Situasi Pokok Refleksi pelayanan Kasih Awam Kristiani dalam terang ensiklik Deus Caritas Est di Stasi Santa Maria Assumpta Ngrendeng Paroki Santo Yoseph Ngawi Keuskupan Surabaya.

G. Refleksi Teologis

1. Pelayanan Kasih

Pelayanan merupakan bagian dari hakikat kodrat Gereja, karena itu selalu punya kaitan antara sabda dan sakramen. Bagaimana pun kasih mengajak semua umat kristiani untuk peka terhadap kebutuhan orang lain; agape membangkitkan pelayanan. Paus Benediktus telah mempersembahkan satu doktrin sosial yang setidaknya mengajak semua umat manusia secara khusus umat Katolik di seluruh dunia untuk terlibat dalam tindakan karitas yang berdasar pada kasih Allah. Secara ringkas ensiklik tersebut mendorong umat Katolik untuk turut ambil bagian dalam hidup publik mulai dari iman mereka, dan pada semua lapisan masyarakat, baik secara politis, ekonomis, sosial, legislatif, administratif, budaya, dan sebagainya. Pertanyaannya sekarang ialah bagaimana kita dapat melihat pelayanan secara konkret sebagai suatu terjemahan dari kasih Allah. Ensiklik DCE memberikan sedikit pokok perhatian yang sangat khusus. Pertama, pelayanan harus bersifat profesional. Pelayanan dan keahlian tidaklah bertentangan satu sama lainnya, namun berada pada garis yang sama. Kita dapat merujuk dengan aman kepada mereka sebagai keahlian yang terilham. Diperlukan pembinaan, namun juga pembinaan hati, pembinaan rohani dan momen-momen dimana ilham hadir secara jelas. Sasarannya haruslah agar para rekan sekerja dibawa pada perjumpaan dengan Tuhan, yang membangkitkan kasih mereka dan membuka hati mereka terhadap sesama, sehingga kasih sesama tak lagi menjadi perintah yang dijalankan bagi pihak luar sebagaimana terjadi pada masa lalu, namun sebagai buah iman mereka, yang menunjukkan dirinya dalam kasih. Kedua, kita tak pernah ingin menggunakan kasih kristiani terhadap sesama untuk mengkristenkan orang lain atau untuk tujuan penyebaran agama. Di negara- negara tertentu ini merupakan suatu masalah yang sangat sulit. Karitas itu ditujukan setiap orang, bahkan bagi kaum beriman dari agama-agama lain pula. Namun Tuhan masih perlu dibawa ke dalam visi dengan cara yang tak terbatas. Dan kadang-kadang Tuhan bahkan diungkapkan secara diam-diam melalui karitas. “Seorang kristiani tahu kapan waktunya untuk bicara tentang Tuhan dan kapan sebaiknya tidak berkata apapun dan membiarkan kasih sendiri yang berbicara.” Ketiga, Gereja selalu memiliki struktur-struktur untuk mengembangkan pelayanan, yaitu keuskupan-keuskupan, kongregasi-kongregasi, juga kaum awam harus terus mengambil tanggung jawab mereka dalam hal ini. Adalah suatu keprihatinan yang berlangsung terus, khususnya di regio-regio kita, tentang bagaimana struktur-struktur ini dapat diteruskan saat kongregasi-kongregasi tak lagi mengandaikan tanggung jawab mereka. Apa yang masih akan tetap menjadi identitas kritiani sesudah beberapa saat kemudian? Dalam surat ensiklik ini, suatu himbauan diajukan demi terwujudnya bentuk-bentuk kerjasama yang lebih besar. Keempat, ada perbedaan yang jelas antara pelayanan dan kedermawanan. Bidang kegiatannya bisa saja sama, namun sumber karya dan motivasinya berbeda. Dalam kedermawanan, targetnya ialah meningkatkan situasi manusiawi dan kegiatan-kegiatan itu berhenti bila targetnya telah tercapai. Dalam pelayanan, penyempurnaan kehidupan ini dipupuk dan dirangsang oleh kasih Tuhan dan setiap layanan menjadi suatu perjumpaan dengan Kristus yang hidup. Menjumpai dan mengasihi Kristus dalam diri orang-orang sakit bersifat hakiki dalam pelayanan. Kelima, akhirnya, kita harus selalu memandang karya kita sebagai karya layanan dalam kerendahan hati. Kita hanyalah alat-alat di tangan Tuhan, namun kita harus menjadi alat-alat yang baik. Layanan dalam kerendahan hati ini menghilangkan khayalan dan ambisi kita untuk membantu setiap orang dan memenuhi setiap kebutuhan. “Dengan segala kerendahan hati kita akan melaksanakan apa yang dapat kita laksanakan, dan dengan segala kerendahan hati kita akan mempercayakan sisanya kepada Tuhan.” Pokok-pokok penting dalam DCE setidaknya menjelaskan bahwa kasih harus ditampakkan melalui tindakan nyata. Tanpa tindakan apapun, kasih akan kehilangan makna. Menarik untuk melihat jawaban Yesus terhadap pertanyaan tentang perintah yang terpenting dengan jalan merujuk kepada perintah kasih dan melukiskan jawaban-Nya dengan mengisahkan perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati. Pelayanan merupakan penjelmaan dari kasih, dan kasih itu mengunggulinya. Namun kita hanya dapat menyatakan misericordia kerahiman yang secara harafiah artinya “mengasihi kaum malang, miskin dan yang membutuhkan pertolongan,” bila kita menghubungkannya dengan compassio belas kasih. Kerahiman berkaitan dengan kasih melalui belas kasihan. Pelayanan semestinya larut dalam kerahiman melalui belas kasih. Dalam surat ensikliknya yang berjudul “Dives in misericordia” 1980 Paus Yohanes Paulus II berkata:

Dokumen yang terkait

Penggunaan Bahasa Jawa dalam perayaan Ekaristi di Stasi Santo Fransiskus Xaverius Kemranggen, Paroki Santo Yohanes Rasul Kutoarjo.

4 72 183

Deskripsi pendidikan iman anak dalam keluarga bagi perkembangan iman anak di Stasi Maria Putri Murni Sejati Cisantana, Paroki Kristus Raja Cigugur, Keuskupan Bandung.

1 20 153

Penghayatan spiritualitas keterlibatan umat berinspirasi pada Santa Maria dalam hidup menggereja di Paroki Santa Maria Kota Bukit Indah Purwakarta.

0 0 189

Penggunaan Bahasa Jawa dalam perayaan Ekaristi di Stasi Santo Fransiskus Xaverius Kemranggen, Paroki Santo Yohanes Rasul Kutoarjo

1 28 181

Upaya membangun keluarga Kristiani melalui pendampingan keluarga di Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

0 6 139

Refleksi pelayanan Kasih Awam Kristiani dalam terang ensiklik Deus Caritas Est di Stasi Santa Maria Assumpta Ngrendeng Paroki Santo Yoseph Ngawi Keuskupan Surabaya

0 7 163

Upaya menumbuhkan hidup doa dalam keluarga-keluarga kristiani umat lingkungan Santa Maria stasi Majenang paroki Santo Stefanus Cilacap melalui katekese umat - USD Repository

0 0 137

UPAYA MEMBANGUN KELUARGA KRISTIANI MELALUI PENDAMPINGAN KELUARGA DI PAROKI KUNJUNGAN SANTA MARIA PENIUNG, KAPUAS HULU, KALIMANTAN BARAT

0 0 137

PERANAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PROSES PENDAMPINGAN IMAN ANAK (PIA) DI LINGKUNGAN SANTO AGUSTINUS GANCAHAN I PAROKI SANTA MARIA ASSUMPTA GAMPING YOGYAKARTA SKRIPSI

0 4 321

Peranan ekaristi dalam meningkatkan hidup beriman umat kristiani usia 30 tahun ke atas Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas - USD Repository

1 0 158