Analisis Tambahan Hasil Penelitian
68
produk fashion impor pada remaja. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima. Semakin tinggi
ethnosentrisme yang dimiliki pada remaja maka kecenderungan pembelian impulsif pada remaja menjadi rendah. Sebaliknya, semakin rendah
ethnosentrisme yang dimiliki remaja, maka semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsif yang dimiliki remaja.
Hasil koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan tersebut menunjukkan adanya hubungan antara kecenderungan pembelian impulsif
dan ethnosentrisme yang cukup kuat. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Chen 2008 yang menunjukkan bahwa
ethnosentrisme memiliki pengaruh terhadap niat membeli, dan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif
Worchel Cooper, dalam Shimp Sharma, 1987
.
Ethnosentrisme diyakini sebagai sikap konsumen yang pemilih dan selektif dalam pengambilan keputusan terhadap suatu produk. Ketika
konsumen ethnosentrisme akan membeli suatu produk, mereka akan melakukan evaluasi terlebih dahulu, khususnya terhadap produk impor
Lundstrom, Lee White dalam Candan, Aydm Yamamoto, 2008; Shimp Sharma dalam Anggasari, Yuiati Retnaningsing, 2013;
Rahman Khan, 2012; Yaprak, Attila, Baughn Christopher dalam Chen, 2008. Oleh karena itu, remaja yang memiliki ethnosentrisme yang
tinggi, akan lebih selektif terhadap produk impor dan akan memilih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
produk lokal. Mereka lebih nyaman menggunakan produk lokal dikarenakan sesuai dengan budaya mereka Chen, 2008; Setiawan, 2014.
Hal ini berbeda dengan remaja yang memiliki ethnosentrisme yang rendah. Mereka akan lebih memilih untuk mengkonsumsi produk
impor, jika dibandingkan dengan produk lokal. Mereka juga akan merasa lebih bangga menggunakan produk impor. Hal ini dikarekan bagi remaja
yang memiliki ethnosetris rendah, kualitas produk impor lebih baik jika dibandingkan dengan produk lokal Aghnia, 2014; Setiawan, 2014.
Selain kualitas yang lebih baik dari produk lokal, produk impor dipilih karena model yang selalu mengikuti zaman dan juga memiliki
merek yang membuat mereka terlihat lebih bergengsi dan sebagai bentuk dalam menunjukkan identitas dirinya di lingkungan sekitarnya. Hal ini
menyebabkan sebagian besar remaja tidak mampu untuk menahan dirinya dan menghabiskan uang sakunya untuk menunjang penampilannya,
khususnya melalui fashion yang mereka pakai, seperti: pakaian, sepatu, kosmetik dan aksesoris Riski, 2012.
Kurang mampu untuk mengendalikan diri untuk membeli suatu produk dan tanpa pertimbangan tersebut dapat mengindikasikan adanya
kecenderungan pembelian impulsif. Kecenderungan pembelian impulsif dikatakan sebagai suatu tindakan membeli yang berdasarkan respon
emosional yang sulit untuk dikontrol Dameyasani Abraham, 2013; Weinberg Gottwald dalam Park Choi, 2013.
70
Analasis tambahan yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan tingkat ethnosentrisme dan kecenderungan
pembelian impulsif terhadap produk fashion impor pada remaja perempuan dan laki-laki, sangatlah rendah. Perbedaan tersebut juga tidak
memiliki nilai yang signifikan dikarenakan signifikansi atau nilai p yang lebih besar dari 0,05 p0,05. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
tidak terdapat perbedaan tingkat ethnosentrisme dan kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk fashion impor pada kelompok remaja
perempuan dan laki-laki. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71