Tujuan Iklan Manfaat Iklan Dampak Negatif Iklan

38 tentang sebuah produk sehingga mereka akan tetap membeli produk yang diiklankan tanpa memedulikan merek pesaingnya.

4. Tujuan Iklan

Pakar periklanan Indonesia, Ahmad S. Adnanputra dalam Kasali, 1992 menjelaskan bahwa penampilan, kesadaran, sikap, dan tindakan merupakan tujuan periklanan. Dijelaskan secara lebih kongkret perbedaannya sebagai berikut: a. Penampilan exposure Jika tiap kali terbit majalah Tempo dibaca oleh 100.000 orang, maka iklan yang dimuat di majalah itu mencapai penampilan 100.000. Namun hal ini tidak berarti iklan tersebut dibaca oleh 100.000 orang. b. Kesadaran awareness Jika dari penampilan 100.000 itu, 65 membaca iklan tersebut maka berarti iklan tersebut mencapai kesadaran sebanyak 65 x 100.000 = 65.000. c. Sikap attitude Jika dari kesadaran 65.000 itu kemudian 50 tertarik pada iklan tersebut dan mengambil sikap, maka iklan tersebut mencapai sikap sebesar 50 x 65.000 = 32.500 39 d. Tindakan action Jika dari jumlah sikap itu kemudian 80 membeli, hal ini berarti bahwa produk yang diiklankan berhasil mencapai penjualan sebesar 80 x 32.500 = 26.000.

5. Manfaat Iklan

Ada beberapa manfaat iklan bagi pembangunan masyarakat dan ekonomi. Kasali 1992 mengungkapkan manfaat itu antara lain: a. Iklan memperluas alternatif bagi konsumen. Dengan adanya iklan, konsumen dapat mengetahui adanya berbagai produk, yang pada gilirannya menimbulkan adanya pilihan. b. Iklan membantu produsen menimbulkan kepercayaan bagi konsumennya. Iklan-iklan yang tampil di hadapan masyarakat dapat menimbulkan kepercayaan yang tinggi bahwa perusahaan yang membuatnya bonafid dan produknya bermutu. c. Iklan membuat orang kenal, ingat, dan percaya.

6. Dampak Negatif Iklan

Terdapat beberapa dampak negatif dari iklan menurut seorang manajer senior PT Unilever Indonesia dalam Kasali, 1992 dan Lee dan Johnson 2004 antara lain: 40 a. Iklan membuat orang membeli sesuatu yang sebetulnya tidak orang inginkan atau butuhkan Manajer senior PT Unilever Indonesia, dalam Kasali, 1992 b. Iklan mengakibatkan barang-barang menjadi lebih mahal. Hal ini disebabkan pembuatan iklan membutuhkan dana sehingga terdapat anggapan bahwa iklan menambah harga barang Manajer senior PT Unilever Indonesia, dalam Kasali, 1992. c. Iklan yang baik akan membuat produk yang berkualitas rendah dapat terjual Manajer senior PT Unilever Indonesia, dalam Kasali, 1992. d. Iklan adalah pemborosan. Terdapat beberapa anggapan bahwa dana iklan sebaiknya digunakan saja bagi kepentingan perekonomian nasional Manajer senior PT Unilever Indonesia, dalam Kasali, 1992 e. Tulisan periklanan menyerempet aturan bahasa. Misalnya dalam memilih kata-kata atau menggunakan pelafalan dan tata bahasa yang tak tepat untuk membuat penekanan Lee dan Johnson, 2004. f. Periklanan menyebabkan orang membeli produk atau jasa yang tidak mereka butuhkan Lee dan Johnson, 2004. g. Periklanan melanggengkan penciptaan stereotip, proses kategorisasi individu-individu dengan memperkirakan perilaku mereka berdasarkan keanggotaan dalam satu kelas atau kelompok tertentu. Misalnya, menunjukkan kaum wanita hanya sebagai pengurus rumah tangga atau orang lanjut usia sebagai jompo. Stereotip dalam 41 periklanan dapat menguatkan pandangan negatif dari kelompok ini, dan dapat berkontribusi pada diskriminasi terhadap mereka Lee dan Johnson, 2004.

E. Potongan Harga dan Non-Potongan Harga