Segi Sosial Karakteristik Remaja
33
Produk impor yang diinginkan konsumen remaja dengan mudah didapatkannya. Hal ini dikarenakan pasar Indonesia didominasi oleh
produk impor. Banyaknya merek terkenal yang masuk dalam pasar Indonesia menjadi pilihan konsumen, tidak terkecuali remaja. Merek yang
terdapat dalam sebuah produk dapat dikatakan sebagai sebuah janji dari atributnya akan kepuasan si pembeli. Dengan begitu, merek-merek
terkenal akan menarik setiap remaja untuk selalu membeli merek tersebut sebagai tanda kepercayaan yang diberikan Ambler dalam Zeb, Rashid
Javeed, 2011. Hal ini dikarekan remaja memiliki kesadaran yang tajam akan merek dan nilai harga pada suatu produk Riski, 2012.
Sebagaian besar remaja tidak dapat menahan dirinya dan mampu menghabiskan uang sakunya untuk menunjang penampilannya, seperti
pakaian, sepatu, kosmetik dan aksesoris Riski, 2012. Merek terkenal dan populer di masyarakat yang dibeli oleh remaja membuat remaja mampu
untuk menunjukkan identitas dirinya. Membeli produk yang sedang populer juga dikatakan dapat membuat remaja menjadi lebih percaya diri.
Dengan begitu, remaja akan terlihat kekinian. Selain itu, remaja akan mampu untuk diterima dan dapat mempertahankan eksistensi di
lingkungan sosialnya Chen-Yu Seock dalam Sihotang, 2009; Youn dan Faber, 2001 dalam Alagoz Ekici, 2011; Erkmen Yuksel dalam
Alagoz Ekici, 2011; Holmberg Öhnfeldt, 2010; Clamp, Liz Bohdanowicz dalam Zeb, Rashid Javeed, 2011.
34
Remaja dalam masanya masih mengalami tahapan krisis yang penuh gejolak dan ketidakseimbangan emosional. Hal ini dapat
menyebabkan remaja mengambil keputusan secara tidak efektif dan efisien. Ikut-ikutan dalam suatu kelompok juga menyebabkan remaja ingin
membeli produk yang sesuai dengan lingkungan sosialnya tanpa adanya pertimbangan. Hal ini berdampak pada konsumsi produk yang secara
berlebih untuk memperkuat identitas remaja dalam lingkungannya David Elkind dalam Pappalia, 2008; Riski, 2012; Stanley Hall dalam Gunarsa,
2003; Niu Wang, 2009. Kurang mampu untuk mengendalikan diri untuk membeli suatu
produk dan tanpa pertimbangan tersebut dapat mengindikasikan adanya kecenderungan pembelian impulsif. Rook 1987 menyebutkan bahwa
pembelian impulsif merupakan suatu tindakan pembelian tidak terencana dan tanpa berpikir bijak ataupun adanya pertimbangan secara keseluruhan.
Selain itu, dapat dikatakan juga bahwa pembelian impulsif adalah tindakan membeli yang berdasarkan respon emosional yang sulit untuk dikontrol
Dameyasani Abraham, 2013; Weinberg Gottwald dalam Park Choi, 2013.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa ethnosentrisme memiliki pengaruh pada sikap konsumen saat akan
membeli suatu produk. Konsumen remaja yang memiliki ethnosentrisme tinggi akan memilih untuk membeli produk lokal. Hal ini dikarenakan
mereka merasa nyaman dan bangga menggunakan produk lokal yang lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
sesuai dengan budaya mereka, dibandingkan dengan produk impor. Dengan demikian, tingkat pembelian impulsif terhadap produk impor
menjadi rendah. Akan tetapi, konsumen remaja yang memiliki ethnosentrisme rendah akan memilih untuk membeli produk impor. Hal ini
dikarenakan produk impor membuat mereka merasa lebih bergengsi dan kekinian di dalam lingkungannya dengan cara mengikuti sesuatu yang
sedang populer. Hal tersebut dapat menyebabkan remaja mengkonsumsi produk impor secara berlebih.