsif adalah kecenderungan dalam hal pembelian yang dilakukan oleh remaja secara tidak terencana, karena adanya dorongan yang kuat secara spontan dan tiba- tiba, sehingga remaja melakukan pembelian tanpa pertimbangan untuk 40 mendapatkan kepuasan dengan segera. Kecenderungan pembelian impulsif ini diukur dengan menggunakan skala kecenderungan pembelian impulsif. Skala ini terdiri dari 2 aspek pembelian impulsif, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Semakin tinggi skor yang diperoleh dalam skala tersebut menunjukkan bahwa subyek memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang tinggi. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh dalam skala tersebut manunjukkan bahwa subyek memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang rendah pula.

2. Ethnosentrisme

Ethnosentrisme didefinisikan sebagai suatu sikap yang memandang kelompok sendiri lebih unggul dari kelompok lain yang berbeda budaya dan akan membeli produk yang sesuai dengan budayanya. Hal ini menyebabkan remaja yang memiliki sikap ethnosentris akan memilih produk lokal dibandingkan dengan produk impor. Sikap ethnosentrisme ini diukur dengan menggunakan skala ethnosentrisme. Skala ini terdiri dari 3 aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Semakin tinggi skor yang diperoleh dalam skala tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi juga sikap ethnosentrisme yang dimiliki oleh subyek. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh dalam skala tersebut menunjukkan bahwa semakin rendah juga sikap ethnosentrisme yang dimiliki oleh subyek.