35
2. Elemen-Elemen Iklan
Elemen atau
aspek iklan
penting diperhatikan
untuk menghasilkan iklan yang baik. Kasali 1992 menuliskan bahwa elemen
iklan dikenal dengan rumus AIDCA yaitu: a.
Attention perhatian Iklan harus menarik perhatian khalayak sasarannya. Untuk
itu iklan harus diperhatikan, antara lain ukuran size untuk media cetak, atau air time untuk media penyiaran, penggunaan warna spot
atau full color, tata letak lay out, jenis-jenis huruf tipografi yang ditampilkan, serta berbagai suara khusus untuk iklan pada radio dan
televisi. b.
Interest minat Penggunaan kata-kata atau kalimat pembuka sebaiknya dapat
merangsang orang untuk tahu lebih lanjut. c.
Desire hasrat Kebutuhan dan keinginan pembeli untuk membeli, memakai,
atau melakukan sesuatu harus dibangkitkan. d.
Conviction rasa percaya Rasa percaya dari calon pembeli dapat dimunculkan dengan
cara ditunjang berbagai pembuktian, memberikan contoh produk secara gratis, dan menyodorkan pandangan positif dari tokoh
masyarakat terkemuka.
36
e. Action tindakan
Tahap terakhir adalah upaya untuk membujuk calon pembeli agar segera melakukan tindakan pembelian. Bujukan yang diajukan
berupa harapan agar calon pembeli segera pergi ke toko, melihat- lihat ke showroom terdekat, mengambil contoh produk, mengangkat
telefon, mengisi formulir pesanan, atau setidaknya menyimpan dalam ingatan mereka sebagai catatan untuk membelinya kelak.
3. Fungsi Iklan
Iklan sebagai alat utama dalam promosi memiliki fungsi sebagai berikut Kotler, 1989; Lee dan Johnson, 2004:
a. Fungsi Informatif
Fungsi ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang tersedianya produk-produk serta keunggulan dari
produk tersebut. Hal yang dipengaruhi adalah proses kognitif dari konsumen. Konsumen sadar akan produk yang ditawarkan melalui
iklan, lalu terjadi proses persepsi, pemahaman, dan pengolahan data kemudian akan menyimpan data-data yang telah diperoleh tersebut
Kotler, 1989. Senada dengan hal itu Lee dan Johnson 2004 menambahkan
periklanan sebagai
fungsi informasi
mengkomunikasikan informasi
produk, ciri-ciri,
dan lokasi
penjualannya.
37
b. Fungsi Persuasif
Kotler 1989 menyatakan bahwa dalam fungsi ini penekanannya adalah pada pengambilan keputusan. Konsumen
tersentuh afektifnya dan terjadi proses pengambilan keputusan yang dimulai dengan pengenalan masalah sampai pada keputusan untuk
membeli atau tidak. Fungsi ini sangat menonjol karena bertujuan untuk mempengaruhi konsumen agar berpandangan positif terhadap
produk yang ditawarkan. Pada dasarnya tujuan dari pembuatan iklan untuk merangsang
konsumen agar mengambil keputusan untuk membeli produk yang ditawarkan. Jika iklan bertujuan untuk menumbuhkan sifat positif
terhadap produk yang ditawarkan, maka fungsi persuasif yang perlu menonjol. Jika produk sudah cukup dikenal dan kebutuhan akan
produk tersebut besar, maka fungsi informatif yang lebih berperan Kotler, 1989. Lee dan Johnson 2004 menambahkan jika periklanan
sebagai fungsi persuasif mencoba membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap
produk atau perusahaan tersebut. c.
Fungsi Pengingat Selain kedua fungsi tersebut, iklan juga dapat menjadi alat
bantu pengingat yang efisien Kotler, 1989. Senada dengan hal tersebut dijelaskan oleh Lee dan Johnson 2004 bahwa periklanan
sebagai fungsi pengingat terus menerus mengingatkan konsumen
38
tentang sebuah produk sehingga mereka akan tetap membeli produk yang diiklankan tanpa memedulikan merek pesaingnya.
4. Tujuan Iklan