Segi Kognitif Karakteristik Remaja

31 keluarga mereka dengan tujuan untuk menghindari ketidakpastian dan kualitas yang buruk. Salah satu contohnya dalam industri fashion Elliot Yannopoulou dalam Zeb, Rashid Javeed, 2011. Fashion dapat mencerminkan suatu masyarakat dan budaya . Selain itu, fashion juga dapat mencerminkan bagaimana orang mendefinisikan dirinya dan memiliki efek yang positif terhadap pembelian impulsif Holmberg Öhnfeldt, 2010; Park, Kim Forney, 2006. Clamp, Liz Bohdanowicz dalam Zeb, Rashid Javeed, 2011 menyebutkan yang termasuk dalam fashion antara lain pakaian, sepatu dan aksesoris lainnya seperti konsmetik dan bahkan perabotan. Berdasarkan penjelasan mengenai barang impor tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa barang impor lebih diminati oleh konsumen, khususnya konsumen Indonesia dikarenakan kualitasnya, terlebih pada industri fashion yang termasuk didalamnya: pakaian, sepatu dan aksesoris seperti konsmetik serta perabotan.

E. Dinamika Hubungan antara Ethnosentrisme Konsumen dan

Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor pada Remaja Ethnosentrisme merupakan suatu sikap individu yang melihat bahwa kelompok mereka sebagai pusat dari segalanya dan menilai kelompok lain menurut perseptif kelompok mereka sendiri dan menolak budaya lainnya Booth; Worchel Cooper dalam Shimp Sharma, 32 1987. Ethnosentrisme juga diyakini sebagai sikap konsumen yang melakukan pemilihan serta pengambilan keputusan secara khusus terhadap suatu produk. Ketika konsumen akan membeli produk tersebut, mereka akan melakukan evaluasi terlebih dahulu, khususnya terhadap produk impor Lundstrom, Lee White dalam Candan, Aydin Yamamoto, 2008; Shimp Sharma dalam Anggasari, Yuiati Retnaningsing, 2013; Khan Rahman, 2012; Yaprak, Attila, Baughn Christopher dalam Chen, 2008. Konsumen ethnosentris akan lebih berkenan pada produk yang memiliki budaya yang sama. Lantz dan Loeb dalam Watson Wright, 2000. Konsumen dengan ethnosentrisme tinggi akan memilih produk lokal. Kecenderungan ethnosentrisme akan semakin tinggi, apabila produk lokal memiliki kelebihan tersendiri Anggasari, Yuiati Retnaningsing, 2013; Chen, 2008. Mereka lebih nyaman menggunakan produk lokal dikarenakan sesuai dengan budaya mereka Setiawan, 2014. Konsumen dengan ethnosentrisme rendah akan lebih memilih produk impor, jika dibandingkan dengan produk lokal. Mereka merasa lebih bangga menggunakan produk impor jika dibandingkan dengan produk lokal Aghnia, 2014. Produk impor juga dikatakan memiliki kualitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan produk lokal. Oleh sebab itu, konsumen Indonesia lebih senang memakai produk impor, tidak terkecuali dengan konsumen remaja Setiawan, 2014. 33 Produk impor yang diinginkan konsumen remaja dengan mudah didapatkannya. Hal ini dikarenakan pasar Indonesia didominasi oleh produk impor. Banyaknya merek terkenal yang masuk dalam pasar Indonesia menjadi pilihan konsumen, tidak terkecuali remaja. Merek yang terdapat dalam sebuah produk dapat dikatakan sebagai sebuah janji dari atributnya akan kepuasan si pembeli. Dengan begitu, merek-merek terkenal akan menarik setiap remaja untuk selalu membeli merek tersebut sebagai tanda kepercayaan yang diberikan Ambler dalam Zeb, Rashid Javeed, 2011. Hal ini dikarekan remaja memiliki kesadaran yang tajam akan merek dan nilai harga pada suatu produk Riski, 2012. Sebagaian besar remaja tidak dapat menahan dirinya dan mampu menghabiskan uang sakunya untuk menunjang penampilannya, seperti pakaian, sepatu, kosmetik dan aksesoris Riski, 2012. Merek terkenal dan populer di masyarakat yang dibeli oleh remaja membuat remaja mampu untuk menunjukkan identitas dirinya. Membeli produk yang sedang populer juga dikatakan dapat membuat remaja menjadi lebih percaya diri. Dengan begitu, remaja akan terlihat kekinian. Selain itu, remaja akan mampu untuk diterima dan dapat mempertahankan eksistensi di lingkungan sosialnya Chen-Yu Seock dalam Sihotang, 2009; Youn dan Faber, 2001 dalam Alagoz Ekici, 2011; Erkmen Yuksel dalam Alagoz Ekici, 2011; Holmberg Öhnfeldt, 2010; Clamp, Liz Bohdanowicz dalam Zeb, Rashid Javeed, 2011.