Aspek Pembelian Impulsif Pembelian Impulsif

19 Faktor lain yang ditemukan adalah demografi, seperti: usia, jenis kelamin. Ditemukan bahwa pembelian impulsif pada wanita lebih tinggi daripada pria. Sedangkan, untuk usia ditemukan bahwa usia 15 – 19 tahun sangat signifikan terhadap pembelian impulsif. Selain itu, faktor ekonomi, seperti pendapatan, uang saku dan uang dari hasil kerja paruh waktu. Semakin tinggi uang saku yang dimiliki, semakin tinggi pula tingkat pembelian impulsifnya Yang, Huang Feng, 2011; Lin Lin, 2005. Budaya juga menjadi salah satu faktor yang memiliki pengaruh terhadap pembelian impulsif Wood; Dittmar, Beattie, Friese dalam Lai, 2010; Yang, Huang Feng, 2011; Lin Lin, 2005; Kacen Lee, 2002. Salah satunya adalah ethnosentrisme Alsughayir, 2013; Chen, 2008. Ethnosentrisme dikatakan memiliki pengaruh terhadap niat membeli dan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif Chen, 2008; Worchel Cooper, dalam Shimp Sharma, 1987. Ethnosentrisme juga disebut sebagai salah satu faktor penting dalam pengambilan keputusan dalam pembelian suatu produk Khan Rahman, 2012; Yaprak, Attila, Baughn Christopher dalam Chen, 2008. Berdasarkan penjelasan tersebut, faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi munculnya pembelian impulsif antara lain: strategi promosi, gambar dan desain produk, pemasaran 20 kontemporer, faktor lingkungan seperti: atmosfer toko, lokasi rak, bau dan warna dari produk, faktor demografi, seperti: usia dan jenis kelamin, faktor ekonomi, seperti: pendapatan, uang saku dan uang dari hasil kerja paruh waktu, dan faktor budaya, salah satunya adalah ethnosentrisme.

B. Ethnosentrisme Konsumen

1. Pengertian Ethnosentrisme Konsumen

G. A. Sumner pertama kali memperkenalkan konsep ethnosentrisme pada tahun 1906 Alsughayir, 2013; Chen, 2008; Shimp Sharma, 1987. Ehtnosentrisme merupakan fenomena mengenai hubungan antarkelompok Lewis dalam Sharma, Shimp Shin, 1995. Beberapa penulis juga berpendapat bahwa ethnosentrisme merupakan bagian dari sifat manusia Lynn; Mihalyi; Rushton dalam Sharma, Shimp Shin, 1995. Definisi ehtnosentrisme dapat dilihat dari beberapa pandangan ilmu. Menurut sosiologi, ethnosentrisme didefinisikan sebagai suatu pandangan yang membedakan antara ingrup individu-individu yang mengidentifikasi grup yang lain dan outgrup individu-individu yang dianggap memusuhi ingrup dan menganggap bahwa kelompok mereka sendiri ingrup adalah superior dan pusat dari segala sesuatu Alsughayir, 2013; Chen, 2008; Lantz Loeb, dalam Chen 2008. Sedangkan menurut psikologi, ethnosentrisme diartikan sebagai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI