rumah penjaga, pos jaga, selarasterastangga, dan kantin, semua dalam keadaan rapi dan bersih.
e Lapangan olahraga, seperti lapangan sepak bola, lapangan futsal yng
digabung dengan lapangan basket dan badminton, dan lapangan voli, semua tampak baik dan terawat.
f Halaman parkir motor dan mobil bersih dan penataan kendaraan rapi.
g Halaman sekolah terlihat hijau, dengan taman tanaman hias beserta
pohon yang dirawat dengan baik dan bersih.
G. Faktor Penghambat Pelaksanaan Integrasi Pendidikan Karakter di SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Pada dasarnya pelaksanaan pendidikan karakter selalu diintegrasikan dalam berbagai aktivitas di sekolah. Beberapa aktivitas yang dimaksud
adalah, aktifitas pembelajaran di kelas, kegiatan pengembangan diri, dan perencanaan manajemen sekolahnya. Selain ketiga aktivitas di atas,
pelaksanaan pendidikan karakter juga terintegrasi dalam setiap kurikulum yang diberlakukan sekolah.
SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, saat ini masih menggunakan dua kurikulum yang berbeda. Kelas VII dan VIII menggunakan kurikulum 2013,
sedangkan kelas IX masih menggunakan kurikulum 2006 KTSP. Berdasarkan konsep dan perubahan yang terjadi pada kurikulum yang bersifat
pengembangan ini, tentu berdampak bagi para pendidik dan tenaga kependidikan. Banyak guru, bahkan sekolah-sekolah yang merasa kesulitan
untuk mengimplementasikan pendidikan karakter pada kurrikulum 2013,
khususnya dalam perubahan-perubahan yang dirasa semakin banyak di dalamnya.
Berikut merupakan interpretasi hasil wawancara yang diberikan kepada beberapa guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, terkait hambatan
pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah.
Tabel 25. Interpretasi Hasil Wawancara Hambatan Pendidikan Karakter
HAMBA TAN
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Bhs. Inggris
Guru Bhs. Indonesia Guru Mtk
Kesimpulan Hambatan
Pelaksana an PK
1. Ya tentu ada,
terutama di format penilaian
ya. Ya karena selain dituntut
melakukan penilaian secara
kognitif, tapi juga kita harus bisa
melihat bagaimana sikap
dan keterampilan siswa ya, dalam
hal ini segi psikomotoriknya.
2. Selain itu, saya
merasa bahwa ketika harus
menghadapi satu kelas untuk bisa
disiplin, menghargai
orang lain, tanggung jawab,
tapi hal ini tidak dilakukan oleh
guru lain ya sulit juga ya. Jadi
memang perlu ada keseragaman
antar guru, meski tanpa
menghilangkan kompetensi setiap
guru tidak sama ya.
3. Oya, pengadaan
buku-buku juga, ini mungkin
menjadi perhatian ya.
1. Hambatan-hambatan
yang saya alami itu berkaitan dengan
materi ya, itu yang pertama. Materi di
K13 itu, terkadang terjadi
ketidaksamaan ya. Misalnya di bab 1
mengenai pengertian itu seperti ini, tapi di
bab 2 pengertiannya lalu menjadi berbeda.
2. Pemahmannya juga
cukup rumit. Saya merasa bahwa kalau
di KTSP malah jelas ya.
3. Iya, lalu masalah
waktu. Waktu juga sekarang menjadi
lama ya. Menjadi penambahan jam,
sehingga saya perlu menambah waktu dan
tenaga saya untuk mengajar.
4. Nah, apalagi untuk
penilaian ya, format penilaian yang
menuntut guru menilai dari berbagai
segi, kognitif, afektif, dan psikomotoriknya
ketermpilannya, jadi itu terkadang
semakin membebani jadwal mengajar
guru. 1.
Ya kalau hambatan
tentu ada ya.
Misalnya, di
kurikulum K13 ini kan
banyak sekali
format- format baru
gitu ya. Terkadang
yang sulit adalah
pengadmini strasiannya
atau pengarsipa
nnya. Banyak
sekali yang harus
dipersiapka n.
2. Apalagi
dengan lembar
penilaianny a, itu cukup
banyak dan benar-
benar menyita
waktu dan tenaga ya.
D1.HamP K. G.Mat
Beberapa hambatan yang dirasakan oleh
guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter
adalah sebagai berikut:
1. Format penilaian
kognitif, afektif, dan psikomotorik
yang dirasa masih banyak yang
menyita waktu dan tenaga sehingga
dirasa menggangu jam mengajar guru.
2. Sulitnya melakukan
pengarsipan dan pengadministrasian
dikarenakan banyaknya format-
format baru di K13.
3. Beberapa
definisipengertian dalam bukubahan
ajar terkadang tidak sama antara bab
satu dengan yang lainnya.
4. Beberapa guru
mengalami kesulitan untuk
memahami materi pembelajaran,
khususnya pada materi di K13.
5. Dengan
penambahan jam pelajaran di
sekolah, beberapa guru perlu
menambah waktu dan tenaga
mengajar yang ekstra.
4. Ya, kalau saya si
“monggo”, mau diberhentikan
atau mau di evaluasi dulu
selama satu tahun, kemudian
diberlakukan di sekolah-sekolah.
Tapi kalau secara pribadi saya
setuju ya kalau memang harus
diberhentikan atau di evaluasi
terlebih dahulu. Karena ya
memang, kurikulum yang
baru ini banyak sekali
tuntutannya.
D1.HamPK. G.Ing
5. Oya mas, buku-buku
pegangan guru mapun siswa juga
sepertinya masih kurang ya.
6. Ya, kalau kita lihat di
RPP dan silabus memang muatan
untuk nilai-nilai karakternya lebih
banyak di K13. Namun, ya itu format
yang begitu banyak membuat guru ekstra
keras untuk menyusun RPP dan
Silabus, termasuk memasukan nilai-
nilai karakter, metode, dan
penilaiannya.
D1.HamPK. G.Ind
6. Kompetensi guru
kemampuan dalam memperlakukan
dan menghadapi kelas yang
berbeda, sehingga guru mengalami
kesulitan dalam menghadapi kelas
ribut dan sulit diatur.
7. Format baru yang
begitu banyak membuat guru
ekstra keras dalam menyusun RPP,
silabus, dan muatan karakter-metode di
dalamnya.
Dari interpretasi hasil wawancara di atas, disimpulkan bahwa pelakanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta,
mengalami beberapa hamabatan. Beberapa hambatan yang dirasakan oleh guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter adalah sebagai berikut: 1
Format penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dirasa masih banyak yang menyita waktu dan tenaga sehingga dirasa menggangu jam
mengajar guru.
2 Sulitnya
melakukan pengarsipan
dan pengadministrasian dikarenakan banyaknya format-format baru di K13. 3
Beberapa definisipengertian dalam bukubahan ajar terkadang tidak sama antara bab satu dengan yang lainnya.4 Beberapa guru mengalami
kesulitan untuk memahami materi pembelajaran, khususnya pada materi di K13. 5 Dengan penambahan jam pelajaran di sekolah, beberapa guru
perlu menambah waktu dan tenaga mengajar yang ekstra. 6 Kompetensi guru kemampuan dalam memperlakukan dan menghadapi kelas yang
berbeda, sehingga guru mengalami kesulitan dalam menghadapi kelas ribut dan sulit diatur.7 Format baru yang begitu banyak membuat guru
ekstra keras dalam menyusun RPP, silabus, dan muatan karakter-metode di dalamnya.
H. Usaha-usaha Sekolah untuk Mengatasi Pelaksanaan Pendidikan