Merek Landasan Teori 1. Landasan tentang Corporate Social Responsibility CSR
Piramida kesadaran merek dari tingkat terrendah sampai tingkat tertinggi adalah sebagai berikut.
1. Unaware of Brand tidak menyadari merek adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak
menyadari adanya suatu merek. 2. Brand Recognition pengenalan merek adalah tingkat minimal
kesadaran merek, dimana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan aided
recall. 3. Brand Recall pengingatan kembali terhadap merek adalah
pengingatan kembali terhadap merek tanpa bantuan unaided recall.
4. Top of Mind puncak pikiran adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang pertama kali muncul
dalam benak konsumen. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam
benak konsumen.
Sumber : David A. Aaker 1997 Manajemen Ekuitas Merek : Memanfaatkan Nilai Dari Suatu Merek, Halaman 92
Gambar : Piramida Kesadaran Merek Pada dasarnya suatu merek juga merupakan janji penjual untuk
secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri, manfaat dan jasa tertentu kepada para pembeli. Merek yang baik juga menyampaikan
jaminan tambahan berupa jaminan kualitas. Tujuan merek antara lain:
1. Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam differensiasi membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pesaingnya. Ini akan
memudahkan konsumen untuk mengenalinya sebagai daya tarik produk.
2. Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk 3. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan
kualitas, serta prestise tertentu kepada konsumen. 4. Untuk mendapatkan pasar.
Menurut Keller yang dikutip oleh Fandy Tjiptono 2003: 20, bagi produsen, merek berperan penting sebagai:
1. Sarana identifikasi dalam memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan
2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Nama merek bisa diproteksi melalui merek dagang terdaftar
registered trademarks, proses pemanufakturan bisa dilindungi melalui hak paten, dan kemasan bisa diproteksi melalui hak cipta
copyrights dan desain. 3. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka
bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu. Loyalitas merek seperti ini menghasilkan predictability dan keamanan
permintaan bagi perusahaan dan menciptakan hambatan masuk yang menyulitkan perusahaan lain untuk memasuki pasar.
4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing
5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak
konsumen. 6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa
datang.
Fungsi merek bagi konsumen antara lain Fandy Tjiptono, 2005:21 1. Identifikasi
Bisa dilihat dengan jelas, memberikan makna bagi produk, konsumen dapat dengan mudah mengidentifikasikan produk yang dibutuhkan
atau dicari 2. Praktikalitas
Memfasilitasi penghematan waktu dan energi melalui pembelian ulang identik dan loyalitas.
3. Jaminan Memberikan jaminan bagi konsumen bahwa mereka bisa mendapatkan
kualitas yang sama sekalipun pembelian dilakukan pada waktu dan tempat yang berbeda.
4. Optimisasi Memberikan kepastian bahwa konsumen dapat membeli alternatif
terbaik dalam kategori produk tertentu dan pilihan terbaik untuk tujuan spesifik.
5. Karakterisasi Mendapatkan konfirmasi mengenai citra diri konsumen atau citra yang
ditampilkan produk kepada konsumen. 6. Kontinuitas
Kepuasan terwujud melalui familiaritas dan intimasi dengan merek yang telah digunakan atau dikonsumsi pelanggan selama bertahun
tahun.
7. Hedonistik Kepuasan produk terkait dengan daya tarik merek, logo dan
komunikasinya. 8. Etis
Kepuasan berkaitan dengan perilaku bertanggungjawab merek bersangkutan dalam hubungannya dengan masyarakat.
Pemberian nama atau merek pada suatu produk hendaknya tidak hanya merupakan suatu simbol, karena merek memilki enam tingkat
pengertian, yaitu: a. Atribut
Setiap merek memiliki atribut. Atribut ini perlu dikelola dan diciptakan agar pelanggan dapat mengetahui dengan pasti atribut –atribut apa
saja yang terkandung dalam suatu merek. b. Manfaat
Selain attribut, merek juga memiliki serangkaian manfaat. Konsumen tidak membeli attribut, mereka membeli manfaat. Produsen harus
dapat menerjemahkan attribut menjadi manfaat fungsional maupun manfaat emosional.
c. Nilai Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi produsen. Merek
yang memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek
tersebut.
d. Budaya Merek juga mewakili budaya tertentu. Misalnya, Mercedes mewakili
budaya Jerman yang terorganisasi dengan baik, memiliki cara kerja yang efisien, dan selalu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
e. Kepribadian Merek juga memiliki kepribadian, yaitu kepribadian bagi para
penggunanya. Jadi diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian si pengguna akan tercermin bersamaan dengan merek
yang ia gunakan. f.
Pemakai Merek juga menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut.
Itulah sebabnya para pemasar selalu menggunakan analogi orang- orang terkenal untuk penggunaan mereknya. Misalnya, untuk
menggambarkan orang yang sukses selalu menggunakan BMW seri 7. Freddy Rangkuti, 2002:2
Apabila suatu perusahaan memperlakukan merek hanya sekadar suatu nama, maka perusahaan tersebut tidak melihat tujuan merek yang
sebenarnya. Tantangan dalam pemberian merek adalah mengembangkan satu set makna yang mendalam untuk merek tersebut.