BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Sejarah AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang didapat. Penyebab AIDS
adalah virus yang menurunkan kekebalan tubuh secara perlahan-lahan. Virus tersebut bernama Human Immunodeficiency Virus HIV.
17
Virus HIV ditemukan oleh Barre-Sinoussi, Montaigner, dan kawan-kawan pada Institut Pasteur pada tahun 1983. Karena menyebabkan limfadenopati, maka
virus ini dinamai LAV Lymphadenopathy Associated Virus. Tahun 1984, Popovic, Gallo dan kerabat kerjanya menggambarkan adanya perkembangan sel yang tetap
berlangsung produktif setelah diinfeksi oleh virus yang kemudian disebut HTLV-III. Virus ini merupakan virus yang sama dengan LAV. Pada tahun 1986, Komisi
Taksonomi Internasional memberi nama baru Human Immunodeficiency Virus HIV.
1
Seseorang yang terinfeksi virus HIV atau menderita AIDS sering disebut dengan ODHA orang dengan HIVAIDS. Penderita HIV dinyatakan sebagai AIDS
ketika menunjukkan gejala imunosupresi berat yang berhubungan dengan infeksi HIV, seperti pneumocystis carinii, ensefalopati, sindrom kelelahan yang berkaitan
dengan AIDS, serta hitungan CD4 200ml.
14
Penderita AIDS tetap merasa sehat dalam waktu yang cukup lama. Rata-rata masa inkubasi infeksi HIV sampai menimbulkan AIDS adalah 8-9 tahun dan bahkan
lebih lama. Case fatality rate CFR AIDS adalah 100 dalam lima tahun. Artinya
Universitas Sumatera Utara
dalam waktu lima tahun setelah diagnosis AIDS ditegakkan maka semua penderita akan meninggal.
18
2.2 Struktur HIV
Virion HIV mempunyai dua bagian, yaitu bagian selubung envelope, env dan bagian inti core. Inti tersusun atas dua untaian RNA, enzim reverse transcriptase,
serta beberapa jenis protein antara lain protein p24 dan p17. Protein p24 berbentuk silindris dan diselubungi oleh lemak serta merupakan antigen virus yang cepat
terdeteksi sehingga menjadi target antibodi dalam tes screening HIV. Sementara itu, protein p17 berbentuk bulat dan berada di dekat selubung.
19
Selubung tersusun atas lipid dan glikoprotein, antara lain gp41 dan gp120 yang berperan dalam proses infeksi HIV. Gp120 berhubungan dengan reseptor
limfosit T4 yang rentan. Karena bagian luar virus lemak tidak tahan panas dan bahan kimia, maka HIV termasuk virus yang sensitif terhadap pengaruh lingkungan
seperti air mendidih serta sinar matahari. Selain itu, virus HIV mudah dimatikan dengan berbagai desinfektan seperti eter, aseton, alkohol, jodium, hipoklorit dan
sebagainya.
20
Terdapat tiga kode genetik utama di dalam genome HIV, yaitu kode genetik gag group associated antigen yang mengatur pembentukan protein inti, pol
polymerase yang mengatur pembentukan enzim reverse transcriptase, dan env envelope. Selain itu, terdapat lebih dari 6 gen tambahan pengatur ekspresi virus yang
penting dalam patogenesis penyakit. Satu protein replikasi fase awal yaitu protein Tat, berfungsi dalam transaktivasi dimana produk gen virus terlibat dalam aktivasi
Universitas Sumatera Utara
transkripsional dari gen virus lainnya. Transaktivasi pada HIV sangat efisien untuk menentukan virulensi dari infeksi HIV. Protein Rev dibutuhkan untuk ekspresi protein
struktural virus. Rev membantu keluarnya transkrip virus yang terlepas dari nukleus. Protein Nef menginduksi produksi khemokin oleh makrofag, yang dapat menginfeksi
sel yang lain.
21,22
2.3 Patogenesis HIVAIDS