Faktor Internal Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif

20 kontemporer, faktor lingkungan seperti: atmosfer toko, lokasi rak, bau dan warna dari produk, faktor demografi, seperti: usia dan jenis kelamin, faktor ekonomi, seperti: pendapatan, uang saku dan uang dari hasil kerja paruh waktu, dan faktor budaya, salah satunya adalah ethnosentrisme.

B. Ethnosentrisme Konsumen

1. Pengertian Ethnosentrisme Konsumen

G. A. Sumner pertama kali memperkenalkan konsep ethnosentrisme pada tahun 1906 Alsughayir, 2013; Chen, 2008; Shimp Sharma, 1987. Ehtnosentrisme merupakan fenomena mengenai hubungan antarkelompok Lewis dalam Sharma, Shimp Shin, 1995. Beberapa penulis juga berpendapat bahwa ethnosentrisme merupakan bagian dari sifat manusia Lynn; Mihalyi; Rushton dalam Sharma, Shimp Shin, 1995. Definisi ehtnosentrisme dapat dilihat dari beberapa pandangan ilmu. Menurut sosiologi, ethnosentrisme didefinisikan sebagai suatu pandangan yang membedakan antara ingrup individu-individu yang mengidentifikasi grup yang lain dan outgrup individu-individu yang dianggap memusuhi ingrup dan menganggap bahwa kelompok mereka sendiri ingrup adalah superior dan pusat dari segala sesuatu Alsughayir, 2013; Chen, 2008; Lantz Loeb, dalam Chen 2008. Sedangkan menurut psikologi, ethnosentrisme diartikan sebagai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 kecenderungan dalam menilai diri sendiri adalah benar dan menilai orang lain menurut kehendak mereka sendiri Ueltschy, dalam Chen 2008. Pada psikososial, ethnosentrisme juga menjadi konstruk yang memiliki relevansi dengan kepribadian individu dan analisis kultural serta sosial secara umum Levine Campbell dalam Shimp Sharma, 1987. Konsep umum dari ethnosentrisme adalah sikap individu yang melihat bahwa kelompok mereka sebagai pusat dari segalanya dan menilai kelompok lain menurut perseptif kelompok mereka sendiri dan menolak budaya lainnya Booth; Worchel Cooper dalam Shimp Sharma, 1987. Secara lebih spesifik, LeVine Campbell dalam Sharma, Shimp Shin, 1995 menyebutkan kecenderungan ethnosentrisme merupakan kecenderungan sikap untuk: 1 membedakan berbagai kelompok, 2 yang hanya tertarik dengan urusan kelompoknya sendiri, 3 melihat kelompok sendiri sebagai pusat dari dunia dan menganggap cara hidupnya lebih unggul dibandingkan dengan yang lain, 4 menjadi curiga dan meremehkan kelompok lain, 5 melihat kelompok sendiri sebagai superior, kuat dan jujur, 6 melihat kelompok lain sebagai inferior, lemah dan pembuat masalah yang tidak jujur. Pradesta 2014 yang mengatakan bahwa ethnosentrisme merupakan suatu kecenderungan dalam memandang norma dan nilai budaya yang ada dalam kelompok sendiri sebagai yang terbaik dan 22 standar untuk mengukur serta mengambil sikap terhadap kebudayaan lain. Selain itu, ethnosentrisme merujuk pada sikap, kepercayaan, standar, dan perilaku individu yang berlebih pada sesuatu Summer dalam Zhaki, 2014. Dalam dunia konsumen, ethnosentrisme dikatakan sebagai konstruk yang mampu menjelaskan mengapa konsumen menilai produk dalam negeri lebih unggul daripada produk impor. Ethnosentrisme konsumen didefinisikan sebagai suatu kepercayaan konsumen mengenai kesesuaian dan moralitas dalam membeli produk impor dan dengan pembelian produk impor itu sendiri merupakan suatu kesalahan karena menimbulkan kerusakan ekonomi lokal Shimp Sharma, 1987. Berdasarkan paparan definisi ethnosentrisme dalam konsumen, sikap dipilih karena merupakan suatu bentuk tindakan akan kepercayaan konsumen dalam menilai dan membeli suatu produk. Oleh karena itu, definisi ethnosentrisme konsumen dapat disimpulkan sebagai suatu sikap yang memandang kelompok sendiri lebih unggul dari kelompok lain yang berbeda budaya dan akan membeli produk yang sesuai dengan budayanya.

2. Aspek Sikap

Sikap merupakan suatu keadaan mental yang dipengaruhi oleh pengalaman yang akan memberikan respon terhadap objek dan situasi yang terkait dengannya. Akan tetapi sikap juga dapat diartikan sebagai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI