139
selamanya mampu menjaga kesucian itu karena kita sebagai manusia lemah sering jatuh dalam salah dan dosa. Oleh karena itu, selayaknya kita terus-menerus
membangun sikap tobat, dengan mau membuka hati menerima kasih Yesus. Dalam pertemuan ini, kita berharap agar kita semakin dimampukan untuk selalu
membuka hati akan kasih Yesus melalui SabdaNya dalam Kitab Suci dengan membaca dan merenungkannya.
b. Lagu pembukaan: Puji Syukur No. 570 bait 1- 2 “O Roh Kudus Ilahi”
c. Doa pembukaan:
Tuhan Yesus yang penuh kasih, kami bersyukur kepadaMu atas anugerah pembaptisan yang Kau curahkan kepada kami. Engkau berkenan melahirkan kami
kembali sebagai manusia baru, namun karena kelemahan manusiawi kami, kami sering berbuat salah dan dosa dalam hidup kami. Saat ini kami akan merenungkan
dan merefleksikan, sejauh mana kami sungguh menghayati panggilanMu sebagai seorang Kristiani yang telah Engkau lahirkan kembali dalam pembaptisan.
Bimbinglah kami agar semakin mampu membuka hati terhadap kasihMu melalui SabdaMu dalam Kitab Suci; agar kami semakin mampu membangun sikap tobat
dalam hidup sehari-hari. Kami persembahkan segala pembicaraan kami pada saat ini kepadaMu, berkenanlah Engkau memberkati dan menyemangati kami dalam
pendalaman iman kami ini. Demi Kristus penyelamat kami yang hidup dan berkuasa sekarang dan selama-lamanya. Amin.
2. Langkah I: Mengungkap pengalaman hidup peserta
a. Pendamping memutarkan film kesaksian pertobatan “Edy Sapto”.
140
b. Penceritaan kembali isi cerita.
Pendamping meminta seorang peserta untuk menceritakan kembali isi pokok dari kisah pertobatan Edy Sapto.
c. Isi pokok dari kisah tersebut adalah:
Kisah film kesaksian Edy Sapto, seorang Kristen Protestan yang bekerja sebagai penyalur narkoba juga sebagai pembunuh bayaran berdarah dingin, sejak
tahun 1978. Setiap ia melakukan pembunuhan tidak merasa bersalah, semua dirasa biasa saja. Masuk dan keluar penjara dianggap hal biasa. Edy Sapto selalu
tenang menghadapi hidup di balik jeruji, karena berdasarkan pengalamannya, ia merasa sangat mudah untuk proses pembebasan dirinya. Ia tinggal meminta
seorang teman dekatnya untuk menjualkan sebagian hartanya guna menebus dirinya agar dibebaskan dari penjara. Dan demikianlah untuk kesekian kalinya
berjalan lancar. Namun suatu ketika, pada tahun 1983, ia masuk penjara lagi. Seperti biasa, ia meminta seorang teman untuk menjualkan mobil dan rumahnya
guna membebaskan dirinya dari hukuman penjara. Namun teman tersebut tidak pernah datang ke penjara lagi dan uang pun hilang. Kali ini tak ada seorang teman
maupun anggota keluarganya yang memberi dukungan kepadanya. Ia mulai putus asa dan merasa kesepian. Lalu ia teringat sabda Tuhan dalam Kitab
Suci:”Datanglah kepadaKu, hai engkau yang berbeban berat, maka engkau akan mendapatkan kelegaan dari padaKu”. Mulai saat itu, ia sadar bahwa ternyata
masih ada Pribadi yang mengasihi dirinya, maka ia kembali kepada Tuhan Yesus. Ia mulai membaca Sabda Tuhan dalam Kitab Suci setiap saat di balik jeruji. Dari
situ ia mulai merasakan betapa kasih Yesus tidak pernah berubah. Hati Edy Sapto
141
mulai terbuka dan menyadari betapa ia telah berbuat dosa, maka ia mulai membangun niat untuk bertobat dan kembali menjadi seorang Kristiani dengan
semangat yang baru, dengan kesaksian hidupnya yang baik, maka waktu hukumannya dikurangi dan akhirnya dibebasakan pada tahun 1984. Setelah ia
bebas dari penjara, ia menjadi aktifis Gereja, melayani Tuhan dan sesama. d.
Pengungkapan pengalaman: peserta diajak untuk mendalami film tersebut dengan tuntunan beberapa pertanyaan:
1 Tantangan apa yang dialami oleh Edy Sapto dalam membangun sikap tobat?
2 Ceritakan pengalaman saudari-saudari dalam menghadapi tantangan dalam
membangun sikap tobat? e.
Contoh arah rangkuman: Membangun sikap tobat terus-menerus tidaklah mudah. Ada saja tantangan
yang muncul baik dari dalam diri kita sendiri maupun dari pihak luar. Dari dalam diri antara lain: kurang tegas terhadap komitmen diri, terlalu mudah memaafkan
diri sendiri, dan memaklumi kesalahan diri sendiri. Tantangan dari luar antara lain: sulit menolak ajakan teman, mudah tergiur iklan, terbawa arus lingkungan,
dan sebagainya. Namun dengan jatuh bangun, penuh kesadaran dan kemauan serta karena pertolongan Roh Kudus, kita berusaha secara terus-menerus membangun
sikap tobat dalam hidup sehari-hari.
3. Langkah II: Mendalami pengalaman hidup peserta
a. Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman dengan dibantu
pertanyaan sebagai berikut: