KONTEKSTUALISASI SPIRITUALITAS PENDIRI IMPLIKASINYA

124 Tujuan pembinaan religius ini dijelaskan dalam pengantar dari dokumen ini yakni bahwa pembaharuan yang tepat dalam lembaga-lembaga religius bergantung terutama pada pembinaan para anggotanya. Hidup religius menghimpun murid-murid Kristus yang harus dibantu untuk menerima “kurnia ilahi, yang diterima oleh Gereja dari Tuhannya dan selalu dipelihara dengan bantuan rahmat-Nya” artikel 1. Inilah sebabnya bentuk-bentuk penyesuaian yang terbaik hanya akan membawa hasil bila dijiwai oleh pembaharuan rohani yang mendalam. Pembinaan para calon, yang langsung bertujuan memperkenalkan mereka dengan hidup religius dan membuat mereka menyadari ciri khasnya di dalam Gereja, terutama ditunjukkan untuk membantu para religius pria dan wanita menyadari kesatuan hidup mereka dalam Kristus melalui Roh, dengan memadukan secara harmonis unsur-unsur rohani, apostolik, doktrinal dan praktis.

5. Pertumbuhan Religius yang Diharapkan

Mardi Prasetya 2001: 55-56 berpendapat bahwa dalam hubungan antara tiap pribadi dengan tarekat beserta spiritualitas dan karismanya diharapkan terjadi proses inkorporasi atau pertumbuhan ke dalam tubuh tarekat. Di dalamnya terkandung suatu dinamika pertumbuhan bahwa bukan spiritualitas dan karisma tarekat yang harus disesuaikan dengan masing-masing pribadi, tetapi pribadi- pribadilah yang harus bertumbuh dalam dialog inkorporatif sampai makin menjadi pribadi yang diharapkan oleh tarekat. Tugas pertumbuhan ini adalah tugas seumur hidup. 125 Menurut Mardi Prasetya 2001: 57-58 aspek-aspek yang diharapkan cukup bertumbuh dalam diri religius dalam proses inkorporasi ini terkandung dalam keutamaan pertumbuhan yang terdiri atas: a. Aspek kognitif: pengertian yang makin mendalam tentang tarekat, spiritualitas, karisma dan gerak dinamis kerasulan tarekat sehingga selalu mempunayai insight dan sarana untuk berkonfrontasi dengan kenyataan hidup yang terus berjalan dan berubah. Konfrontasi ini yang akan menyuburkan pertumbuhan pribadi sehingga mampu menjadikan kerohanian tarekat tetap aktual dan relevan. b. Aspek sosial: kemampuan untuk senantiasa mengadakan pembaruan dan penyesuaian diri karena bertumbuhnya kemampuan sosialisasi dan adaptasi yang seimbang dalam dunia sosial yang makin kompleks tanpa hanyut atau malah ditelan oleh arus dan ekses negatif dari modernisasinya. c. Aspek afektif: kemampuan dalam menata batin sampai mencapai tahap kebebasan batin dalam arti, tidak mudah diombang-ambingkan oleh gejolak emosi dan perasaan sendiri, mampu menata dan mengendalikan sesuai dengan tujuan hidupnya sebagai religius. d. Aspek rohani: semakin memiliki cinta yang personal atau kedekatan hidup pada Tuhan, semakin menjadi murid Yesus yang sejati dan semakin berjalan ke arah konfigurasi dengan Kristus yang membuatnya makin mampu berdiskretif dan mampu menanggung salibnya setiap hari. e. Aspek aspostolik: semakin memancarkan keterlibatan hidup apostolik yang didasarkan pada keprihatinan Yesus dalam situasi dan kondisi konkret sesuai 126 dengan kepekaan yang dicanangkan oleh tiap tarekat dan opsi real yang diputuskan oleh provinsi dalam kerja sama dengan keuskupan setempat. f. Aspek fisik: memelihara kesehatan fisik sehingga tidak mengganggu stamina dalam keterlibatan hidup apostolik.

6. Usulan Program Pembinaan

a. Latar belakang usulan Berdasarkan pendapat para responden mengenai konteks yang sedang trend sekarang ini dalam bidang komunikasi, kebudayaan, psikologi, pendidikan, kepemimpinan dan pemahaman serta pergulatan spiritualitas pendiri, sebagai berikut: 1 Trend Komunikasi Komunikasi sekarang menurut para responden identik dengan alat-alat komunikasi, jadi komunikasi tidak hanya menggunakan berbagai media komunikasi melainkan orang yang menggunakan alat komunikasi tersebut dapat dipengaruhi oleh model alat komunikasi yang digunakannya. Berbagai media komunikasi membantu memperlancar komunikasi, informasi dan jejaring sosial namun menggeser komunikasi langsung yang jujur dan terbuka sehingga komunikasi menjadi dangkal. Selain itu, orang menjadi lebih asyik dan sibuk dengan alat komunikasinya yang menjadi jantung hati ke dua sehingga kepedulian terhadap sesama di sekitarnya semakin menurun. Media komunikasi juga dapat menimbulkan salah paham serta menurunnya nilai-nilai moral bila penggunaan media komunikasi disalahgunakan. 127 Dengan demikian, dalam pembinaan bagi para suster yunior perlu meningkatkan komunikasi langsung sehingga komunikasi yang jujur dan mendalam untuk menangkap dan memahami pergulatan mereka dapat terwujud. Penanaman kesadaran, kejujuran dan semangat hidup sederhana menjadi sangat penting agar para yunior mampu selektif dan prioritas dalam menggunakan media komunikasi secara bijaksana. 2 Trend Kebudayaan Kebudayaan sekarang disebutkan oleh para responden cenderung ikut-ikutan yang sedang nge-trend, instan-tidak mau susah-susah, individualisme, hedonisme, konsumerisme, menjujung tinggi demokrasi dan musyawarah, kebebasan dalam berekspresi dan mengungkapkan pendapat, mengutamakan penampilan lahiriah yang glamour dan perawatan diri. Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka dalam pembinaan perlu memberikan kebebasan berpendapat dan pengembangan kreativitas kepada formandi. Situasi konkret yang terjadi dalam masyarakat perlu dimasukkan sebagai salah satu materi dalam pembinaan agar formandi semakin mampu menganalisa permasalahan yang terjadi dan rasa kepedulian terhadap sesama semakin berkembang. Selain itu, kemampuan untuk discerment perlu terus ditingkatkan agar formandi mampu memilah dan memilih serta tetap mampu menghayati tri kaul dalam situasi hidup dunia yang cenderung mengutamakan kenikmatan untuk diri sendiri. 128 Budaya bebas berpendapat dan berekspresi sebagai gejala bahwa orang sekarang terlebih kaum muda tidak mudah lagi untuk diatur sedemikian rupa secara intruksional dan hirarkis. Hal ini akan dapat bertentangan dengan penghayatan kaul ketaatan. Oleh karena itu, dalam pembinaan perlu terbuka terhadap setiap pendapat dan cita-cita serta kreativitas yang baik sebagai budaya baru yang terus-menerus ditinjau dan direfleksikan sehingga nilai-nilai spiritualitas dalam tradisi sehat Kongregasi tetap relevan pada zamannya. 3 Trend Psikologi Psikologi sekarang telah memadukan pendekatan dengan berbagai ilmu seperti multi intellegen, pengembangan fungsi otak kanan dan otak kiri, dan mengembangkan multi talent. Kemajuan ini sangat membantu proses pembinaan untuk mencapai kematangan dan keutuhan pribadi para formandi serta optimalisasi bakat sesuai minat setiap pribadi formandi yang tentunya membutuhkan kerjasama dengan pihak-pihak yang kompeten. 4 Trend Pendidikan Pendidikan sekarang lebih maju dengan meningkatkan kompetensi dan profesionalitas tenaga pendidik, menggunakan sarana pembelajaran dengan audio visual, memandirikan peserta didik dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan dari berbagai sumber, menanamkan pendidikan karakter, pedagogi reflektif dan nilai-nilai akhlak serta peserta didik mengalami pendidikan secara langsung melalui praktek-praktek yang diselenggarakan. 129 Situasi pendidikan ini memacu proses pendidikan bagi para calon religius dalam pembinaan dengan menerapkan model pendidikan sekarang ini sehingga para formandi semakin mandiri dalam mengembangkan kemampuan berpikir dan berani mengembangkan pengetahuan yang diperolehnya. Fungsi formator sebagai fasilitator yang membantu formandi dalam proses belajar menyerap dan mengolah berbagai informasi, pengetahuan dan keterampilan serta nilai-nilai keutamaan yang diajarkan untuk dijadikan milik diri sebagai bekal dan pengembangan diri para formandi dalam tugas perutusan dalam lingkup Gereja maupun di tengah masyarakat. Bimbingan dan arahan dalam pengolahan dan penghayatan nilai-nilai spiritualitas Kongregasi tentu tetap dibutuhkan. 5 Trend Kepemimpinan Kepemimpinan sekarang lebih terbuka, demokratis, melibatkan karyawan atau anggota dalam pengambilan keputusan maupun dalam mengembangkan karya bersama untuk mencapai tujuan, tut wuri handayani, bersemangat egaliter, memberikan perhatian, rasa nyaman dan memperhatikan kesejahteraan serta memberikan kesempatan untuk kemajuan karyawan dengan meningkatkan pendidikan SDM, berani ambil resiko secara bertanggungjawab, memiliki visi dan misi yang jelas, berusaha menyelaraskan kata dan tindakan serta membangun manajemen yang semakin baik. Pada dasarnya kepemimpinan dimulai dari diri sendiri sehingga lebih efektif dalam mempengaruhi anggota. Jika situasi kepemimpinan sekarang seperti tersebut di atas, maka dalam pembinaan pun perlu mendengarkan harapan-harapan formandi dan memberi 130 kebebasan secara demokratis dalam proses pembinaan sejauh mendukung proses penanaman nilai-nilai rohani dan spiritualitas Kongregasi. Prinsip kepemimpinan yang dimulai dari diri sendiri menuntut kesadaran para pemimpin untuk senantiasa berusaha memberikan keteladanan yang baik dalam hidup konkret sehingga lebih mudah memberi pengaruh kepada anggota dalam mencapai perwujudan visi dan tujuan yang hendak dicapai bersama. 6 Spiritualitas Pendiri Berdasarkan jawaban dari para responden mengenai spiritualitas pendiri yang ditanyakan diperoleh jawaban bahwa responden memahami sebagaimana harapan para pendahulu dan berusaha diwujudkan dalam situasi zaman sekarang yang terus berubah tanpa mengurangi atau pun menghilangkan nilai dasar keutamaan sebagaimana diwariskan oleh pendiri Kongregasi. b. Usulan Tema dan Tujuan Pembinaan Di bawah ini adalah beberapa tema dan tujuan pembinaan yang penulis ajukan, yakni: Tema Umum: Mewujudkan nilai-nilai spiritualitas Moeder Rosa de Bie dalam situasi zaman kini. Tujuan Umum: agar para formandi mampu memaknai dan mewujudkan nilai-nilai spiritualitas pendiri dalam situasi zaman masa kini. Tema 1 : Membangun sikap tobat secara terus-menerus. Tujuan 1 : agar formandi semakin terbuka akan kasih Yesus melalui SabdaNya dalam Kitab Suci, sehingga semakin mampu membangun sikap tobat sebagai perwujudan pembaharuan hidup 131 sebagai religius peniten rekolek berkat pembaptisan yang telah diterima dalam hidup sehari-hari. Tema 2 : Mengembangkan sikap hidup sederhana dan bijaksana di era globalisasi. Tujuan 2 : agar formandi memiliki sikap hidup sederhana dan bijaksana di era globalisasi yang banyak memberikan tawaran yang menggiurkan melalui berbagai fasilitas yang tersedia. Tema 3 : Meningkatkan komunikasi langsung secara terbuka, mendalam dan berkualitas dalam menjalani panggilan Tuhan. Tujuan 3 : agar formandi senantiasa mengembangkan komunikasi langsung diantara sesama saudari sepanggilan dalam satu Kongregasi secara terbuka, mendalam dan berkualitas sehingga tercipta tradisi sehat saling mendengarkan, memahami dan meneguhkan pergulatan setiap pribadi dengan saling mendukung untuk setia dalam menjalani panggilan Tuhan. Tema 4 : Mencintai Yesus dengan melayani sesama, teristimewa yang KLMTD dengan sepenuh hati. Tujuan 4 : agar formandi semakin mencintai Yesus dalam seluruh hidupnya dengan melayani sesama, teristimewa yang KLMTD dengan sepenuh hati sebagai perwujudan kemurnian cintanya kepada Kristus sendiri. 132 c. Penjabaran Program Tema Umum: Mewujudkan nilai-nilai spiritualitas Moeder Rosa dei Bie dalam situasi zaman kini. Tujuan Umum: agar para formandi mampu memaknai dan mewujudkan nilai- nilai spiritualitas pendiri dalam situasi zaman masa kini. Tabel IV.1. Penjabaran Program Pembinaan N o Tema Tujuan Materi Metode Sarana Sumber Bahan 1 Membangun sikap tobat secara terus-menerus. Agar formandi semakin terbuka akan kasih Yesus melalui Sabda-Nya dalam Kitab Suci, sehingga semakin mampu membangun sikap tobat sebagai perwujudan pembaharuan hidup sebagai religius peniten rekolek berkat pembaptisan yang telah diterima dalam hidup sehari-hari. - Kesaksian pertobatan seorang tokoh. - Meneladan semangat pertobatan Nikodemus. - Membangun semangat metanoia secara terus-menerus. - Nonton film “Pertobatan Eddy Sapto” - Sharing kelompok - Diskusi kelompok - Refleksi pribadi - Tanya- jawab - Informasi - AD OFR - Konstitusi - Teks Yoh. 3: 1– 8. - Teks lagu :“O Roh Kudus Ilahi “ ”Curahkan Rahmat” - Lap top - LCD - Flasdish - Lilin dan salib - AD psl 2 art. 6 - Konst. psl 4 - Yoh 3: 1- 8. - Darmawijaya, St. 1988. Pesan Injil Yohanes . Yogyakarta: Kanisius. Hal: 50. - Dianne Bergant Robert J. Karris. 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: 133 Kanisius. Hal: 167. - Wesley, Brill. 1990. Tafsir Injil Yohanes . Bandung: Kalam Hidup. Hal: 43 – 45. 2 Mengembangkan sikap hidup sederhana dan bijaksana di era globalisasi. agar formandi memiliki sikap hidup sederhana dan bijaksana di era globalisasi yang banyak memberikan tawaran yang menggiurkan dalam berbagai fasilitas yang tersedia. - Belajar dan meneladan hidup sederhana dari keluarga sederhana. - Membangun semangat hidup sederhana. - Memupuk spiritualitas penyerahan diri kepada penyelenggaraan Ilahi. - Nonton film”Kentuc ky ala Karte” - Sharing kelompok - Diskusi kelompok - Refleksi pribadi - Tanya- jawab - Informasi - AD OFR - Konstitusi - Teks Mat 6: 25– 34. - Teks lagu :“Cintailah sesamamu” ”Ajarilah kami Tuhan bahasa cinta kasih” - Lap top - LCD - Lilin salib. - AD psl 6 art. 21 - Konst. psl 21 - Dianne Bergant Robert J. Karris. 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. 134 3 Meningkatkan komunikasi langsung secara terbuka, mendalam dan berkualitas dalam menjalani panggilan Tuhan. agar formandi senantiasa mengembangkan komunikasi langsung diantara sesama sepanggilan dalam satu Kongregasi secara terbuka, mendalam dan berkualitas sehingga tercipta tradisi sehat saling mendengarkan, memahami dan meneguhkan pergulatan setiap pribadi agar setia dalam menjalani panggilan Tuhan. - Membangun budaya komunikasi yang terbuka dan utuh. - Menemukan kehendak Tuhan dalam komunikasi personal yang berkualitas. - Permainan “sambung kata” - Sharing kelompok - Diskusi kelompok - Refleksi pribadi - Tanya- jawab - Informasi - Konstitusi - Teks Yoh. 4: 1– 42. - Teks lagu :“Dengar Dia panggil nama saya juga namamu “ ”Bangun dunia baru” - Lilin dan salib - Konst. psl 46 - Darmawijaya, St. 1988. Pesan Injil Yohanes . Yogyakarta: Kanisius. Dianne Bergant Robert J. Karris. 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. 4 Mencintai Yesus dengan melayani sesama, teristimewa yang KLMTD sepenuh hati. agar formandi semakin mencintai Yesus dalam seluruh hidupnya dengan melayani sesama, teristimewa yang KLMTD sepenuh hati sebagai perwujudan kemurnian cintanya kepada Kristus sendiri. - Meneladan semangat pelayanan dari Bunda Teresa dari Kalkuta. - Menemukan Yesus dalam pelayanan kepada sesama yang KLMTD. - Menjadi tempat pengungsian bagi sesama yang menderita. - Nonton film”Bunda Teresa” - Sharing kelompok - Diskusi kelompok - Refleksi pribadi - Tanya jawab - Informasi - AD OFR - Konstitusi - Teks Mrk 9: 33– 37. - Teks lagu :“ “Melayani lebih sungguh Yang kau perbuat bagi saudara-Ku” - Lilin dan salib - AD psl 5 art. 19 - Konst. psl 51 - Dianne Bergant Robert J. Karris. 2002. Tafsir Alkitab PB. Yogyakarta: Kanisius. 135 d. Pengertian Katekese Umat dan Model Katekese Shared Christian Praxis SCP Pengertian katekese umat adalah komunikasi iman atau tukar pengalaman iman antara anggota jemaah. Melalui kesaksian iman, para peserta saling membantu sedemikian rupa, sehingga iman masing-masing diteguhkan dan dihayati secara sempurna. Tekanan utama katekese umat adalah penghayatan iman namun pengetahuan tidak dilupakan Komkat KWI, 1995: 11. Ada banyak macam model katekese, salah satunya adalah model Shared Christian Praxis SCP. Katekese model SCP menekankan proses katekese yang bersifat dialogal yang bermaksud mendorong peserta, berdasarkan konfrontasi antara ”tradisi” dan ”visi” hidup mereka dengan ”Tradisi” dan ”Visi” Kristiani, agar baik secara pribadi maupun bersama, mampu mengadakan penegasan dan mengambil keputusan demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam kehidupan manusia yang terlibat dalam dunia Sumarno, 2011: 14. e. Contoh Satuan Program SP Contoh Satuan Program ini disajikan dalam bentuk katekese umat model pengalaman hidup, yakni model Shared Christian Praxis SCP:

A. IDENTITAS

a Tema : Membangun sikap tobat secara terus-menerus b Tujuan : peserta semakin terbuka akan kasih Yesus melalui SabdaNya dalam Kitab Suci, sehingga semakin mampu membangun sikap tobat sebagai perwujudan pembaharuan hidup sebagai religius peniten rekolek berkat pembaptisan 136 yang telah diterima dalam hidup sehari-hari. c Peserta : para suster yunior SFS. d Tempat : komunitas Sukabumi e Waktu : 17.00 – 18.30 f Model : Shared Christian Praxis g Metode : Nonton film “Pertobatan Eddy Sapto” Sharing kelompok Diskusi kelompok Refleksi pribadi Tanya-jawab Informasi h Sarana : Teks Yoh. 3: 1– 8. Teks lagu :“O Roh Kudus Ilahi “ ”Curahkan Rahmat” Lap top LCD Flasdish Lilin dan salib i Sumber Bahan: AD psl 2 art. 6 Konst. psl 4 Yoh 3: 1- 8. 137 Darmawijaya, St. 1988. Pesan Injil Yohanes. Yogyakarta: Kanisius. Hal: 50. Dianne Bergant, CSA Robert J. Karris, OFM. 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. Hal: 167. Wesley, Brill. 1990. Tafsir Injil Yohanes. Bandung: Kalam Hidup. Hal: 43 – 45.

B. PEMIKIRAN DASAR

Kenyataan dalam hidup sehari-hari, meskipun kita sudah dilahirkan kembali melalui pembaptisan yang kita terima bahkan telah menjadi seorang religius, kita sebagai manusia lemah masih sering berbuat salah dan dosa. Dengan penuh kesadaran sebagai seorang Kristiani religius Fransiskan peniten rekolek, kita ingin selalu membangun sikap tobat; namun hal ini tidak mudah kita wujudkan dalam hidup sehari-hari. Pengalaman Nikodemus dalam Injil Yohanes 3:1-8, mengibaratkan semua orang yang belum dilahirkan kembali. Nikodemus datang kepada Yesus pada waktu malam yang gelap, melambangkan kurangnya sinar iman. Nikodemus seorang yang percaya kepada Allah, ia taat kepada Taurat dan berkelakuan baik. Ia seorang pemimpin agama Yahudi yang sopan, namun ia merasa belum jelas mengenai kebenaran, maka ia bertanya kepada Tuhan Yesus tentang kebenaran itu. Yesus menjelaskan kepada Nikodemus, bahwa orang harus dilahirkan kembali melalui air dan Roh, sehingga dapat melihat Kerajaan Allah. Manusia yang adalah gambar Allah dijadikan sebagai pribadi yang mempunyai tubuh, jiwa dan roh. 138 Manusia mempunyai pikiran yang penuh dengan pengetahuan, dan hati yang mampu mengasihi. Manusia mempunyai roh, yakni yang terutama di dalam diri manusia. Karena roh itulah, manusia menjadi tempat kediaman Allah. Kita dapat menjalani hidup jasmani ini karena dilahirkan dari daging; juga kita akan mendapatkan kehidupan bagi roh, bila kita dilahirkan kembali. Karena Yesus sendiri berkata:”Kamu harus dilahirkan kembali.” Hendaknya kita sebagai seorang yang telah dibaptis, membangun sikap tobat secara terus-menerus seperti yang ajaran St. Fransiskus dalam Anggaran Dasar demi mencapai tujuan hidup suci seperti tertulis dalam konstitusi kita sehingga rahmat pembaptisan selalu kita perbaharui. Dari pertemuan ini kita berharap akan semakin mampu membuka hati akan kasih Yesus, melalui SabdaNya dalam Kitab Suci. Dengan demikian kita semakin mampu membangun sikap tobat sebagai orang-orang Kristiani yang telah dilahirkan kembali dalam pembaptisan, sebagai perwujudan pembaharuan hidup kita.

C. PENGEMBANGAN LANGKAH-LANGKAH

1. Pembukaan

a. Pengantar Para saudari yang terkasih dalam Tuhan Yesus, kita berkumpul di tempat ini karena kasih Yesus kepada kita, yang telah melahirkan kita kembali sebagai manusia baru melalui pembaptisan yang dianugerahkan kepada kita. Melalui pembaptisan itu, kita disucikan. Namun dalam perjalanan hidup, kita tidak 139 selamanya mampu menjaga kesucian itu karena kita sebagai manusia lemah sering jatuh dalam salah dan dosa. Oleh karena itu, selayaknya kita terus-menerus membangun sikap tobat, dengan mau membuka hati menerima kasih Yesus. Dalam pertemuan ini, kita berharap agar kita semakin dimampukan untuk selalu membuka hati akan kasih Yesus melalui SabdaNya dalam Kitab Suci dengan membaca dan merenungkannya. b. Lagu pembukaan: Puji Syukur No. 570 bait 1- 2 “O Roh Kudus Ilahi” c. Doa pembukaan: Tuhan Yesus yang penuh kasih, kami bersyukur kepadaMu atas anugerah pembaptisan yang Kau curahkan kepada kami. Engkau berkenan melahirkan kami kembali sebagai manusia baru, namun karena kelemahan manusiawi kami, kami sering berbuat salah dan dosa dalam hidup kami. Saat ini kami akan merenungkan dan merefleksikan, sejauh mana kami sungguh menghayati panggilanMu sebagai seorang Kristiani yang telah Engkau lahirkan kembali dalam pembaptisan. Bimbinglah kami agar semakin mampu membuka hati terhadap kasihMu melalui SabdaMu dalam Kitab Suci; agar kami semakin mampu membangun sikap tobat dalam hidup sehari-hari. Kami persembahkan segala pembicaraan kami pada saat ini kepadaMu, berkenanlah Engkau memberkati dan menyemangati kami dalam pendalaman iman kami ini. Demi Kristus penyelamat kami yang hidup dan berkuasa sekarang dan selama-lamanya. Amin.

2. Langkah I: Mengungkap pengalaman hidup peserta

a. Pendamping memutarkan film kesaksian pertobatan “Edy Sapto”.

Dokumen yang terkait

Peranan hidup doa dalam meningkatkan kecerdasan spiritual para suster yunior Kongregasi Suster-Suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 1 189

Hubungan timbal balik antara doa dan semangat peniten rekolek menurut spiritualitas Suster Fransiskan Sukabumi.

0 6 141

Penataan Sistem Informasi Akuntansi dan Tata Kelola Lembaga Nirlaba di Kongregasi Suster Fransiskan Sukabumi. - Unika Repository

0 0 66

DESKRIPSI TINGKAT KEBERMAKNAAN HIDUP SUSTER-SUSTER YUNIOR KONGREGASI FRANSISKANES SANTA ELISABETH (FSE) TAHUN 2004 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

0 0 86

Makna spiritualitas cinta kasih bagi para suster yunior Kongregasi Suster Cinta Kasih Putri Maria dan Yosef Provinsi Indonesia tahun 2011 - USD Repository

0 0 179

Pembinaan hidup religius para suster yunior kongregasi suster-suster Fransiskanes Sibolga dalam proses pematangan pribadi berdasarkan nilai-nilai spiritualitas Santo Fransiskus Asisi - USD Repository

0 5 142

Penghayatan spiritualitas pelayanan Santo Fransiskus Assisi untuk kesaksian hidup injili masa sekarang, para suster Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia (KSFL) Pematangsiantar - USD Repository

0 1 140

Pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior dan yang berkaul kekal lima tahun ke bawah Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia Pematangsiantar - USD Repository

0 0 137

Upaya kontekstualisasi spiritualitas pendiri implikasinya bagi pembinaan suster-suster yunior Kongregasi Suster Fransiskan Sukabumi - USD Repository

0 0 222

HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA DOA DAN SEMANGAT PENITEN REKOLEK MENURUT SPIRITUALITAS SUSTER FRANSISKAN SUKABUMI

0 0 139