Gambar 3.4 hasil uji daya pembeda pada program TAP
4. Tingkat Kesukaran
Arikunto 2012: 222 soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu
mudah akan
membuat siswa
tidak berusaha
untuk memecahkan soal tersebut. Soal yang terlalu sulit akan
menyebabkan siswa
menjadi tidak
berminat dalam
menyelesaikan soal tersebut. Bilangan yang menunjukkan sulit dan mudahnya suatu
soal disebut dengan indeks kesukaran difficulty index. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0.
Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dibuat terlalu sukar, sedangkan indeks 1,0 menunjukkan bahwa soal yang dibuat terlalu mudah. Arikunto, 2012: 223.
0, 0 1, 0
Sukar Mudah
Rumus mencari tingkat kesukaran menurut Arikunto 2012: 223 adalah sebagai berikut:
Keterangan : P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Arikunto 2012: 225, secara umum
indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Kesukaran No.
Rentan Nilai Kategori
1 0,00 -0,30
Sukar 2
0,31 -0,70 Sedang
3 0,71 -1,00
Mudah Tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 1.3
melakukan operasi perkalian dan pembagian menggunakan proporsi jumlah soal menurut Widoyoko 2014: 165 yang
menyatakan bahwa tingkat kesukaran yang baik pada suatu tes adalah 25 “mudah”, 50 “sedang”, dan 25 “sukar”. Tingkat
kesukaran pada tes hasil belajar yang dibuat ini diharapkan sesuai P =
dengan kurva normal yaitu25“ mudah”, 50“sedang”, dan 25 “sukar”.
Hasil analisis tingkat kesukaran pada program TAP dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 3.5 Hasil tingkat kesukaran pada program TAP
5. Pengecoh
Arikunto 2012: 234 berpendapat bahwa distraktor dikatakan dapat berfungsi dengan baik apabila pengecoh
paling sedikit dipilih 5 dari pengikut tes. Pengecoh pada tes hasil belajar yang diharapkan oleh peneliti ialah pengecoh
yang dapat berfungsi semua dengan baik. Jika ada pengecoh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang tidak berfungsi maka peneliti akan melakukan revisi pada pengecoh yang tidak berfungsi.
Peneliti menyimpulkan bahwa suatu pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila dipilih oleh
setidaknya 5 dari peserta tes yang berasal dari kelompok siswa yang belum memahami materi. Skor 5 ini jika diubah
ke dalam bentuk desimal, maka skornya adalah 0,05. Rumus menghitung indeks pengecoh adalah sebagai
berikut:
Keterangan : PPJ = penyebaran jawaban untuk pilihan jawaban tertentu
JPJ = banyak siswa yang memilih pilihan jawaban tertentu n = banyak siswa Zulaiha, 2008: 21
Pada penelitian ini peneliti menggunakan skor 5 atau 0,0 untuk menentukan batas minimal kriteria pengecoh yang baik.
Adapun hasil analisis pengecoh pada program TAP dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.6 Hasil analisis pengecoh pada program TAP PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV peneliti membahas hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan sebagai berikut.
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini berisi tentang hasil dari langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar dan kualitas tes yang telah dilakukan.
1. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
Pengembangan tes hasil belajar kompetensi dasar melakukan operasi perkalian dan pembagian untuk siswa kelas IV sekolah dasar
dikembangkan berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan Brog and Gall. Langkah-langkah pengembangan ini meliputi tujuan
langkah yang dijabarkan di bawah ini:
a. Potensi dan Masalah
Masalah yang ditemukan oleh peneliti dengan cara melakukan analisis kebutuhan yang berupa wawancara kepada guru kelas IV SD
Negeri Bantulan pada tanggal 20 Juni 2016. Hasil wawancara menunjukkan bahwa terdapat potensi untuk mengembangkan tes hasil
belajar matematika. Dalam wawancara terdapat 10 butir pertanyaan yang dijawab oleh responden. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti
terkait mengenai pembuatan tes hasil belajar matematika yang telah dilakukan oleh guru selama ini. Hasil wawancara ini menunjukkan
86