439
batik secara menggadung ini dikerjakan oleh para pembuat batik Pekalongan, untuk memberi warna pada kain batik sarung atau batik buketan.
4. Coletan atau dulitan Pewarnaan dengan cara coletan atau dulitan ialah memberi warna pada kain
batik pada tempat-tempat tertentu dengan larutan zat warna yang dikuaskan atau dilukiskan di mana daerah yang diwarnai itu dibatasi oleh garis-garis lilin
sehingga warna tidak membelobori daerah yang lain. Biasanya untuk coletan dipakai cat Rapid atau Indigosol. Di daerah pantai Utara seperti Gresik,
pewarnaan secara ini disebut ”dulitan” dan kain batik yang dihasilkan disebut kain dulitan dan hal ini sudah dikerjakan sejak dulu kala.
5. Menyoga Menyoga adalah memberi warna coklat pada kain batik. Untuk kain sogan
Yogya dan Solo menyoga adalah sebagai pewarnaan terakhir. Dahulu kala warna coklat atau warna soga dibuat dari zat warna tumbuh-tumbuhan, antara
lain dari kulit pohon soga, sehingga sampai sekarang mencelup batik dengan warna soga ini disebut menyoga dengan warna coklat pada kain batik disebut
warna soga.
Warna soga dapat dicapai dengan zat-zat warna dari tumbuhan yang disebut ”soga Jawa”. Dari zat warna soga sintetik, biasa digunakan seperti sogan
Ergan, soga chroom, soga Kopel, zat warna naftol, zat warna Indigosol atau kombinasi tumpangan atau campuran dari beberapa zat warna tersebut.
12.4.3 Menghilangkan Lilin
Batik
Menghilangkan lilin batik pada kain batik dapat berupa menghilangkan sebagian atau keseluruhan. Menghilangkan lilin sebagian atau setempat
adalah melepaskan lilin pada tempat-tempat tertentu dengan cara menggaruk lilin itu dengan alat semacam pisau, pekerjaan ini disebut ”ngerok” atau ngerik”.
Untuk kain batik sogan Yogya dan Solo, ngerok dilakukan pada kain setelah diwedel. Disini maksud mengerok ialah untuk membuka lilin klowong dimana
pada bekas lilin tersebut nantinya akan diberi warna soga warna coklat.
Menghilangkan lilin keseluruhan, dilakukan pada tengah-tengah proses pembuatan batik atau pada akhir proses pembuatan batik. Pada pembuatan
kain batik secara lorodan, di tengah-tengah proses pembuatan batik tidak diadakan kerokan, tetapi kain tersebut dilorod dimana lilin dihilangkan
seluruhnya. Kemudian pada warna-warna yang tidak boleh ketumpangan warna lain atau di tempat-tempat yang akan tetap putih, ditutup dengan lilin
penutupan dilakukan dengan tangan. Proses pembuatan batik secara lorodan misalnya pada pembuatan batik Banyumas atau Pekalongan
Menghilangkan lilin keseluruhan pada akhir proses pembuatan batik, disebut ”mbabar” atau ”ngebyok” atau melorod. Menghilangkan lilin secara
keseluruhan ini dikerjakan dengan cara pelepasan di dalam air panas, di mana lilin meleleh dan lepas dari kain. Air panas sebagai air lorodan tersebut
Di unduh dari : Bukupaket.com
440
biasanya diberi larutan kanji untuk kain batik dengan zat warna dari nabati, sedang untuk batik dengan zat warna dari anilin sintetik air lorodan diberi
soda abu.
Untuk batik dari sutera atau serat protein yang lain, maka penghilangan lilin secara pelarutan, yaitu kain direndam dalam pelarut lilin yaitu bensin tetapi
awas akan bahaya kebakaran. Cara lain untuk menghilangkan lilin pada batik sutera, pada proses pembatikan digunakan lilin khusus yang mudah lepas pada
air panas, dapat juga tetap digunakan lilin biasa tetapi pada air lorodan diberi emulsi minyak tanah dan teepol, atau kain direndam dingin dalam larutan alkali
misalnya 10 gram per liter soda abu. Dengan proses-proses pokok pembuatan batik tersebut, dengan berbagai
variasi, orang menemukan berbagai cara tahapan pembuatan batik, seperti : batik kerokan, batik lorodan, batik bedesan, batik radionan.
Gambar 12 – 11 Menghilangkan Lilin Batik Melorod
12.4.4 Memecah Lilin Batik