Refleksi Refleksi pelayanan Kasih Awam Kristiani dalam terang ensiklik Deus Caritas Est di Stasi Santa Maria Assumpta Ngrendeng Paroki Santo Yoseph Ngawi Keuskupan Surabaya.
semua orang beriman Kristiani kecuali mereka yang termasuk golongan imam atau berstatus religius. Mereka terhimpun menjadi umat Allah dengan cara ikut
berpartisipasi dalam mengemban tugas imamat, kenabian, dan rajawi Kristus, serta sesuai dengan kemampauan mereka melaksanakan tugas pelayanan Gereja di dalam
dunia. Sebelum Konsili Vatikan II sebagaimana sudah diuraikan pada bagian
pendahuluan, pelayanan di dalam Gereja merupakan tugas yang hanya dilakukan oleh klerus. Maka tidak mengherankan jika sebelum KV II terdapat perbedaan yang
begitu tajam antara klerus dan kaum awam. Namun angin segar yang dibawa oleh KV II menghantar Gereja pada suatu titik kesadaran yang mengafirmasi peran kaum
awam dalam tugas pelayanan Gereja. Kaum awam dipanggil untuk berperan serta dalam tugas pelayanan, pewartaan, dan pengudusan Gereja meski bukan menjadi
bagian dari hierarki Gereja. Panggilan awam untuk menguduskan Gereja merupakan suatu bentuk kerasulan yang berangkat dari status awam sebagai
kalangan yang hidup di tengah-tengah dunia Gitowiratmo, 2003:59-60. Artinya, karena awam memiliki kekhasan yaitu sifat keduniaannya maka mereka dipanggil
untuk menunaikan tugas penting sebagai ragi dan terang di dalam dunia. Berkat kesaksian hidupnya, bercahayakan iman, harap dan cinta kasih, kaum awam
memperlihatkan memperkenalkan Kristus kepada orang lain. Jadi tugas mereka secara khusus ialah menerangi dan menata semua ikhwal duniawi yang sangat erat
berhubungan dengan mereka, sehingga dapat berkembang sesuai dengan maksud Kristus dan merupakan pujian bagi pencipta dan penyelamat.
Esensinya Gereja tidak ada untuk dirinya sendiri, tetapi untuk pelayanan terhadap dunia dan masyarakat, maka kaum awam juga mempunyai tugas yang
sangat hakiki bagi Gereja, yakni mereka harus menghadirkan roh dan semangat Kristus yang diberikan kepada Gereja itu di tengah masyarakat dan ikhwal duniawi,
di mana mereka hidup dan bekerja. Inilah tugas sentral, dan bukan merupakan tugas sambilan dalam Gereja Kirchberger, 2007:620.
Seturut pemahaman di atas―pertanyaan yang dapat diajukan berkaitan dengan peran awam adalah bagaimana mereka menjalankan tugas pelayanan Gereja
di dalam dunia dalam sifatnya yang khas? Konsili Vatikan II memberikan sebuah jawaban yang tegas yakni awam semestinya mengambil bagian dalam tugas Kristus
sebagai imam, nabi, dan raja. Dengan mengambil bagian di dalam tugas Kristus, kaum awam menjalankan perannya dalam pelayanan seluruh umat Allah di dalam
Gereja dan di dalam dunia Tondowidjoyo, 1990:38-40. 1
Tugas imamat―yakni kaum awam bertindak sebagai pengantara untuk menyatukan Allah dan manusia, membawa Allah kepada manusia dan manusia
kepada Allah. Tindakan keimamatan Kristus menekankan pada suatu pelayanan murni yang sungguh-sungguh diprakarsai oleh Kristus sendiri dalam
diri kaum awam. Kristus sendirilah yang mengarahkan kaum awam dalam mengemban tugas dan pelayanannya di tengah-tengah dunia Sairin 2002:21-
22
2 Tugas kenabian―yakni kaum awam menjadi perantara Allah untuk
menyampaikan kabar sukacita Allah kepada dunia. Sebab nabi adalah orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus melalui doa-doa, pergaulan yang intim
dengan Allah sendiri, orang yang setia pada pesan Allah, orang yang berani mewartakan Sabda Allah walau mereka diterpa oleh berbagai persoalan ketika
mereka menyampaikan Sabda Allah kepada dunia.
3 Tugas rajawi―kaum awam menjadi tonggak yang siap sedia untuk mengabdi
dan berpegang teguh pada perutusan Kristus di dunia. Implikasi dari tugas ini tentu mengharapkan kaum awam benar-benar menghayati panggilannya
sebagai seorang pelayan yang mampu menaruh perhatian terhadap Gereja dan
masyarakat.
Kristus menjadi asal dan sumber dasar seluruh pelayanan Gereja. Kesuburan pelayanan awam amat bergantung pada persatuan mereka dengan
Kristus. Kehidupan dalam persatuan mesra dengan Kristus itu dalam Gereja dipupuk dengan bantuan-bantuan rohani, yang diperuntukkan bagi semua orang
beriman, terutama melalui partisipasi aktif dalam pelayanan kasih Allah. Dengan upaya ini kaum awam harus maju dalam kesucian dengan hati riang gembira,
sementara mereka berusaha mengatasi kesulitan-kesulitan dengan bijaksana. Baik tugas-pekerjaan dalam keluarga maupun urusan-urusan keduniaan lainnya jangan
sampai menjadi asing terhadap cara hidup rohani. Hidup seperti itu menuntut perwujudan iman, harapan, dan cinta kasih yang tiada hentinya.
Pada prinsipnya keterlibatan kaum awam bertujuan agar Gereja hidup dan berkembang serta menghasilkan buah berbagi seluruh umat beriman karena
berperan serta dalam tugas Kristus sebagai imam, nabi, dan raja. Keterlibatan mereka dalam upayanya untuk mengembangsuburkan Gereja tampak secara nyata