b. Jumlah CD4 antara 200-499 selmL darah Infeksi opurtunistik yang sering terjadi dengan jumlah CD4 sekitar 200-499
selmL darah adalah kandidiasis dan sarkoma kaposi. c. Jumlah CD4 kurang dari 200 selmL darah
Pada kondisi jumlah CD4 kurang dari 200 selmL darah maka penderita HIV memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi pneumocystis carinii pneumonia,
histoplasmosis, progressive multifocal leukoencephalopathy PML, toksoplasmosis, criptosprorodiosis, criptococcosis, sitomegalovirus, dan mycobacterium avium
complex MAC.
2.5 Transmisi HIVAIDS
Virus HIV dapat diisolasi dari darah, saliva, semen, sekresi serviks, limfosit, air seni, air susu, cairan serebrospinal, dan air mata. Namun tidak semua cairan ini
dapat menjadi media penularan virus. Virus HIV paling banyak dijumpai pada semen, darah, dan sekresi serviks.
19
Transmisi virus HIV dapat dikelompokkan menjadi: a. Transmisi melalui hubungan seksual
Kontak seksual merupakan cara utama transmisi HIV. Baik hubungan genito- genital maupun ano-genital sama-sama berisiko menjadi media penularan virus ini.
Transmisi melalui hubungan seksual lewat anus lebih berisiko karena hanya terdapat membran mukosa rektum yang tipis dan mudah robek sehingga virus dengan mudah
masuk melalui lesi pada anus. Risiko penularan dari laki-laki penderita HIVAIDS ke perempuan adalah 4-6 sedangkan risiko dari perempuan penderita HIVAIDS ke
Universitas Sumatera Utara
laki-laki adalah 2-3. Proporsi penularan HIV melalui hubungan seksual baik heteroseksual maupun homoseksual di Indonesia mencapai 60 dari seluruh
transmisi.
26
b. Transmisi melalui darah dan produk darah Diperkirakan 90-100 orang yang mendapat transfusi darah yang telah
tercemar HIV akan mengalami infeksi. Sebuah penelitian di Amerika Serikat melaporkan risiko infeksi HIV melalui transfusi darah dari donor yang terinfeksi HIV
berkisar antara 1 per 750.000 hingga 835.000 kasus.
3
Proporsi penularan melalui penggunaan bersama jarum suntik di Indonesia mencapai 30 dari seluruh jenis
transmisi.
26
c. Transmisi secara vertikal Transmisi secara vertikal dapat terjadi dari ibu yang terinfeksi HIV kepada
janinnya sewaktu hamil, persalinan, dan setelah melahirkan atau melalui pemberian ASI. Angka penularan selama kehamilan sekitar 5-10, sewaktu persalinan 10-20,
dan saat pemberian ASI 10-20.
3
d. Transmisi melalui cairan tubuh lain Walaupun di dalam air liur penderita HIVAIDS dapat ditemukan virus HIV,
tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa air liur dapat menjadi sumber penularan, baik melalui ciuman biasa maupun paparan lain. Demikian juga dengan cairan tubuh
lainnya seperti air mata, keringat, dan urin.
3
e. Transmisi pada petugas kesehatan dan petugas laboratorium Para pekerja di bidang pelayanan kesehatan seperti dokter, dokter gigi, serta
paramedik termasuk kelompok yang rentan terhadap penularan HIVAIDS. Risiko
Universitas Sumatera Utara
penularan HIV setelah kulit tertusuk jarum atau benda tajam lainnya yang tercemar oleh darah seseorang yang terinfeksi HIV adalah 0,3. Sedangkan risiko penularan
HIV ke membran mukosa yang mengalami erosi adalah 0,09.
3
Penyebaran penyakit AIDS dibagi ke dalam 3 pola, yaitu: a. Pola I terdapat di Amerika Utara, Eropa Barat, Australia, New Zealand dan
beberapa negara Amerika Latin. Penyebaran pada pola I ini terutama terjadi melalui hubungan homoseksual dan biseksual serta pemakaian obat bius secara
intravena. Transmisi perinatal jarang terjadi karena masih relatif sedikit pengidap HIV. Perbandingan laki-laki dan perempuan yang terkena HIV adalah 10:1.
b. Pola II terdapat di daerah Sub-Sahara Afrika, Amerika Latin, dan Karibia. Penyebaran terutama terjadi melalui hubungan heteroseksual. Transmisi perinatal
merupakan masalah besar karena 5-15 atau lebih perempuan hamil telah tertular HIV. Perbandingan laki-laki dan perempuan yang terkena HIV adalah 1:1.
c. Pola III terdapat di Afrika Utara, Eropa Timur, Timur Tengah, serta Asia Pasifik. Belum diketahui cara penyebaran yang paling menonjol. Kebanyakan kasus terjadi
pada orang yang datang dari daerah endemik. Beberapa kasus dilaporkan karena menerima produk darah yang diimpor dari luar negeri.
22
Universitas Sumatera Utara
2.6 Gejala Klinis HIVAIDS