38
No Bidang
Studi Fokus
Masalah SumberPenyebab Masalah
2 Matematika
aktivitas belajar siswa
rendah dan berakibat
menurunkan kemampuan
berpikir siswa.
rendahnya prestasi
belajar siswa untuk mata
pelajaran matematika
pengetahuan awal siswa yang masih kurang
antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sangat rendah
lemahnya interaksi yang berlangsung selama kegiatan pembelajaran
hanya beberapa siswa berdiskusi dengan siswa
lainnya dalam
menghadapi masalah matematika
terdapat kesenjangan
kemampuan matematika yang sangat mencolok antara
siswa yang pandai dan kurang pandai siswa yang memiliki kemampuan
matematika yang tinggi tidak mau mengajarkan teman-teman yang memiliki
kemampuan matematika rendah
sebagian besar atau 75 siswa tidak berani atau malu dalam bertanya,
menjelaskan mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas.
guru lebih sering menerapkan pembelajaran yang masih terpusat pada
guru, dimana guru lebih aktif sedangkan siswa hanya sebagai penerima materi
saja.
2. Menentukan Alternatif SolusiTindakan Perbaikan
Setelah masalah ditemukandipilih dan kemudian dianalisis kemungkinan penyebab dan alternatif pemecahannya, maka tugas guru peserta selanjutnya
adalah menyusun rencana tindakan. Rencana tindakan dimaksudkan untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran sebelumnya yang dirasakan oleh guru
peserta kurang berhasil atau menghadapi beberapa masalah. Akibatnya adanya masalah tersebut menyebabkan tujuan pembelajaran kurang atau tidak tercapai.
Perencanaan tindakan perbaikan dilakukan guru peserta dengan merinci langkah-langkah strategis apa yang akan dilakukan guru peserta dalam rangka
tindakan perbaikan bagi masalah yang telah dipilih,
39
Modul Matematika SMA
termasuk di dalamnya adalah guru mempersiapkan rencana proses belajar mengajar perbaikan yang akan dilaksanakan dalam siklus penelitian tindakan
kelas. Rencana proses belajar mengajar perbaikan seyogyanya menggambarkan perbedaan dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang sekarang berjalan dan
bermasalah, serta perbaikan yang diharapkan dapat dicapai. Solusi harus bersifat inovatif. Dalam hal ini, inovatif perlu diberikan makna yang
lebih luas dari penciptaan sendiri kreasi. Inovasi dapat diartikan sebagai a
adopsi, yaitu menggunakan tanpa perubahan teori-teori yang telah ada. Peneliti hanya menggunakan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi; b adaptasi,
yaitu peneliti menggunakan teori-teori yang telah dikembangkan oleh orang lain dengan melakukan perubahan-perubahan disesuaikan dengan kebutuhan dan
situasi penelitian; dan c kreasi, yaitu peneliti menciptakan sendiri solusi-solusi
pembelajaran. Kreasi merupakan inovasi yang paling tinggi dan menuntut kepakaran dan kreativitas yang tinggi untuk mampu menciptakan solusi
pembelajaran. Bagi peneliti pemula, bisa memulai dengan inovasi pada tingkat adopsi dan adaptasi dulu baru sedikit demi sedikit menuju inovasi yang bersifat
kreatif. Penentuan solusi dapat dilakukan melalui a kolaborasi antara guru dengan guru, guru dengan dosen atau pakar pendidikan lainnya, b kajian teori-
teori pembelajaran, c hasil-hasil penelitian, dan d hasil refleksi diri mengenai pengalaman menjadi guru.
Dalam hal ini, alternatif solusitindakan perbaikan dapat berupa: 1 Teori Belajar:
Humanisme, Behaviorisme,
Kognitivisme, Konstruktivisme; 2
Pendekatan pembelajaran: CBSA, CTL, Cooperative Learning CL; 3 Model pembelajaran: Problem Based Learning, Discovery Learning, Project Based
Learning; 4 Strategi pembelajaran: Inquiry, Mastery Leaning; 5 Metode pembelajaran: Ceramah, Diskusi, Penugasan, Studi Kasus, CALL, Demonstrasi,
Praktikum, dll.; 6 Teknik pembelajaran: Remedial Teaching, Pengayaan, Tanya Jawab; dan 7 Media pembelajaran: Hand Out, LKS, Buku Ajar, Audio Visual,
Audio Lingual, dll. Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
40
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun tentang Standar Proses, model pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah
model pembelajaran Inkuiri Inquiry Based Learning, model pembelajaran Discovery Discovery Learning, model pembelajaran berbasis projek Project
Based Learning, dan model pembelajaran berbasis permasalahan Problem Based Learning.
a. Model Inquiry Learning Model pembelajaran Inkuiri biasanya lebih cocok digunakan pada pembelajaran
matematika, tetapi mata pelajaran lainpun dapat menggunakan model tersebut asal sesuai dengan karakteristik KD atau materi pembelajarannya. Langkah-
langkah dalam model inkuiri terdiri atas: 1 ObservasiMengamati berbagi fenomena alam. Kegiatan ini memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta atau fenomena dalam mata pelajaran tertentu.
2 Mengajukan pertanyaan tentang fenomana yang dihadapi. Tahapan ini melatih peserta didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui kegiatan menanya baik
terhadap guru, teman, atau melalui sumber yang lain. 3 Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban. Pada tahapan ini peserta
didik dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
4 Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan, sehingga pada kegiatan tersebut peserta didik dapat memprediksi
dugaan atau yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan.
5 Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan
hasil temuannya.