Sel CD4 TINJAUAN PUSTAKA

Masa latensi klinis dapat berlangsung 8-9 tahun atau lebih, dimana selama masa ini banyak terjadi replikasi virus baru. Siklus hidup virus mulai saat infeksi sel sampai replikasi berkisar rata-rata 2,6 hari. Pasien akan menderita gejala-gejala konstitusional dan gejala klinis yang nyata, seperti infeksi opurtunistik atau neoplasma. Level virus yang lebih tinggi dapat terdeteksi dalam plasma selama tahap infeksi yang lebih lanjut. 19 HIV yang ditemukan pada pasien dengan penyakit tahap lanjut, biasanya jauh lebih virulen dan sitopatik daripada strain virus yang ditemukan pada awal infeksi. 20

2.4 Sel CD4

Sel Cluster of differentiation 4 CD4 adalah bagian dari sel darah putih atau limfosit yang berperan penting di dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Sel ini juga disebut sel T4 atau sel pembantu. Ketika manusia terinfeksi HIV, sel yang paling utama diserang adalah sel CD4. Ketika sel ini menggandakan diri untuk melawan infeksi apapun, sel tersebut juga membuat banyak duplikasi HIV. Menurunnya jumlah CD4 menandakan menurunnya imunitas tubuh sehingga semakin memudahkan terjadinya infeksi. Jumlah sel CD4 yang normal adalah 410-1.590 selmL darah. Bila jumlah di bawah 350 selmL atau di bawah 14, kondisi tersebut dianggap sebagai AIDS. 24 Jumlah CD4 yang sering berubah-ubah menyebabkan perhitungan persentase sel ini menggunakan perbandingan dengan limfosit total total lymphosit count, TLC, bukan menghitungnya secara langsung. Jika hasil tes CD4 adalah 34 berarti 34 dari total limfosit adalah CD4. Angka normal berkisar 30-60. Angka di bawah 14 Universitas Sumatera Utara menunjukkan kerusakan yang parah pada sistem kekebalan tubuh. Hal ini adalah tanda AIDS pada penderita HIV. 18 Pada pasien HIV yang tidak diobati, penurunan jumlah CD4 sekitar 4 per tahun. Keberhasilan pemberian ARV menyebabkan jumlah CD4 meningkat lebih dari 50 per tahun. Pada stadium akut infeksi HIV, penurunan jumlah CD4 terjadi sangat drastis hingga kurang dari 1.000 selmL darah, kemudian bertambah lagi pada masa serokonversi, dan menurun selama fase kronis dengan laju penurunan 70 selmL darah per tahun. 18 Centers for diseases control CDC pada tahun 2003 menetapkan klasifikasi klinis HIVAIDS berdasarkan jumlah CD4 sebagai berikut: Tabel 2.1 Klasifikasi Klinis HIVAIDS Berdasarkan Jumlah CD4 Jumlah CD4 Kategori Klinis Total selmL darah A Asimtomatik, infeksi akut B Simtomatik C AIDS ≥ 500 29 A1 B1 C1 200-499 14-28 A2 B2 C2 200 14 A3 B3 C3 Sumber: CDC, 2003 25 CDC 2003 juga menetapkan jenis infeksi opurtunistik yang mungkin diderita oleh penderita HIV berdasarkan jumlah CD4, yaitu: 25 a. Jumlah CD4 kurang dari 500 selmL darah Secara umum, penderita HIV dengan jumlah CD4 500 selmL tidak berisiko terhadap infeksi opurtunistik. Namun, jika jumlahnya sekitar 500 selmL, penderita digolongkan sebagai kelompok yang rentan terhadap infeksi kandidiasis vaginal atau infeksi jamur lainnya. Universitas Sumatera Utara b. Jumlah CD4 antara 200-499 selmL darah Infeksi opurtunistik yang sering terjadi dengan jumlah CD4 sekitar 200-499 selmL darah adalah kandidiasis dan sarkoma kaposi. c. Jumlah CD4 kurang dari 200 selmL darah Pada kondisi jumlah CD4 kurang dari 200 selmL darah maka penderita HIV memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi pneumocystis carinii pneumonia, histoplasmosis, progressive multifocal leukoencephalopathy PML, toksoplasmosis, criptosprorodiosis, criptococcosis, sitomegalovirus, dan mycobacterium avium complex MAC.

2.5 Transmisi HIVAIDS