Brand Image Landasan Teori 1. Landasan tentang Corporate Social Responsibility CSR

a. Diferensiasi, yaitu seberapa berbeda suatu merek dibanding merek lain. b. Relevansi, yaitu merek dengan konsumen. Apakah merek memiliki arti, apakah merek cocok secara personal? c. Kebanggaan, merek memperoleh penghargaan yang tinggi dan dianggap sebagai yang terbaik di kelasnya. d. Pengetahuan knowledge, yaitu pemahaman konsumen terhadap suatu merek. 2. Asal Negara Asal Negara adalah tempat produk dibuat. Negara yang memproduksi juga bisa mempengaruhi citra dari sebuah merek, karena adanya persepsi konsumen yang tercipta tentang sebuah Negara yang dianggap lebih baik dibanding negara yang lain dalam memproduksi suatu produk tertentu Simamora, 2002:87. 3. Nilai Asosiasi Merek “Asosiasi yaitu suatu persepsi yang langsung terbentuk begitu mendengar suatu nama merek” Simamora, 2002:21. Pengasosiasian merek oleh konsumen seringkali dengan suatu kata-kata eksklusif yang mewakili asosiasi merek tertentu, seperti kata “aman” yang sudah menjadi milik Volvo. Banyak mobil mewah seperti BMW, Volvo, ataupun Jaguar, tetapi kata “prestise” hanya milik Mercedes Benz. Kata-kata eksklusif itu juga membentuk citra merek dari produk tersebut yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Eitham, yang dikutip oleh Dwi Suhartanto dan Anne Nuralia dalam Nanik handayani 2005,28 Mengemukakan pengaruh citra terhadap perilaku konsumen. Pengaruh tersebut seperti terlihat pada gambar berikut: Gambar 2.2 Pengaruh Citra terhadap perilaku konsumen Terlihat bahwa perilaku konsumen merupakan variabel intervening citra dengan perilaku. Bagian kiri dari model adalah pada level individu konsumen yang menunjukkan bahwa citra dan niat berperilaku adalah berhubungan. Sehingga citra adalah suatu determinan apakah konsumen akan tetap membeli atau berpindah ke merek lainnya. Jika konsumen merasakan citra yang bagus maka niat berperilaku mereka adalah positif, seperti keinginan untuk membeli ulang, meningkatkan pembelian dan merekomendasikan merek pada orang lain. Sebaliknya jika citra yang dirasakan konsumen terhadap merek buruk, maka niat berperilakunya negatif, misalnya pindah ke merek lain.

5. Loyalitas Konsumen

Pelanggan yang loyal adalah pelanggan yang melakukan pembelian ulang dari penyedia produk dalam merek yang sama, dan juga merekomendasikan produk tersebut kepada orang lain. Loyal dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti patuh, setia, taat. Loyalitas adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko, pemasok, berdasarkan sikap positif dan tercermin dari pembelian yang konsisten. Loyalitas konsumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah loyalitas merek. Definisi loyalitas konsumen adalah “sikap menyenangi terhadap suatu merek yang dipresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek itu sepanjang waktu” Sutrisno Hadi, 2000: 41. Loyalitas merek menurut Dharmmesta 1999: 74 adalah: respon keprilakuan yaitu pembelian yang bersifat bias non random, terungkap secara terus menerus oleh unit pengambilan keputusan, dengan memperhatikan satu atau beberapa alternatif dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis pengambilan keputusan, evaluatif. Loyalitas merek menurut Mowen dan Inor 1998 dalam Purwani dan Dharmmesta 2002 , mempunyai arti : “Kondisi dimana konsumen mempunyai sikap positif terhadap merek, mempunyai komitmen pada merek tersebut, dan bermaksud meneruskan pembeliannya dimasa mendatang.” Menurut Ben Mc Conneld dan Jackie Huba yang dikutip oleh Hermawan Kartajaya, yang menjadi buku pedoman pemikiran loyalitas era empat. Ukuran koneksi emosi antara pelanggan dan produk adalah referensi dan rekomendasi, dan itulah ukuran paling sahih dari loyalitas pelanggan. Sejauh pelanggan mau mereferensikan dan merekomendasikan sebuah brand kepada orang lain, maka selama itu pula ia termasuk pelanggan yang loyal 2007:45. Faktor faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen: 1. Faktor eksternal a. Budaya Budaya adalah kompleks nilai, gagasan, sikap, dan simbol lain yang bermakna yang melayani manusia untuk berkomunikasi, membuat tafsiran dan mengevaluasi sebagai anggota masyarakat. Nilai-nilai inti suatu masyarakat mendefinisikan bagaimana produk digunakan. Nilai nilai tersebut juga memberikan valensi positif dan negatif untuk merek dan program periklanan. b. Kelas Sosial Kelas sosial merupakan pengelompokkan orang yang relatif permanen dan homogen dalam masyarakat, yang memungkinkan kelompok orang untuk dibandingkan dengan kelompok lain dan status kelas sosial kerap menghasilkan bentuk bentuk perilaku konsumen yang berbeda. Merek dan toko berusaha menegakkan suatu posisi atau lokasi didalam pikiran pelanggan, yang konsisten dengan nilai atau kepercayaan dari suatu strata sosial atau lainnya c. Pengaruh pribadi Pengaruh pribadi seringkali memainkan peranan penting dalam pengambilan keputusan konsumen. Pemasar dapat memanfaatkan pengaruh pribadi dengan memonitor komunikasi lisan dan berusaha mengendalikannya bila komunikasi itu bersifat negatif. Strategi lain mencakup menciptakan pemberi pengaruh yang baru, menstimulasi pencarian informasi melalui sumber ini, mengendalikan sepenuhnya pada pengaruh antar pribadi untuk mempromosikan produk, dan memerangi komunikasi lisan yang negatif. d. Keluarga Keluarga adalah pusat pembelian yang merefleksikan kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga bersangkutan. Individu membeli produk untuk dipakai sendiri atau untuk dipakai oleh anggota keluarga yang lain. e. Situasi Lingkungan fisik dan sosial, waktu, tugas dan keadaan antiseden adalah karakteristik utama yang merupakan situasi konsumen yang ditetapkan. Pemasar harus mengenali potensi pengaruh situasi yang tak terduga yang dapat merusak keakuratan ramalan yang didasarkan pada maksud pembelian.

Dokumen yang terkait

Pengaruh diferensiasi produk terhadap brand image Nokia Nseries pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

1 46 91

Analisis pengaruh penetapan harga, promosi pemasaran dan brand image terhadap keputusan pembelian dan loyalitas konsumen: studi kasus pada sebagian masyarakat Bintaro Jaya

0 5 230

Pengaruh Brand awareness, brand assosiation, perceived quality, dan brani image terhadap loyalitas konsumen sepeda motor honda : studi kasus pada mahasiswa uin syarif hidayatullah jakarta

0 9 112

Pengaruh harga (price), trust in brand, dan brand image terhadap brand loyality (studi kasus pada konsemen motor honda di kota Tangerang)

0 9 167

Analisis pengaruh penggunaan tagline dan persepsi konsumen dalam pembentukan brand awareness suatu produk : studi kasus pada iklan coca cola

15 63 123

Analisis pengaruh event sponsorship dan persepsi konsumen dalam membentuk brand image produk PT. astra honda motor (AHM); studi kasus pada konsumen sepeda motor honda di wilayah Karang Mulya Ciledug

2 49 120

Hubungan antara sikap dan keputusan membeli produk merek lokal pada konsumen

0 3 108

Analisis perbandingan brand awareness, brand association, perceived quality dan brand loyalty produk kamera DSLR merek canon dan nikon: studi kasus pada unit kegiatan mahasiswa fotografi di Jakarta

7 16 174

Pengaruh faktor brand image harga dan pengembangan produk terhadap perilaku konsumen dalam keputusan pemilihan pembelian produk motor sport

0 3 1

anilisis brand equiry produk pembalut wanita studi kasus pada ma

0 14 230