BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Sistem Kesehatan Nasional diselenggarakan dan diarahkan dalam rangka pencapaian tujuan  pembangunan kesehatan yaitu  kemampuan untuk hidup sehat
bagi setiap penduduk dalam  rangka mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum.
Peningkatan pendidikan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat memicu kebutuhan kesehatan masyarakat, sehingga dibutuhkan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang sebaik–baiknya.Tujuan utama dari program upaya pelayanan kesehatan bukan semata–mata untuk penyembuhan penyakit, tetapi lebih diarahkan
untuk meningkatkan kemampuan fisik mental dan kehidupan sosial masyarakat,
sehingga derajat kesehatan masyarakat semakin hari semakin baik SKN, 2012.
Kondisi sosial masyarakat yang semakin meningkat menyebabkan masyarakat semakin sadar akan  mutu  pelayanan kesehatan yang diberikan  sehingga
pasien memiliki kepuasaan  tersendiri atas pelayanan yang diberikan. Kepuasaan pasien bisa dilihat dari aspek fasilitas rumah sakit, peranan dokter, perawat dan staf
non medis  rumah sakit karena kinerja dari mereka sangat berperan penting dalam menentukan persepsi pasien terhadap pelayan kesehatan yang di berikan.
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang dilakukan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan yang ditujukan terhadap perorangan, kelompok dan masyarakat.
Menurut Azwar 2000, pasien yang puas merupakan aset yang sangat
berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa  tidak puas mereka akan
memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman buruknya sehingga makin banyak orang yang tidak akan kembali ke rumah sakit
tersebut dan akibat lebih lanjut dapat menurunkan pendapatan rumah sakit. Untuk menciptakan kepuasan pasien, suatu  rumah sakit harus menciptakan dan mengelola
suatu sistem untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pasiennya.
Kepuasan pasien memliki hubungan yang erat dengan kualitas. Kualitas memberikan dorongan atau motivasi kepada pasien untuk menjalin ikatan dan
hubungan yang baik dan kuat dengan rumah sakit. Adanya ikatan dan hubungan yang kuat dengan pasien sebagai pelanggan, maka rumah sakit sebagai perusahaan jasa
dapat memahami kebutuhan pasien  dan berusaha memenuhinya serta meminimkan kesalahan yang mengakibatkan kekecewaan pasien sebagai konsumen. Menurut
Tjiptono 2005  mengemukakan ada 5 lima dimensi yang digunakan untuk mengukur  kualitas pelayanan  kesehatan  yaitu
bukti fisik tangibles, kehandalan reliability, ketanggapan responsiveness, jaminan assurance dan perhatian
empathy.
Universitas Sumatera Utara
Parasuraman  1990  dalam Irawan 2007,  mengatakan bahwa antisipasi kualitas harus dilakukan oleh rumah sakit untuk tetap bertahan dan berkembang
adalah  meningkatkan pelayanan kepada   pasien, karena pasien merupakan sumber pendapatan dari rumah sakit baik secara langsung maupu secara tidak langsung
melalui asuransi kesehatan. Tanpa adanya pasien rumah sakit tidak dapat bertahan dan berkembang. Oleh sebab itu dalam rangka meningkatkan kunjungan pasien ke
rumah sakit maka rumah sakit harus mampu menampilkan dan memberikan kepuasan kepada konsumen.
Profil Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Kotapinang merupakan gambaran umum tentang pelayanan kesehatan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, dimana dapat
sebagai sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan, sarana rujukan masyarakat, serta sarana dalam menangani berbagai masalah kesehatan masyarakat Kabupaten
Labuhanbatu Selatan. Berdasarkan hal tersebut Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Kotapinang
mempunyai tujuan  yaitu  agar terpantaunya pelayanan kesehatan yang di berikan Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Kotapinang kepada masyarakat Kabupaten
Labuhanbatu Selatan sehingga pada akhirnya tercipta kepuasan masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Selatan terhadap pelayanan yang di berikan.
Rumah  sakit adalah salah satu  sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam
mempercepat peningkatan derajat kesehatan  masyarakat. Untuk mewujudkan  derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan
Universitas Sumatera Utara
pendekatan pemeliharaan peningkatan kesehatan promotif, pencegahan penyakit preventif, penyembuhan penyakit kuratif dan pemulihan kesehatan rehabilitatif
yang dilakukan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan UU NO  44 Tahun 2009.
Rumah  sakit merupakan sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit dan
pemulihan  kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan  terpadu dengan  upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan serta
dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Sebagai penyedia pelayanan kesehatan rumah sakit bersaing dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu, rumah sakit yang mampu bertahan dalam persaingan adalah rumah sakit yang berorientasi pada kepuasan pasien.
Rumah  sakit dinyatakan berhasil, tidak hanya pada kelengkapan fasilitas yang diunggulkan, melainkan juga sikap dan layanan sumber daya manusia merupakan
elemen yang berpengaruh signifikan terhadap pelayanan yang dihasilkan dan dipersepsikan pasien. Bila elemen tersebut diabaikan maka dalam waktu yang tidak
lama, rumah sakit akan kehilangan banyak pasien dan dijauhi oleh calon pasien. Pasien akan beralih ke rumah sakit lainnya yang memenuhi harapan pasien, hal
tersebut dikarenakan pasien merupakan aset yang  sangat berharga dalam mengembangkan industri rumah sakit. Kualitas pelayanan rumah sakit dinilai baik
apabila pelayanan kesehatan yang diberikan dapat memberikan kepuasan pada diri
Universitas Sumatera Utara
setiap pasien yang sesuai dengan tingkat rata–rata penduduk yang menjadi sasaran pelayan kesehatan tersebut Azwar, 1996.
Rumah Sakit Umum Daerah  RSUD Kotapinang  merupakan pengembangan dari rumah sakit persiapan kotapinang yang merupakan puskesmas kota di
Kabupaten Labuhanbatu Selatan.  RSUD Kotapinang  saat ini menuju pada Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Kelas C .
Seiring dengan pengembangan Kabupaten Labuhanbatu Selatan sebagai kabupaten pemekaran dari Kabupaten Labuhanbatu, maka dirasakan perlu
didirikannya satu rumah sakit yang dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Selatan sekaligus pembuktian kemandirian
untuk memenuhi berbagai kebutuhan penduduknya. RSUD Kotapinang memiliki pelayanan rawat jalan, rawat inap, pelayanan
gawat darurat, pelayanan penunjang klinik non klinik, pelayanan administrasi dan pelayanan 24 jam serta di dukung oleh pelayanan kesehatan anak. Sedangkan
pelayanan penunjang medis meliputi pelayanan laboratorium, radiologi, gizi,farmasi, rekam medik Profil RSUD Kotapinang, 2012.
Adapun jumlah sumber daya manusia yang ada di RSUD Kotapinang adalah sebagai berikut :
Dokter spesialis kandungan 1, dokter bedah 1, dokter spesialis anak 1,  dokter spesialis THT 1, dokter spesialis penyakit dalam 1, dokter umum 4, dokter gigi 1, S1
keperawatan 7, S1 farmasiapoteker 2, SKM 8, perawat anastesi 1, D-III perawat 41, D-III bidan 37, D-III farmasi 7, D-III rekam medik 2, D-III perawat gigi 1, D-III
Universitas Sumatera Utara
radiologi 1, D-III analis 2, D-III fisioterapi 1, D-III gizi 1, D-III komputer 1, SLTA sederajat 5, SLTPsederajat 1, SDsederajat 1.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan tentang perkembangan kunjungan rawat jalan menunjukan jumlah kunjungan  pasien cenderung menurun.
Tabel 1.1.  Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Kotapinang Labuhanbatu Selatan Tahun 2009-2012
No Tahun
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan
1 2009
12.954 2
2010 11.811
3 2011
11.322 4
2012 2.762
Sumber : Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah Kotapinang, 2012 Dari tabel diatas menunjukan  bahwa  jumlah kunjungan rawat jalan  yang
mengalami  penurunan,dari data di atas nampak bahwa data jumlah pasien rawat jalan di tahun 2012  mengalami penurunan  yan g begitu jauh dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya. Hal ini dikarenakan    ketidakpuasan pasien rawat jalan  atas pelayanan kesehatan yang diberikan  oleh pihak rumah sakit seperti petugas administrasi yang
melakukan pendataan  masih secara manual,  jumlah tenaga medis yang masih kurang,  penggunaan alat-alat kesehatan yang kurang mahir,  dan  lamanya pasien
menunggu kedatangan dokter. Dan BOR RS rendah di karenakan juga salah satu dari pelayanan RS yang masih kurang, dimana RS hanya menerima pasien umum, ASKES
PJKMU dan JAMKESMAS yang sekarang sedang di jalankan.  Pelayanan ASKES PJKMU  Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum  adalah program
jaminan kesehatan untuk masyarakat yang tidak mampu, dengan menunjukkan kartu
Universitas Sumatera Utara
tersebut pasien dapat berobat k Rumah Sakit Pemerintah hanya dengan menunjjukkan kartu trsebut. Sedangkan JAMKESMAS  Jaminan Kesehatan Mayarakat  adalah
Progrm pelayanan yang melayani  pasien-pasien tidak mampu, dan kartu tersebut dapat di pakai di Rumah Sakit Pemerintah, jamsmkesmas ini juga sama dengan
JAMPERSAL yaitu Pelayanan bagi ibu-ibu hamil hingga melahirkan secara gratis. Untuk melihat efisiensi rumah sakit, pada dasarnya menilai pelayanan medik
yang berkaitan dengan pemanfaatan  tempat tidur yang tersedia di rumah sakit, serta efisiensi pemanfaatan penunjang medik rumah sakit Hartanto, 1991.
Parameter yang digunakan untuk melihat efisiensi penggunaan tempat tidur TT terdiri dari 4 empat parameter Sudra, 2010, yaitu :
1. Bed Occupancy ratio BOR adalah Angka rata-rata tempat tidur terisi dalam
satu tahun. Tempat tidur yang di maksud adalah tempat tidur  ideal : 60 - 85.
2. Length of stay LOS merupakan jumlah hari kelender dimana pasien
mendapatakan perawatan rawat inap di Rumah sakit, sejak tercatat sebagai perawat rawat inap hingga keluar dari rumah sakit. Ideal : 6-9 hari
3. Turn Over Interval TOI  adalah Angka rata-rata sebuah tempat tidur tidak
terisi. Ideal : 1-3 hari. 4.
Bed Turn Over BTO adalah Tingkat penggunaan sebuah tempat tidur dalam satu tahun. Ideal : lebih dari 40-50 kali.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2. Jumlah BOR RSUD Kotapinang No
Indikator 2009
2010 2011
2012
1 BOR
25 27
23 5,21
2 LOS
3 hari 3 hari
2 hari 2 hari
3 TOI
12hari 11hari
13hari 9 hari
4 BTO
10 kali 10 kali
10 kali 8 kali
Sumber : Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Kotapinang Tahun,2012 Dari tabel di atas menunjukan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan
rumah sakit, data BOR di RSUD  Kotapinang masih di nilai rendah karena tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Depkes yaitu 60-85. Hal ini
dikarenakan  rendah nya kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan  pihak rumah sakit kepada pengunjungpasien  sehingga pasien merasa tidak puas akan pelayanan
kesehatan yang diberikan.
1.2. Permasalahan