2.6 Gejala Klinis HIVAIDS
Gejala dari infeksi akut HIV menyerupai mononucleosis infeksiosa, meliputi demam, ruam di kulit, pembengkakan kelenjar getah bening, rasa tidak enak badan
yang berlangsung 3-14 hari. Sebagian besar gejala akan menghilang, meskipun pembengkakan kelenjar getah bening masih terjadi. Seiring dengan penurunan
imunitas tubuh, penderita akan memperlihatkan gejala-gejala kronis seperti diare lebih dari satu bulan, berat badan menurun hingga 10 dalam satu bulan, demam
berkepanjangan selama satu bulan, nafas pendek, serta bercak putih pada lidah kandidiasis oral. Ketika sistem imun sudah semakin buruk, maka muncul penyakit
oportunistik berat yang sangat bervariasi atau neoplasma yang tidak umum, terutama sarkoma kaposi. Penderita pada tahap ini sudah dikategorikan ke dalam AIDS.
17
World Health Organization WHO menetapkan empat stadium klinis pada pasien yang terinfeksi HIVAIDS yakni sebagai berikut:
Tabel 2.2 Empat Stadium Klinis Pada Pasien HIVAIDS Stadium 1
Asimtomatik
Tidak terjadi penurunan berat badan Tidak ada gejala atau hanya limfadenopati generalisata persisten
Stadium 2 Sakit Ringan
Penurunan berat badan 5-10 ISPA berulang, misalnya sinusitis atau otitis
Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir Luka di sekitar bibir kelitis angularis
Ulkus mulut berulang Ruam kulit yang gatal seboroik atau prurigo-PPE pruritic popular eruption
Dermatitis seboroik Infeksi jamur kuku
Stadium 3 Sakit Sedang
Penurunan berat badan 10 Diare, demam yang tidak diketahui penyebabnya, lebih dari 1 bulan
Kandidosis oral atau vaginal Oral hairy leukoplakia
TB paru dalam 1 tahun terakhir Infeksi bakterial yang berat pneumoni, piomiositis, dll
TB limfadenopati
Universitas Sumatera Utara
Gingivitisperiodontitis ulseratif nekrotikan akut Anemia Hb 8 g, netropenia 5.000ml, trombositopeni kronis
50.000ml
Stadium 4 Sakit Berat
AIDS
Sindrom wasting HIV Pneumonia pneumosistis, pnemoni bakterial yang berat berulang
Herpes simpleks ulseratif lebih dari 1 bulan Kandidosis esophageal
TB ekstraparu Sarkoma Kaposi
Retinitis CMV Cytomegalovirus Abses otak toksoplasmosis
Encefalopati HIV Meningitis kriptokokus
Infeksi mikobakteria non-TB meluas Lekoensefalopati multifocal progresif PML
Peniciliosis, kriptosporidosis kronis, isosporiasis kronis, mikosis meluas,
histoplasmosis ekstra paru, cocidiodomikosis Limfoma serebral atau B-cell, non-Hodgkin
Kanker serviks invasif Leismaniasis atipik meluas
Gejala neuropati atau kardiomiopati terkait HIV
Sumber: WHO, 2008
27
2.7 Infeksi Opurtunistik