435
- Kembang palu
- Sari kuning
- Kayu mundu,
dsb. 2. Zat warna sintetik
Penggunaan zat warna sintetik untuk batik pemakaiannya cukup luas dibandingkan dengan zat warna alam. Zat warna yang digunakan dipilh yang
pemakaiannya dingin sehingga tidak melelehkan lilin batik. Penggunaan zat warna sintetik untuk batik tahapannya sama dengan untuk proses pencelupan.
Zat warna sintetik yang dapat digunakan antara lain : -
Zat warna bejana -
Zat warna bejana larut -
Zat warna naftol -
Zat warna rapid -
Zat warna reaktif dingin
12.4 Tahapan Membuat Batik
Membuat batik meliputi pekerjaan : 1. Menulis atau mengecap dengan lilin batik.
2. Memberi warna pada kain dengan cara mencelup atau coletan. 3. Menghilangkan lilin batik dari kain dengan mengerok atau melorod
Sebelum menguraikan cara-cara pembuatan batik dengan macam-macam prosedurnya, terlebih dahulu diuraikan pengertian pekerjaan-pekerjaan pokok
yang akan dijumpai pada pembuatan batik.
12.4.1 Menulis dan Mencap Batik
Kain yang sudah dikerjakan persiapan, bila akan dibatik, dipola lebih dulu bertujuan untuk menggambar desain dengan pinsil, kemudian baru masuk
pada pembatik tulis. Untuk batik cap, proses pembatikan dapat langsung dikerjakan tanpa perlu dipola.
Macam-macam pengerjaan menulis atau mencap kain adalah : 1.
Membatik atau mencap klowong Pekerjaan dari proses pembuatan batik adalah membuat pola pada kain
dengan cara digambar menggunakan pensil. Setelah digambar, pekerjaan selanjutnya adalah pelekatan lilin yang pertama, dan lilin ini merupakan
kerangka dari motif batik tersebut. Proses pembuatan gambar ini biasanya dilakukan untuk proses pembuatan batik tulis. Untuk batik sogan, permukaan
kain bekas lilin klowong ini nantinya menjadi warna soga atau coklat. Klowongan ini ada dua tahap, tahap pertama disebut ”ngengrengan” yaitu
klowongan pertama, selanjutnya klowongan pada muka sebelahnya disebut sebagai terusan klowongan pertama, pekerjaan ini disebut ”nerusi”
Di unduh dari : Bukupaket.com
436
2. Nembok, tembokan pertama dan nerusi
Yang dimaksud dengan menembok adalah menutup kain setelah diklowong, dengan lilin yang lebih kuat dan pada tempat-tempat yang tertutup ini, nantinya
tetap putih. Nembok ini meliputi menutup permukaan, memberikan isen dan cecek pada kain yang telah diklowong.
Gambar 12 – 8 Pembuatan Pola Batik
3. Membironi, merining,
menutup Agar pada tempat-tempat yang berwarna tidak ketumpangan warna lain, atau
pada warna putih tetap putih. Pekerjaan membironi, merining dilakukan pada kain setelah diwedel dan dikerok atau dilorod, sebelum kain tersebut disoga
atau dicelup warna terakhir. Jadi pekerjaan ini dilakukan pada tengah-tengah proses pembuatan kain batik.
4. Cap jeblok
Yang dimaksud cap ”jeblok” ialah pada pencapan lilin batik tidak dibedakan atas lilin klowong dan lilin tembok, tetapi disatukan, mengerjakan capnya
sekaligus. Jadi pada cap jeblok ini menutup permukaan kain yang nantinya akan berwarna soga maupun berwarna putih. Pencapan cara ini untuk
membuat batik dengan teknik lorodan.
5. Lukisan lilin
batik Perkembangan kemudian dari pada seni batik perkembangan terakhir pada
saat buku ini ditulis menghasilkan suatu kreasi baru dalam seni batik, dimana gaya ini mempunyai corak tersendiri, yaitu gambaran-gambaran atau desain
Di unduh dari : Bukupaket.com
437
abstrak yang diisi dengan isen-isen seperti motif batik. Desain pada kain batik tersebut, kerangkanya dibuat dengan cara melukiskan lilin cair pada mori
dengan alat-alat semacam kuas. Batik-batik type ini hanya dapat dibuat oleh orang-orang yang berbakat seni, dan batik ini dikenal dengan nama batik ”gaya
baru”, ”kreasi baru” atau batik ”gaya bebas”.
Gambar 12 – 9 Pembatikan
6. Cara lain untuk resist warna
Zaman dulu orang menggunakan bubur ketan untuk menutup permukaan kain agar pada tempat-tempat tertentu tidak diwarnai. Kain yang dibuat dengan
bubur ketan ni terkenal dengan nama kain ”simbut”. Cara ini sekarang tidak dikerjakan lagi.
Cara lain untuk membuat kain tidak diwarnai pada tempat-tempat tertentu, dengan mengikat tempat-tempat tertentu tersebut dengan tali, pada
pencelupan tempat yang diikat ini tidak diwarnai. Kain yang dibuat dengan cara ini dikenal dengan nama ”kain jumputan”.
12.4.2 Memberi Warna