Brand Social Responsibility BSR

antara lain : memberikan pinjaman lunak, memberikan beasiswa, memberikan sumbangan produk, pelatihan dan technical services. 2. Membantu promosi lembaga non profit Dalam istilah Kotler, kegiatan ini sering disebut sebagai cause promotion. Berbeda dengan melakukan sumbangan atau donasi langsung, cause promotion membantu mempromosikan kegiatan sosial lewat aktivitas promosi yang dilakukan merek. Dalam cause promotion, merek dijadikan tempat untuk menyalurkan sumbangan ke lembaga non profit. Contoh, pengguna kartu kredit dapat mendonasikan jumlah tertentu melalui kartu kredit ke jutaan organisasi non profit yang dibantu oleh kartu kredit tersebut. 3. Membantu lewat kegiatan marketing Kegiatan ini disebut juga Cause Related Marketing. Dalam Cause Related Marketing, umumnya aktivitas yang dibuat berhubungan dengan penjualan. Dalam program ini, merek mengambil sebagian penjualan yang dihasilkan untuk disumbangkan. 4. Kampanye sosial Kegiatan ini bertujuan untuk menunjukkan kepedulian merek terhadap masalah masalah sosial yang terjadi di masyarakat seperti narkoba, kekerasan rumah tangga, dan lain lain. Iklan-iklan layanan masyarakat yang di support oleh merek tertentu adalah bagian dari kampanye sosial . 5. Pengembangan komunitas Community Development Dalam Community Development, merek langsung terjun untuk memperbaiki masalah masalah sosial yang ada. Contohnya, penanaman pohon di lahan gundul, membantu petani, dan lain-lain. Dalam pengembangan komunitas, biasanya karyawan perusahaan pun dilibatkan untuk menjadi tenaga sukarela. 6. Memperbaiki diri sendiri Internal Improvement BSR juga bisa dilakukan dengan mengkampanyekan bahwa merek telah berubah dan menjadi lebih peduli. Contoh internal improvement adalah mengganti kemasan yang menghasilkan limbah dengan kemasan yang ramah lingkungan, memperluas usaha ke bidang bidang sosial, dan lain-lain. 7. Award Sponsoring Merupakan cara menunjukkan kredibilitas merek pada bidang sosial tertentu, cara pemberian penghargaan juga kerap dilakukan merek. Contohnya adalah Reebok Human Rights Awards yang memberikan penghargaan pada pejuang-pejuang di bidang kemanusiaan.

3. Merek

Definisi merek menurut American Marketing Association adalah sebagai berikut : “Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan atau kombinasi dari hal hal tersebut. Tujuan pemberian merek adalah untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing” Freddy Rangkuti, 2002:1. Menurut Undang-Undang merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1 Fandy Tjiptono, 2005:2, merek adalah “Tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”. Definisi ini memiliki kesamaan dengan definisi versi American Marketing Association yang menekankan peranan merek sebagai identifier dan differentiator. Berdasarkan kedua definisi ini, secara teknis apabila seorang pemasar membuat nama, logo atau simbol baru untuk sebuah produk baru, maka ia telah menciptakan sebuah merek. David A. Aaker Darmadi Durianto, Sugiarto dan Lie Joko Budiman, 2004:1 menyatakan bahwa merek memberikan “nilai” sehingga nilai total produk yang “bermerek” baik menjadi lebih tinggi dibandingkan produk yang dinilai semata-mata secara objektif. Salah satu pertimbangan yang dapat dikemukakan adalah reputasi tinggi merek yang baik tentunya tidak jatuh dari langit tetapi dibangun melalui proses yang bahkan tidak jarang memakan waktu ratusan tahun. Kesadaran merek merupakan key of brand asset atau kunci pembuka untuk masuk ke elemen lainnya. Jadi jika kesadaran konsumen sangat rendah maka hampir dipastikan bahwa ekuitas mereknya juga rendah. Piramida kesadaran merek dari tingkat terrendah sampai tingkat tertinggi adalah sebagai berikut. 1. Unaware of Brand tidak menyadari merek adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek. 2. Brand Recognition pengenalan merek adalah tingkat minimal kesadaran merek, dimana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan aided recall. 3. Brand Recall pengingatan kembali terhadap merek adalah pengingatan kembali terhadap merek tanpa bantuan unaided recall. 4. Top of Mind puncak pikiran adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang pertama kali muncul dalam benak konsumen. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen.

Dokumen yang terkait

Pengaruh diferensiasi produk terhadap brand image Nokia Nseries pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

1 46 91

Analisis pengaruh penetapan harga, promosi pemasaran dan brand image terhadap keputusan pembelian dan loyalitas konsumen: studi kasus pada sebagian masyarakat Bintaro Jaya

0 5 230

Pengaruh Brand awareness, brand assosiation, perceived quality, dan brani image terhadap loyalitas konsumen sepeda motor honda : studi kasus pada mahasiswa uin syarif hidayatullah jakarta

0 9 112

Pengaruh harga (price), trust in brand, dan brand image terhadap brand loyality (studi kasus pada konsemen motor honda di kota Tangerang)

0 9 167

Analisis pengaruh penggunaan tagline dan persepsi konsumen dalam pembentukan brand awareness suatu produk : studi kasus pada iklan coca cola

15 63 123

Analisis pengaruh event sponsorship dan persepsi konsumen dalam membentuk brand image produk PT. astra honda motor (AHM); studi kasus pada konsumen sepeda motor honda di wilayah Karang Mulya Ciledug

2 49 120

Hubungan antara sikap dan keputusan membeli produk merek lokal pada konsumen

0 3 108

Analisis perbandingan brand awareness, brand association, perceived quality dan brand loyalty produk kamera DSLR merek canon dan nikon: studi kasus pada unit kegiatan mahasiswa fotografi di Jakarta

7 16 174

Pengaruh faktor brand image harga dan pengembangan produk terhadap perilaku konsumen dalam keputusan pemilihan pembelian produk motor sport

0 3 1

anilisis brand equiry produk pembalut wanita studi kasus pada ma

0 14 230