70
c. Uji Objektivitas
Objektivitas berkenaan dengan derajat kesepakatan atau interpersonal agreement
antar banyak orang terhadap suatu data. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang
dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti Sugiyono, 2010: 118. Supaya memperoleh data yang obyektif agar dapat
valid, maka peneliti melibatkan beberapa suster pimpinan komunitas dan pimpinan karya sebagai teman sejawat dalam penelitian ini.
2. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono 2010: 89 analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
71
BAB IV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini diuraikan pembahasan penelitian yang meliputi temuan dalam penelitian, pembahasan hasil temuan dalam penelitian, kontekstualisasi
spiritualitas pendiri implikasinya bagi pembinaan suster-suster yunior Kongregasi SFS dan keterbatasan penelitian.
A. HASIL TEMUAN
1. Temuan Umum
a. Situasi umum komunitas-komunitas cabang Kongregasi SFS
Kongregasi Suster Fransiskan Sukabumi dirintis oleh para suster misionaris dari Kongregasi Peniten Rekolek Bergen op Zoom BOZ yang tiba di Indonesia
pada 13 April 1933, dan mandiri dari Kongregasi induk di Bergen op Zoom, Belanda pada tanggal 16 April 1996, sebagai Kongregasi tingkat Keuskupan.
Kongregasi SFS membuka komunitas cabang dan karya pelayanan di desa-desa dan kota-kota kecil di kabupaten maupun di kota madya.
Secara umum situasi komunitas terkesan akrab dan hangat serta ada perhatian dari yang muda terhadap yang lebih tua meski tidak semuanya. Terdapat
satu komunitas yang sangat mencolok jumlah suster mudanya yang cukup banyak namun justru kurang menaruh perhatian terhadap para suster yang lebih tua. Juga
terkesan para suster muda kurang peka dalam berinisiatif melayani persaudaraan dalam kebersamaan, misalnya saat makan bersama justru para suster yang lebih