334
Zat warna Rapidogen dilarutkan dengan alkali agar naftol larut menjadi naftolat, berikutnya dalam pengasaman, senyawa diazoamino kembali berubah menjadi
senyawa diazonium yang aktif dan bereaksi kopling dengan senyawa naftolat.
Tidak seperti halnya zat warna Rapid Fast, dalam proses pembangkitan, zat warna Rapidogen memerlukan kondisi asam yang lebih kuat.
Pasta cap dapat dipersiapkan sebagai berikut : - Zat warna Rapidogen
50 g - Soda kostik 38
Be 25 g
- TRO 30 g
- Pengental starch-tragacant
500 g
- Air x g
_______ Jumlah
1.000 g
Setelah pencapan dan pengeringan, pembangkitan dapat dilakukan dengan beberapa metoda sebagai berikut :
1. Benam peras larutan asam
Asam asetat 50 20 mll
Asam formiat 85 5 mll
Garam glauber 25 mll
Pengerjaan dilakukan pada temperatur 80 C selama 20 detik. Kemudian
proses penganginan selama beberapat waktu untuk memberi kesempatan senyawa-senyawa bereaksi sempurna membentuk hasil akhir pigmen naftol.
Selanjutnya proses pembilasan, penyabunan pada temperatur mendidih, pencucian dan pengeringan.
2. Pengukusan dengan uap panas Pengukusan dengan menggunakan uap asam pada temperatur 100 – 102
C selama 5 menit. Kemudian proses pembilasan, penyabunan pada temperatur
mendidih, pencucian dan pengeringan. 3. Pengukusan dengan uap netral
Sebelum dilakukan pencapan, terlebih dahulu kain dibenam peras dengan larutan yang mengandung zat pembangkit asam amonium asetat, oksalat,
dsb dan dikeringkan. Selanjutnya dicap dengan pasta cap zat warna Rapidogen, dikeringkan dan dilakukan pengukusan dengan uap netral pada
temperatur 100-102
C. Dalam pengukusan garam amonium mengurai menjadi asam organik dan gas amonia, pengasahan di daerah motif terjadi dan
komponen diazoamino berubah menjadi garam diazonium yang aktif sehingga terjadi kopling dengan adanya naftolat membentuk pigmen azo.
10.5. Pencapan
Serat
Sintetik
10.5.1. Pencapan Kain Poliester
Di unduh dari : Bukupaket.com
335
Kain poliester sebelum dikerjakan pencapan perlu dilakukan proses persiapan, seperti penghilangan kanji dan pemasakan untuk menghilangkan kanji dan
pelumas atau kotoran lain, kemudian dikerjakan proses pemantapan panas heat setting
untuk memperoleh kestabilan dimensi kain serta memperoleh kain yang permukaannya rata. Apabila diperlukan dapat dikerjakan proses
pemutihan optik lebih dahulu atau dilakukan pencelupan dulu sebagai warna dasar muda.
Zat warna yang digunakan dan paling sesuai adalah zat warna dispersi. Zat warna ini memiliki sifat tahan luntur warna yang baik dan warnanya cerah. Zat
warna dispersi yang digunakan bermacam – macam dengan nama dagang masing-masing zat warna berbeda sehingga pemberian namanya biasanya
dengan mencantumkan nama, warna yang dihasilkan dan kode masing-masing zat warna.
Nama-nama dagang zat warna dispersi antara lain :
Dianic HRCF
Dianic Violet ARSFS Dyspanyl Black D2DF
Dyspanil Black D2GR Dyspanil
Navy D3GR
Dyspanil Yellow GG Foron Navy D3GR
Foron Scarlet 5BWFL Foron Brown 5LS
Miketon Yellow
5GF Coralene
3REL Navilene Black 5RL
Navilene Blue BGG Navilene Blue Yellow FFL
Navilene Gold Yellow GG Navilene Red 2B
Navilene Red B2L Palanil Yellow 5GLKF
Lumacton Blue BBLS Resdine
Blue Terasi
Blue BGG
Terasiul Bold Yellow 2 BS Violet
HBL DSB
Pengental yang digunakan harus mempunyai viskositas tertentu, daya lekat kuat, film terbentuk elastis, rata dan mudah dihilangkan. Pengental yang dipilih
tergantung kasa yang digunakan, metode fiksasi dan jenis kain. Pengental dengan kandungan zat padat tinggi
high solid content misalnya gom kristal
atau gom Inggris, akan memberikan batas motif yang tajam dan rata.
Di unduh dari : Bukupaket.com
336
Pengental dengan kandungan zat padat rendah low solid content misalnya natrium alginat atau
locust bean eter terbentuk film yang tipis dan mudah
dihilangkan dalam pencucian tapi motif kurang tajam. Saat ini banyak digunakan pengental campuran dengan eter kanji. Pengental semi emulsi
dapat juga digunakan tetapi memberikan ketajaman motif yang kurang. Selain itu dipakai pula pengental campuran eter kanji dan alginat.
Metoda Fiksasi
Metoda fiksasi yang dapat digunakan antara lain : 1 Pengukusan tekanan normal
Pada metode fiksasi pengukusan tekanan normal ini tidak diperlukan tekanan tinggi, dengan uap jenuh 100 – 102
C. untuk mendapatkan hasilyang rata dan baik digunakan zat warna dalam bentuk pasta dan ditambahkan carrier,
misalnya jenis orto atau para fenil fenol 30-60 gkg pasta cap. Waktu pengukusan selama 20 - 30 menit dengan pemilihan tingkat sublimasi rendah
zat warna dispersi. 2 Pengukusan tekanan tinggi
Pengerjaan fiksasi cara pengukusan bertekanan tinggi
high pressure steaming
2,5 – 3,0 Atm dengan temperatur 128
o
C – 130 C selama 20 - 30
menit dapat meningkatkan zat warna terfiksasi sampai 90 dengan pemilihan zat warna dispersi, yang tidak dapat diperoleh dengan suhu yang lebih rendah
dengan waktu lama khususnya untuk warna-warna tua. Pengerjaan dengan uap bertekanan tidak dapat dilakukan secara kontinyu. Zat warna dispersi
dengan sublimas cukup atau baik yang digunakan.
3 Pengukusan suhu tinggi Pengerjaan fiksasi cara pengukusan suhu tinggi untuk mendapatkan kecepatan
fiksasi zat warna yang tinggi. Pasta cap perlu ditambahkan urea untuk membantu pemindahanpenyerapan zat warna ke serat poliester. Kondensat
uap mengenai kain sehingga terjadi penggelembungan film pengental, tapi pengental tidak terbakar seperti fiksasi kering sehingga hasilnya pada cara ini
lebih lembut. Pengental dengan kandungan zat padat tinggi lebih dari 12 akan menyebabkan kesulitan penghilangan pengental dalam pencucian.
Campuran alginat dan eter kanji 4:1 dapat mencegah hal tersebut. Suhu pengerjaan antara 160 – 185
C selama 8 -1 menit, tergantung jenis zat warnanya sedangkan zat warna dispersi dengan sublimasi rendah tidak dapat
dipakai. 4 Udara panastermofiksasi
Pengerjaan fiksasi cra udara panas dapat dilakukan pada mesin stenter atau mesin lain. Suhu yang digunakan antara 180 – 210
C selama 120 40 detik. Zat warna dispersi yang digunakan dipilih dengan sublimasi tinggi dengan zat
warna terfiksasi antara 50 – 70. Untuk serat poliester yang berefek gelombang seperti poliester tekstur, fiksasi cara ini tidak dianjurkan sebab
dapat mengurangi efek gelombang tersebut satau suhu dibatasi antara 150 – 170
C. Dalam pasta cap dapat ditambahkan urea 10 dan disarankan menggunakan pengental emulsi.
Di unduh dari : Bukupaket.com
337
Contoh resep : Fiksasi pengukusan tekanan tinggi
Pasta pengental induk -
Locust beam 600 g
gum 15 -
CMC 10 200 g
- Carbaxy methyl
200 g Starch 10
Jumlah 1.000 g
Pasta cap -
Zat warna dispersi 1 – 200 g -
Air hangat 50 C 200
g -
Pengental induk 500 g
- Asam sitrat
1 – 3 g -
Natrium khlorat 2 – 5 g
- Anti busaperata
5 – 10 g -
Pelunak air 0 – 5g
- Balance
x g
Starch 10 Jumlah 1.000
g Zat warna dispersi dilarutkan atau didispersikan dalam air dan diaduk rata,
kemudian masukkan ke dalam pengental yang telah mengandung zat-zat pembantu lainnya. Donor asam asam sitrat diperlukan karena banyak zat
warna dispersi terpengaruh oleh kondisi alkali pada waktu fiksasi, pH pasta cap sekitar 5 – 6. Dianjurkan menggunakan Na dihidrogen fosfat karena tidak
menyebabkan korosi pada screen nikel dan cocok apabila digunakan pengental alginat. Kerusakan zat warna dapat dicegah dengan penambahan zat
pengoksidasi atau pencegah reduksi seperti natrium khlorat atau nitro benzena sulfonat. Balance adalah penambahan air atau pengental induk untuk
mengatur kekentalan pasta cap.
Urutan pengerjaan : Pencapan
Pengeringan Pengukusan tekanan tinggi 130
C selama 30 menit Cuci air dingin
Cuci air hangat 60 C
Cuci sabun dengan sabun 2 gl, suhu 70 C selama 5 – 10 menit. Untuk
warna tua dilakukan cuci reduksi reduction clearing dengan Na hidroksida 38
Be 2 – 4 mll, Na hidrosulfit 2 – 4 gl dan deterjen 1 mll. Suhu 50 – 70 C
selama 10 menit. Bilas air hangat 60
C. Bilas air dingin
Pengeringan
Di unduh dari : Bukupaket.com
338
Fiksasi pengukusan suhu tinggi Pasta pengetal induk
- Locust beam
550 g gum 12
- CMC 10
100 g -
Carbaxy methyl 200 g
Starch 10 -
Emulsi ow 150 g
Jumlah 1.000 g
Pasta cap -
Zat warna dispersi 1 – 200 g -
Air hangat 50 C 300
g -
Pengental induk 500 g
- Asam sitrat
1 – 3 g -
Natrium khlorat 2 g
- Anti busaperata
0 – 10 g -
Akselerator fiksasi 0 – 20 g
- Pelunak air
0 – 5g -
Balance x
g Starch 10
Jumlah 1.000 g
Diperlukan pemilihan zat warna yang dapat tersublim cepat, sangat hidrofob dan kurang sensitif terhadap perubahan suhu dan waktu pengukusan. Hal ini
untuk mengurani penodaan warna sewaktu proses fiksasi. Perlu digunakan zat pemercepat fiksasi khususnya untuk warna-warna tua. Natrium m-
nitrobensena sulfonat dapat pula digunakan sebagai pencegah reduksi zat warna. Penggunaan akselerator fiksasi, anti busa dan perata dapat dikurangi
apabila digunakan pengental emulsi ow. Dalam pasta cap dapat ditambahkan urea sebanyak 20. Penggunaan pengental emulsi dalam pengental induk
dapat membantu kecepatan pemindahan zat warna ke dalam serat poliester.
Urutan proses pengerjaan : Pencapan
Pengeringan Pengukusan suhu tinggi 160 - 180
C selama 10 - 3 menit Cuci air dingin
Cuci air hangat 60 C
Cuci sabun panas untuk warna muda, cuci reduksi untuk warna sedang dan tua.
Bilas air hangat 60 C.
Bilas air dingin Pengeringan
10.5.2. Pencapan Nilon