Pengertian Pembelian Impulsif Pembelian Impulsif

17 Penelitian yang dilakukan oleh Lin Chuang 2005 mengatakan bahwa Emotional Intelligence memiliki pengaruh terhadap pembelian impulsif. Orang yang memiliki Emotional Intelligence yang tinggi memiliki tingkat pembelian impulsif yang rendah. Akan tetapi, orang yang memiliki Emotional Intelligence rendah memiliki tingkat pembelian impulsif yang tinggi. Selain itu, suasana hati dalam diri individu juga menjadi salah satu faktor penyebab pembelian impulsif Youn Faber dalam Alagoz Ekici, 2011. Misalnya saja, ketika individu merasa stres atau depresi, maka ia akan cenderung untuk melakukan pembelian impulsif yang berguna mengatasi ketegangan dalam dirinya Alagoz Ekici, 2011; Youn Faber dalam Alagoz Ekici, 2011. Keinginan untuk menunjukkan identitas diri, meningkatkan rasa kepercayaan diri serta sebagai bentuk penghargaan terhadap diri juga menjadi faktor penyebab timbulnya pembelian impulsif Youn Faber dalam Alagoz Ekici, 2011; Beatty Ferrel dalam Alagoz Ekici, 2011. Berdasarkan pernyataan tersebut, faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif, antara lain: kepribadian, Emotional Intelligence, suasana hati, serta keinginan untuk menunjukkan identitas, meningkatkan kepercayaan diri serta penghargaan terhadap diri. 18

b. Faktor Eksternal

Chen dalam Yang, Huang Feng, 2011 dalam artikelnya menjelaskan bahwa pembelian impulsif terjadi karena adanya stimulasi eksternal. Salah satu contohnya adalah strategi promosi yang menyebabkan konsumen berkeinginan untuk melakukan pembelian dengan segera Yang, Huang Feng, 2011; Chen dalam Yang, Huang Feng, 2011. Gambar, desain kemasan produk dan peletakan produk di dekat kasir juga dapat dikatakan menjadi faktor timbulnya pembelian impulsif Hoyer Maclnnis; Jones et al dalam Niu Wang, 2009; Torlak Tiltay dalam Alagoz Ekici, 2011. Hal serupa juga dikatakan oleh Alagoz Ekici 2011 yang mengatakan bahwa kemasan serta gambar produk dapat menyebabkan individu melakukan pembelian impulsif. Selain itu, pemasaran kontemporer seperti toko 24 jam, saluran televisi dan belanja menggunakan internet, juga dikatakan menjadi faktor penyebab meningkatnya jumlah pembelian impulsif Hoyer Maclnnis; Jones et al dalam Niu Wang, 2009. Alagoz Ekici 2011 menambahkan atmosfer toko, lokasi rak, bau dan warna dari produk sebagai faktor lingkungan penyebab terjadinya pembelian impulsif. Musik yang terdengar didalam toko juga menjadi faktor timbulnya pembelian impulsif Beatty Ferrel dalam Alagoz Ekici, 2011. 19 Faktor lain yang ditemukan adalah demografi, seperti: usia, jenis kelamin. Ditemukan bahwa pembelian impulsif pada wanita lebih tinggi daripada pria. Sedangkan, untuk usia ditemukan bahwa usia 15 – 19 tahun sangat signifikan terhadap pembelian impulsif. Selain itu, faktor ekonomi, seperti pendapatan, uang saku dan uang dari hasil kerja paruh waktu. Semakin tinggi uang saku yang dimiliki, semakin tinggi pula tingkat pembelian impulsifnya Yang, Huang Feng, 2011; Lin Lin, 2005. Budaya juga menjadi salah satu faktor yang memiliki pengaruh terhadap pembelian impulsif Wood; Dittmar, Beattie, Friese dalam Lai, 2010; Yang, Huang Feng, 2011; Lin Lin, 2005; Kacen Lee, 2002. Salah satunya adalah ethnosentrisme Alsughayir, 2013; Chen, 2008. Ethnosentrisme dikatakan memiliki pengaruh terhadap niat membeli dan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif Chen, 2008; Worchel Cooper, dalam Shimp Sharma, 1987. Ethnosentrisme juga disebut sebagai salah satu faktor penting dalam pengambilan keputusan dalam pembelian suatu produk Khan Rahman, 2012; Yaprak, Attila, Baughn Christopher dalam Chen, 2008. Berdasarkan penjelasan tersebut, faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi munculnya pembelian impulsif antara lain: strategi promosi, gambar dan desain produk, pemasaran