D. Model Pembelajaran Pendidikan Karakter Terintegrasi
Berikut akan disajikan hasil pengolahan data dari angket penelitian yang diberikan kepada guru-guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
melalui diagram lingkaran.
Diagram 1. Model Pembelajaran Guru
Diagram lingkaran
diatas menggambarkan
tentang model
pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik. Dari 23 guru jumlah responden yang mengisi angket penelitian, masing-masing guru
memiliki metode-metode khusus untuk menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran. Diagram tersebut menggambarkan
bahwa 19 guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta menggunakan penilaian autentik, inkuiri, dan bertanya, 11 guru menggunakan konstruktivisme, 15
guru menggunakan acctive learning, 16 guru menggunakan modelling dan
11 19
19 19
15 16
16 6
14
Konstruktivisme Bertanya
Inkuiri Penilaian Autentik
Active Learning Modeling
Refleksi Masyarakat Belajar
Experiential Learning
Jumlah Responden: 23
Diagram Model Pembelajaran Guru
refleksi, 6 guru menggunakan masyarakat belajar, dan 14 guru menggunakan experiential learning sebagai metode dan pendekatan dalam pembelajaran.
Dari olahan data melalui angket yang diberikan dapat disimpulkan bahwa para pendidikguru-guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sudah
menggunakan model pembelajaran sesuai dengan peraturan yang ditetapkan di Kemendiknas, 2010. Dalam hal ini, setiap guru memiliki kekhasanya
masing-masing dalam pengimplementasian model pembelajaran yang diharapkan.
Interpretasi hasil wawancara pelaksanaan metode di atas, juga didukung dengan interpretasi hasil wawancara metode mengajar guru.
Interpretasi hasil wawancara metode ajar guru di rangkum dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 22. Interpretasi Hasil Wawancara Metode Ajar Guru
PELAKS A NAAN
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Bhs. Inggris
Guru Bhs. Indonesia
Guru Matematika
Kesimpulan Metode
Ajar -
Metode pembelajaran yang
saya lakukan adalah dengan
pembelajaran kontekstual. Saya
berusaha mengkaitkan materi
pembelajaran dengan kehidupan
sehari-hari. Misalnya greeting,
mengucapkan salam good morning, good
night. Saya selalu berusaha
mengkaitkan dengan pengalaman
keseharian siswa.
- Iya, tentu seperti
PBL, inkuiri, bertanya, tetapi
seperti experiential learning,
konstruktivisme, dan acctive learning
pernah denger ya, tapi saya tidak tau.
Mungkin saya menggunakan
metode itu, tapi tidak tau apa yang
dimaksud dengan hal itu ya.
B4.MetPK. G.Ing
Kalau untuk metode, memang
saya lebih banyak memberikan
katakata yaceramah.
Memang tuntutan K13 itu mestinya
anak dibisakan aktif, mencari,
menemukan, dan mempelajari
sendiri bahan yang diberikan,
sedangkan guru sebagai pembantu
apabila anak mengalami
kesulitan. Tapi faktanya, ya anak
mengalami kesulitan tu.
Terkadang dengan diberikan
banyak informasicerama
h saja anak masih tidak mengerti.
B4.MetPK. G.Ind
Metode yang saya gunakan
adalah dengan menggunakan
pendekatan kontekstual,
yaitu mengaplikasika
n penggunaan matematika
dalam kehidupan
sehari-hari, yang kemudian
saya arahkan dalam
pembelajaran matematika
murniformalny a. Kalau untuk
metode yang saya gunakan
adalah ya bertanya itu
jelas, inkuiri, kerja kelompok,
PBL. B4.MetPK.
G.Mat Metode
pembelajaran yang dilakukan
oleh para guru adalah dengan
menggunakan model
kontekstual, yaitu mengkaitkan
materi-materi pembelajaran di
sekolah dengan kehidupan nyata
sehari-hari. Beberapa metode
tersebut adalah experiential
learning, konstruktivisme,
acctive learning, bertanya,
ceramah, inkuiri, dan kerja
kelompok.
Dari interpretasi hasil wawancara di atas, disimpulkan bahwa metode pembelajaran yang dilakukan oleh para guru adalah dengan menggunakan
model kontekstual, yaitu mengkaitkan materi-materi pembelajaran di sekolah dengan kehidupan nyata sehari-hari. Beberapa metode tersebut adalah
experiential learning, konstruktivisme, acctive learning, bertanya, ceramah, inkuiri, dan kerja kelompok.
E. Teknik dan instrumen Penilaian Pendidik Karakter