kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia
bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan
karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan.
7. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter
Suyanto 2010; 23, menegaskan bahwa pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1 Mempromosikan
nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter; 2 Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku;
3 Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter; 4 Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki
kepedulian; 5 Memberi kesempatan kpeada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik; 6 Memiliki cakupan terhadap
kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses;
7 Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik; 8 Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi
tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama; 9 Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas
dalam membangun inisiatif pendidikan karakter; 10 Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun
karakter; 11 Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi
8. Kebutuhan Pengembangan Pendidikan Karakter di SMP
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan pada Pasal 17 Ayat 3 menyebutkan bahwa
pendidikan dasar, termasuk Sekolah Menengah Pertama SMP bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang a beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; b berilmu,
cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; c sehat, mandiri, dan percaya diri; d toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggungjawab. Berdasarkan hal
tersebut, jelas bahwa tujuan pendidikan di setiap jenjang, termasuk SMP sangat berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik.
Menyadari pentingnya karakter, dewasa ini banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan
karakter pada lembaga pendidikan formal. Tuntutan tersebut didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan
remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian massal, premanisme, tindak kekerasan, penipuan, pencurian, dan berbagai kasus dekadensi
moral lainnya. Bahkan di kota-kota besar tertentu, gejala tersebut telah sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karena itu, lembaga
pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan
kepribadian peserta didik melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan karakter.
9. Tujuan Pendidikan Karakter di SMP