Validitas Kontruksi Tes Hasil Belajar

m. Hindarkan menggunakan susunan kalimat seperti yang terdapat dalam buku pelajaran. n. Usahakan alternatif jawaban yang disajikan agak homogen, baik ditinjau dari isi maupun bentuknya. o. Jangan gunakan kata-kata yang memberi petunjuk seperti selalu, kadang-kadang, biasanya, jarang, dan pada umumnya. p. Bahasa yang dipakai hendaknya sederhana dan mudah dipahami peserta didik peserta ujian. q. Petunjuk yang diberikan harus jelas, sehingga peserta ujian tidak ragu-ragu dalam mengerjakannya. r. Kalimat-kalimat pokok dalam satu soal hendaknya tidak tergantung pada butir soal lain, sehingga tidak memberi petunjuk jawaban pada soal lainnya.

2. Kontruksi Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar yang baik diskonstruksi dengan memenuhi validitas, reliabilitas, dan karakteristik butir soal yaitu daya pembeda, tingkat kesukaran, dan pengecoh.

a. Validitas

Validitas adalah tingkat suatu tes mampu mengukur apa yang hendak diukur Arikunto dalam Prijowuntato 2016: 130. Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas sebuah tes selalu dibedakan menjadi dua macam yaitu validitas logis dan validitas empiris. Messick dalam Surapranata 2004: 51 mengemukakan bahwa validitas senantiasa berkaitan dengan penemuan sains untuk memaknai skor. Nunaly dalam Surapranata 2004: 50 menyatakan bahwa pengertian validitas senantiasa dikaitkan dengan penelitian empiris dan pembuktian-pembuktiannya bergantung kepada macam validitas yang digunakan. Menurut Anastasi dalam Surapranata 2004: 50 validitas adalah sutu tingkatan yang menyatakan bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan apa yang diukur. Sedangkan menurut Gronlund dalam Surapranata 2004: 50 mengatakan bahwa validitas berkaitan dengan hasil suatu alat ukur, menunjukkan tingkatan, dan bersifat khusus sesuai dengan tujuan pengukuran yang akan dilakukan. Berdasarkan ketiga teori yang dipaparkan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa validitas adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Surapranata 2004 : 50 mengungkapkan bahwa suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas sebuah tes: 1. Validitas isi content validity Salah satu cara yang digunakan untuk mengukur validitas adalah dengan mengkaji isi tes itu. Menurut Guion dalam Surapranata 2004: 51 validitas isi sangat bergantung kepada dua hal yaitu tes itu sendiri dan proses yang mempengaruhi dalam merespon tes. Salah satu cara untuk memperoleh validitas isi adalah dengan melihat soa-soal yang membantu tes itu. Keseluruhan soal nampak mengukur apa yang seharusnya tes itu digunakan, tidak diragukan lagi bahwa validitas isi sudah terpenuhi. 2. Validitas Konstruk Construct validity Validitas konstruk adalah sesuatu yang berkaitan dengan fenomena dan objek yang abstrak, tetapi gejalanya dapat diamati dan diukur. Validitas konstruk mengandung arti sebagai alat ukur dikatakan valid apabila telah cocok dengan konstruksi teoritik dimana tes itu dibuat. Tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila soal-soalnya mengukur setiap aspek berfikir seperti yang diuraikan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator yang terdapat dalam kurikulum. Konstruk yang dimaksud valid berupa rekaan psikologis yang berkaitan dengan aspek-aspek ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sistematis, dan evaluasi. 3. Validitas Prediksi Predictive validity Validitas prediksi menunjukkan kepada hubungan antara tes skor yang diperoleh peserta tes dengan keadaan yang akan terjadi di waktu yang akan datang. 4. Validitas Konkuren Concurrent validity Validitas Concurrent atau validity menunjukkan pada hubungan antara tes skor dengan yang dicapai dengan keadaan sekarang. Sebuah tes dikatakan memiliki Concurrent validity apabila hasilnya sesuai dengan pengalaman. Azwar 2016: 111 menjelaskan bahwa jenis validitas instrumen dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Validitas Isi Ley dalam Azwar, 2016: 111 bahwa validitas isi adalah sejauh mana kelayakan suatu tes sebagai sempel dari domain item yang hendak diukur. Validitas ini, merupakan pengertian ini, menjadi penting terutama dalam bidang pengukuran prestasi belajar. Sedangkan menurut Haynes dkk dalam Azwar, 2016: 111 mengatakan bahwa makna validitas isi bab adalah sejauh mana elemen-elemen dalam suatu instrumen ukur benar-benar relevan dan merupakan representasi dari konstrak yang sesuai dengan tujuan pengukuran. Pengertian ini mengaitkan pentingnya validitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI isi dalam pengembangan skala non kognitif dan tes kognitif yang mengukur atribut psikologis yang bersifat laten. 2. Validitas Konstrak Validitas konstrak membuktikan apabila hasil pengukuran yang diperoleh melalui item-item tes berkorelasi tinggi dengan konstrak teoretik yang mendasari penyusunan tes tersebut. Cronbach Meehl dalam Azwar, 2016: 116 mengatakan bahwa menguji validitas konstrak melibatkan paling tidak tiga langkah, yaitu a mengartikulasikan serangkaian konsep teoretik dan interelasi, b mengembangkan cara untuk mengukur konstrak hipotetik yang diteorikan, dan c menguji secara empiris hubungan hipotetik di antara konstrak tersebut dan manifestasinya yang nampak. 3. Validitas Berdasarkan Kriteria Validitas berdasarkan kriteria adalah tes yang akan diestimasi validitas hasil ukuranya disebut sebagai prediktor. Statistik yang digunakan dalam pendekatan validitas ini adalah statistik korelasi antara distribusi skor tes sebagai prediktor dan distribusi skor suatu kriteria yang relevan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Reliabilitas

Dokumen yang terkait

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

0 4 245

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan pengukuran sudut untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

0 1 283

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar 1.4 melakukan operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV sekolah dasar tahun pelajaran 2016/2017.

0 0 261

Pengembangan tes hasil belajar Matematika materi perkalian pembagian dan operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

0 1 232

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 0 199

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V Sekolah Dasar

0 1 243

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan pengukuran sudut untuk siswa kelas V Sekolah Dasar

0 1 281

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar melakukan operasi perkalian dan pembagian untuk siswa kelas IV sekolah dasar

0 3 246

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar 1.4 melakukan operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV sekolah dasar tahun pelajaran 2016 2017

0 0 259

Pengembangan tes hasil belajar Matematika materi perkalian pembagian dan operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV sekolah dasar

0 6 230