26
C. Remaja
1. Pengertian Remaja
Bagian dari suatu tahapan perkembangan manusia adalah remaja. Adolecentia
yang diartikan dengan “remaja” merupakan suatu tahapan dalam perkembangan manusia yang menjembatani masa
kanak-kanak ke masa dewasa dan dapat disebut dengan masa peralihan atau masa transisi Gunarsa, 2003; Lai, 2010; Sarwono,
2011; Papalia, Olds Feldman, 2009. Hal ini ditandai dengan adanya perkembangan biologis, psikologis, moral, agama, kognitif
dan sosial Sarwono, 2011; Papalia, Olds Feldman, 2009. Perkembangan yang terjadi tersebut menyebabkan remaja mengalami
tahapan kritis dalam membangun kesadaran diri Steinberg dalam Niu Wang, 2009.
Rentang usia pada remaja berkisar antara 12 sampai 21 tahun Gunarsa, 2003. Sedangkan rentang usia remaja menurut Steinberg
dalam Niu Wang, 2009 adalah 12 hingga 20 tahun. Berbeda dengan Gunarsa dan Steinberg, menurut Hurlock dalam Santrock,
2007 masa remaja berlangsung pada usia 10 tahun hingga 22 tahun. Sedangkan, menurut WHO dalam Sarwono, 2011 kurun waktu usia
remaja adalah 10 tahun hingga 20 tahun. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Berdasarkan definisi mengenai remaja tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-
kanak menuju dewasa dengan rentang usia 12 hingga 22 tahun. Selain itu, remaja mengalami perkembangan secara biologis, kematangan
secara psikologis dan psikososial.
2. Karakteristik Remaja
a. Segi Kognitif
Piaget Papalia, Olds Feldman, 2009 mengatakan bahwa dalam masa remaja, individu memasuki tingkat
perkembangan kognitif tertinggi yang disebut dengan operasional formal. Perubahan secara kognitif tersebut melibatkan perubahan
pada pemikiran, kemampuan berpikir abstrak, serta kemampuan berpikir secara lebih luas Hurlock dalan Santrock, 2007; Papalia,
Olds Feldman, 2009. Dengan kemampuan berpikir secara abstrak yang dimilikinya, remaja akan memiliki konsekuensi
emosional berupa hal-hal ideal yang menarik bagi pemikiran dan perasaan mereka H. Ginsburg Opper dalam Papalia, Olds
Feldman, 2009. Selain itu, selama masa pubertas, remaja mengalami
emosi yang kuat secara kognitif Wulfert, Block, Santa Ana, Rodriguez, Colsman dalam Lai, 2010. Dalam hal ini, emosi
yang dimiliki oleh remaja belum stabil, dikarenakan mereka masih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
memiliki gejolak perasaan yang tinggi dan mengalami perubahan suasana hati Utami Sumaryono, 2008; Gunarsa, 2003; Santrock,
2012. Akibatnya, remaja akan cenderung untuk melakukan hal secara sembarangan dan melakukan segala tindakan berdasarkan
dengan respon emosional yang dimilikinya Wulfert, Block, Santa Ana, Rodriguez, Colsman dalam Lai, 2010; Gunarsa, 2003.
Disisi lain, dalam tahap perkembangan cara berpikirnya, remaja berusaha untuk memahami apa yang terjadi dalam diri
mereka dan memahani bagaimana mereka harus bersikap Pappalia, 2008; H. Ginsburg Opper dalam Papalia, Olds
Feldman, 2009. Dalam proses transisi ini, remaja mengalami ketidakmatangan cara berpikir yang ditunjukkan dengan salah satu
sikapnya adalah kurang mampunya mereka dalam memutuskan suatu hal secara efektif dan efisien David Elkind dalam Pappalia,
2008. Berdasarkan pernyataan tersebut, remaja mengalami
perkembangan pada aspek kognitifnya, seperti perubahan pada pemikiran, ketidakstabilan emosional dan ketidakmatangan cara
berpikir. Hal ini mampu menyebabkan remaja melakukan hal secara sembarangan dan beresiko, dikarenakan mereka kurang
mampu untuk memutuskan suatu hal secara efektif dan efisien. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI