255
Sisi AB dan BC masing-masing disambung dengan kain biasa selebar 10-25 cm.
Kain pada sisi DA dipaku pada sisi rangka dengan paku atau nices. Demikian juga kasa pada sisi DC. Sisi kain penyambung AB digulung pada sepotong
kayu berpenampang bulat atau persegi panjang sambil ditarik sampai kain kasa tegang, kemudian kain kasa dipaku pada rangka. juga dikerjakan pada sisi kain
penyambung B”C’.
Akhirnya kain penyambung dilepas dan pinggir kasa dirapikan. Selanjutnya bagian yang diberi quick fixed dipoles dengan aseton sampai larut, sehingga
kain kasa dapat menempel pada rangka dengan kuat. Apabila dipakai rangka kayu beralur, pemasangannya tidak menggunakan paku,pines, neces, tetapi
dipergunakan batang kayu yang dimasukan dalam alur tersebut, keudian dipaku. Dapat juga rangka yang beralur pada pemasangan kasanya dipakai
neces dahulu, kemudian dikombinasi dengan batang yang dimasukan dalam alurnya. Cara kombinasi ini lebih mudah dan tegangan gasa kebih maksimal.
Untuk kasa yang dapat mengendor pada waktu basah, sebelum pemasangan harus dibasahi lebih dahulu dan dipasang dalam keadaan basah.
10.1.4.3.2.2. Pemasangan Kasa dengan Meja Penarik Stretching
Pemasangan kasa dengan cara ini lebih mudah dilakukan karena tidak memerlukan tenaga yang banyak seperti pada cara manual, benang–benang
kasa lebih lurus, dan tegangan kasa rata, mudah diatur, dan membutuhkan waktu relatif lebih singkat. Lihat gambar 9 – 23
10.1.4.4. Pembuatan PolaGambarDesain
Pembuatan desain merupakan bagian yang sangat penting bagi keberhasilan proses pencapan, desain dibuat harus memiliki seni dan dapat diterima oleh
pasarkonsumen. Pembuatan desain sangt rumit dan memerlukan suatu keahian khusus. Pembuatan desain untuk pencapan meliputi :
10.1.4.4.1. Pemilihan Gambar
Ketika membuat sutau perencanaan produksi pencapan bahan tekotil, desain dan kain harus dipilih terlebih dahulu, pemilihann jenis kain akan menentukan
pemakaian jenis zat warna dan proses pencapan yang dilakukan.
Desain dipilih harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti jenis produksi, peralatan pencapan, dan permintaan pasar. Jenis produksi misalkan desain
untuk pakaian priawanita, desain untuk pakaian anak-anak, desain untuk keperluan rumah tangga dan sebagainya. Pertimbangan lain yang tidak kalah
penting adalah jenis-jenis motif yang akan dibuat. Motif dalam pembuatan desain digolongkan menjadi :
Motif embose yaitu motif yang terdiri dari titik yang ditebalkan. Motif bloth yaitu motif yang terbuka.
Di unduh dari : Bukupaket.com
256
Motif line kontur yaitu motif yang berupa garis. Motif arsir yaitu motif yang terdiri dari garis-garis yang digabungkan.
Motif over print yaitu motif yang menumpang pada motif lain. Desain dibuat dalam bentuk desain tunggal ataupun dalam bentuk
pengulangan gambar raport, dalam hal ini peru diputuskan peralatan yang digunakan, yaitu dengan flat printing ataupun rotary printing karena berkaitan
denanlebar kasa flat screen dan diameter rotary screen.
Gambar 10 – 24 Pemasangan Screen dengan Alat Penarik
Keterangan : 1 dan 3 Rangka penarik
2 dan 4 Penjepit 5 Rangka kasa
10.1.4.4.2. Raport Gambar
Desain yang merupakan pengulangan gambar dibuat dalam bentuk raport, yaitu bagian gambar terkecil dari suatu desain yang dapat disambung ke
kanan, ke kiri, ke atas dan ke bawah dan tidak terlihat batas sambungannya lihat gambar 9 – 24 s.d. 9 – 26.
5
Di unduh dari : Bukupaket.com
257
Gambar 10 – 25 Raport Gambar Warna Kesatu
Gambar 10 – 26 Rapot Gambar Warna Kedua
Di unduh dari : Bukupaket.com
258
Gambar 10 – 27 Raport Gambar Warna Kesatu dan Dua
Cara pembuatan raport adalah dibuat sketsa persegi secara berulang-ulang dan pengulangan sebesar mungkin disamakan, kemudian dalam sketsa
persegi tersebut dibuat gambar penyusunan sederhana yang umum digunakan adalah sketsa Halfdrop atau Brick Wall.
Gambar 10 – 28 Penyusunan Raport Gambar
Di unduh dari : Bukupaket.com
259
10.1.4.4.3. Pemisahan Warna
Setelah mengasil raprt gambar, langkah selanjutnya adalah pemisahan warna pada desain ini dilakukan dengan membuat area desain dari masing-masing
warna secara terpisah.
Pemisahan warna dimulai dari warna tua ke warna muda denganmemberi tanda silang
cross pada tepi desain sehingga pemisahan warna yang satu
dengan lainnya tidak berubah-ubahbergeser. Tanda silang crosss
dibuat sebagai pedoman untuk proses copy atau stepping pengulangan.
Teknik pemisahan warna terdiri dari 4, yaitu : 1.
Kenuki Awase , yaitu pemisahan warna yang satu engan yang lain berjarak
standar bleding. 2.
Tsuki Awse , yaitu pemisahan warna yang satu dengan yang lain pas
bersinggungan. 3.
Kata Awase , yaitu warna yang satu dengan yang lain saling menumpang
0,2 – 0,3 mm. 4.
Over print , yaitu motif 100 menumpang.
Bila pemisahan warna telah selesai dan benar-benar dicek kesempurnaannya, maka dilakukanproses pengkopian dengan tujuan untuk menghasilkan negatif
film yang merupakan kebalikan dari gambar asli.
Proses copy dilakukan pada mesin copy yang dilengkapi dengan kamera, dengan kamera ini dakan dilakukan pengkopian gambar menjadi negatif film
dan memberikan ukuran yang sesuai. Negatif film dalam bentuk ortho film dicuci dandibangkitkanpada mesin Developing Otomatis menjadi film positif.
10.1.4.5. Pembuatan Motif pada Kasa Datar