19
pernyataan tersebut, disebutkan bahwa daya tarik fisik menimbulkan penilaian yang menyenangkan tentang ciri kepribadian Hurlock, 1990.
B. Pembelian Impulsif Wanita
1. Pengertian Pembelian Impulsif Impulsive Buying
Pembelian impulsif impulsive buying dideskripsikan sebagai pembelian yang ditandai dengan terjadi secara tiba-tiba, sering kali
begitu kuat, sering keras hati, mendorong pada pembelian secara spontan, dan disertai perasaan senang dan kegembiraan Rook, 1987. Senada
dengan hal tersebut, Hoch dan Loewenstein; Thompson, Locander, dan Pollio dalam Rook Fisher, 1995 mendefinisikan pembelian impulsif
sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli secara spontan dan dengan seketika. Selain itu, daftar belanja mereka lebih “bebas” dan
mudah menerima gagasan baru dengan tiba-tiba, ide membeli mereka pun tak terduga. Hal itu disebabkan oleh pemikiran mereka yang
kemungkinan besar relatif kurang perenungan, dikuasai emosional, dan terpikat oleh harapan untuk memenuhi kepuasan saat itu juga.
Secara lebih khusus, pembelian impulsif dianggap sebagai gaya spesial dari pembelian yang tidak terencana, diaktifkan oleh stimulus
visual biasanya produk dan dilakukan dalam waktu yang sangat singkat Piron; Stern dalam Gasiorowska, 2011. Dijelaskan lebih lanjut oleh
Rook Gardner dalam Herabadi, Verplanken, dan Knippenberg, 2009 bahwa pembelian impulsif merupakan tindakan yang tergesa-gesa dan
20
disertai respon emosional yang kuat. Selain itu, Rook 1987 menambahkan bahwa pembelian impulsif juga muncul karena keinginan
untuk membeli atas dasar kesenangan semata tanpa mempedulikan bagaimana cara mendapatkannya.
Dari sisi pemasaran, pembelian impulsif selalu didefinisikan sebagai pembayaran atas produk yang spesifik, yang memiliki
karakteristik harga yang murah, diproduksi dalam jumlah yang besar, bersifat tidak terlalu dibutuhkan, dijual untuk memenuhi keinginan diri,
secara instensif dipasarkan secara masal, dan menyimpan kesenangan bagi pembelinya Kotler dan Bass; Stern, dalam Gasiorowska, 2011.
Di sisi lain, pembelian impulsif ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut; kurangnya perencanaan sebelum melakukan pembelian,
kurangnya pertimbangan ketika berbelanja, munculnya perasaan puas dan senang setelah membeli barang yang diinginkan namun sesudahnya
mengalami kekecewaan, hasrat untuk melakukan pembelian berkali-kali, dan pembelian yang tidak terkontrol Verplanken dan Herabadi, 2001.
Hal tersebut senada dengan Rook 1987, dalam Verplanken dan Sato, 2011 yang juga menyatakan ciri-ciri pembelian impulsif sebagai berikut;
pembelian yang tidak terencana, kesulitan dalam mengontrol, dan disertai respon emosional.
Selain pengertian dan ciri yang telah dipaparkan tersebut, terdapat juga beberapa hal yang mendasari impulsivity Puri, dalam Taute dan
McQuitty, 2004 antara lain, spontanitas spontaneity, kurangnya
21
keteguhan a lack of persistence, dan sikap riang carefree attitude. Rohman 2009 menambahkan jika reaksi impulsif yang dirasakan oleh
seseorang membuatnya sulit untuk membatasi perilaku dan seringkali konsisten dengan pembelian impulsif dalam kontek berbelanja.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelian impulsif merupakan pembelian yang terjadi secara spontan serta tergesa-
gesa yang didasari oleh pemikiran yang kurang perenungan dan kurangnya pertimbangan sehingga mudah menerima gagasan baru
dengan tiba-tiba serta dikuasai oleh respon emosional dan kekerasan hati yang mendorong pembeli untuk memenuhi keinginannya saat itu juga.
Definisi dan ciri-ciri dari pembelian impulsif digunakan dalam menyusun skala perilaku pembelian impulsif.
2. Aspek-Aspek Pembelian Impulsif