107
Modul Matematika SMA
afektif dan psikomotorik. Adapun dalam penelitian ini, hasil belajar yang dimaksud adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti
pembelajaran berupa skor setelah mengikuti tes evaluasi pada pembelajaran trigonometri dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Game Tournament TGT.
5. Model Pembelajaran Kooperatif
Slavin 2014: 4-8 berpendapat model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang diatur dengan posisi para siswa duduk
dalam kelompok beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Anggota tim dipilih secara heterogen yang
berarti tidak memandang jenis kelamin, ras, etnik maupun latar belakang. Setiap kelompok terdiri atas siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan
rendah. Salah satu alasan bahwa pembelajaran kooperatif itu penting karena tumbuhnya kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk
berpikir,
menyelesaikan masalah,
dan mengintegrasikan
serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahun yang dimiliki melalui
kelompok belajar. Huda 2014: 111-114 menambahkan salah satu alasan yang
mendasari perkembangan model pembelajaran kooperatif ialah pembelajaran dengan bekerja sama akan meningkatkan motivasi yang
jauh lebih besar daripada melalui lingkungan kompetisi secara individual. Kelompok belajar kooperatif memiliki pengaruh yang lebih besar
daripada kelompok yang dibentuk secara berpasangan. Perasaan saling mempercayai, menurut mereka dapat menghasilkan energi yang positif.
Ada beberapa tipe dari model pembelajaran kooperatif seperti Team Assisted Individualization TAI, Student Team Achievement Division
STAD, Numbered Head Together NHT, Team Game Tournament TGT, Jigsaw, Think Pair Sare TPS, Time Token, Make a Match dan lain
sebagainya. Dalam penelitian ini digunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament TGT.
Berikut dijelaskan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif seperti pada tabel di bawah Turmuzi, 2012: 124 :
Tabel 2.1 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif
No. Langkah-langkah
Tingkah Laku Guru 1.
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Pengajar menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingi dicapai dan
memotivasi siswa belajar
2. Menyajikan informasi
Pengajar menyajikan informasi pada siswa dengan jalan demonstrasi atau
lewat bahan bacaan
3. Mengorganisasi siswa
ke dalam kelompok- Pengajar menjelaskan pada siswa
bagaimana caranya membentuk
108
Lampiran
No. Langkah-langkah
Tingkah Laku Guru kelompok belajar
kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien
4. Membimbing kelompok
bekerja dan belajar Pengajar membimbing kelompok
belajar pada saat siswa mengarjakan tugas
5. Evaluasi
Pengajar mengevaluasi hasil belajar tetang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
6. Memberikan
penghargaan Pengajar mencari cara-cara untuk
menghargai upaya maupun hasil belajat individu dan kelompok
6. Model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament TGT a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game
Tournament TGT
Team Game Tournament TGT merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dikembangkan untuk membantu siswa
mereview dan menguasai materi pembelajaran. TGT berhasil meningkatkan
skill-skill dasar,
pencapaian, interaksi
positif antarsiswa, harga diri, dan sikap penerimaan pada siswa-siswa yang
berbeda. Dalam TGT, setiap siswa ditempatkan dalam satu kelompok yang terdiri dari siswa berkemampuan rendah, sedang dan tinggi.
Setiap anggota ditugaskan untuk mempelajari materi serta mengerjakan soal pada Lembar Kegiatan berupa LLS terlebih dahulu
bersama anggota kelompok. Selain pemberian Lembar Kegiatan, diberikan juga Lembar Jawaban yang berisi jawaban secara singkat
agar siswa dapat mencocokkan hasil pekerjaannya dengan jawaban yang ada pada Lembar Jawaban. Setelah itu mereka diuji secara
individu melalui game akademik. Nilai yang mereka peroleh dari game akan menentukan skor kelompok mereka masing-masing Huda,
2014: 197.
Slavin 2015: 13 menambahkan setiap mingu dalam TGT, siswa akan memainkan game akademik dengan anggota kelompok lain
untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Siswa memainkan game ini pada meja turnamen , dimana semua peserta dalam satu
meja turnamen adalah para siswa yang memiliki nilai matematika terakhir sama. Sebuah prosedur menggeser kedudukan membuat
permainan ini cukup adil. Peraih skor tertinggi akan mendapat skor 60 point untuk timnya, tanpa menghiraukan dari meja mana ia
mendapatkannya. Ini berarti bahwa mereka yang berprestasi rendah bermain dengan yang berprestasi rendah juga dan yang berprestasi
tinggi bermain dengan yang berprestasi tinggi keduanya memiliki