Menjadi Guru IPA yang Profesional

dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama Slamento, 2010:102. Dari uraian sebelumnya, pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang melibatkan peserta didik dengan pendidik yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan membelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA, tentunya guru IPA harus bisa memfasilitasi siswanya dengan terlebih dahulu mempersiapkan diri dalam berbagai aspek pembelajaran yang harus dikuasai guru yaitu pemahaman tentang pembelajaran, menguasai bahan pembelajaran, menerapkan strategi pembelajaran, berinteraksi dengan siswa dan mengelola kelas. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa persepsi guru IPA terhadap pembelajaran adalah tanggapan guru IPA mengenai pembelajaran yang berdasarkan apa yang dipikirkannya baik dari pengetahuan sebelumnya ataupun dari proses interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran yang meliputi beberapa aspek yaitu pemahaman tentang pembelajaran, penguasaan materi, strategi pembelajaran, interaksi dengan siswa dan pengelolaan kelas.

C. Keyakinan Guru IPA dalam Melaksanakan Pembelajaran

Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai suatu hal Dani V, 2008. Studi tentang keyakinan guru merupakan salah satu bentuk untuk memahami bagaimana guru mengorganisasikan pekerjaan mereka Richards, Jack et al.,2015:1. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Permendiknas RI No 16 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dalam Sutiarno, S. dkk. 2012 : 75-76 bahwa rasa percaya diri disamakan dengan istilah “keyakinan guru”, yang artinya sikap mental yang dimiliki guru terhadap manfaat pembelajaran bagi siswa, dirinya, dan kehidupan sehari-hari, serta keyakinan akan kemampuan dirinya dalam mengorganisasikan pembelajaran. Keyakinan Guru yang dimaksud dalam hal ini adalah keyakinan guru dalam melaksanakan pembelajaran to do. Sejauh mana guru yakin dalam melaksanakan atau menerapkan aspek-aspek pembelajaran tersebut. Keyakinan guru dalam melaksanakan pembelajaran sangat penting dalam memahami dan meningkatkan proses pendidikan TALIS, 2009: 89. Pernyataan ini sejalan dengan Sutiarno, S. dkk yang meyatakan bahwa keyakinan guru merupakan suatu unsur yang penting dalam keberhasilan pendidikan, khususnya pembelajaran di kelas Sutiarno, 2012: 76. Dari uraian di atas, keyakinan guru IPA dalam melaksanakan pembelajaran adalah suatu rasa percaya diri dalam mengorganisasikan pembelajaran yang dimiliki oleh guru IPA. Sehingga guru memiliki rasa yakin bahwa ia telah melaksanakan pembelajaran dengan baik.

D. Hubungan Persepsi dan Keyakinan Guru IPA dalam Melaksanakan

Pembelajaran Menurut Borko, H. Putnam, R.T, aktivitas guru merupakan realisasi atau manifestasi dari apa yang ada di dalam ‘kepala guru’ dalam Sarkim, 2015 atau dengan kata lain, tindakan guru dalam kelas merupakan sesuatu yang diyakini guru untuk dilaksanakan di dalam proses bembelajaran yang be rasal dari ‘kepala guru’ yang dalam hal ini bisa diartikan sebagai persepsi guru IPA terhadap pembelajaran. Sehingga untuk mengetahui keyakinan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA maka perlu diketahui terlebih dahulu persepsi guru terhadap pembelajaran itu sendiri. Para peneliti melaporkan bermacam tingkat konsistensi antara persepsi yang dimiliki guru tentang pembelajaran dan praktek pembelajaran yang dilakukannya. Thompson dalam Mulyana, melaporkan tingkat konsistensi yang tinggi antara keduanya, walaupun hubungan antara persepsi dan praktek pembelajaran itu begitu kompleks, namun dapat disederhanakan sebagai sebab dan akibat Mulyana, 2000 :9. Dari kedua pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa ada hubungan sebab akibat antara persepsi guru terhadap pembelajaran dan keyakinan guru dalam melaksanakan pembelajaran karena persepsi guru merupakan hal yang akan diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran atau dalam hal ini disebut keyakinan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Bisa diartikan bahwa jika persepsi guru IPA baik terhadap pembelajaran maka keyakinannya dalam melaksanakan pembelajaran itu juga baik. Lebih sederhananya dapat diartikan bahwa jika guru mengetahui know maka guru yakin dapat melaksanakannya to do. 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Suparno 2010, penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan penjelasanuraian tentang suatu hal. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang diperoleh dari analisis skor subyek dari kuisioner yang diisi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016 di 17 Sekolah Menengah di Kabupaten Nias Barat. Kabupaten Nias Barat merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di dalam wilayah Pulau Nias Propinsi Sumatera Utara dan berada di sebelah Barat Pulau Nias yang berjarak ± 60 KM dari kota Gunungsitoli dalam http:niasbaratkab.go.idpage.php?id=150. Kabupaten Nias Barat masih tergolong kabupaten baru yang terdapat di Nias yang berdiri pada tanggal 26 November 2008 dan diremiskan pada tanggal 26 Mei 2009. Oleh karena itu, kabupaten Nias Barat masih tergolong kabupaten baru maka kualitas pendidikan di kabupaten Nias Barat masih rendah tergolong rendah. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat Abiyudin Waruwu, dalam laporannya pada tahun 2012 pada gema nias, mengungkapkan bahwa saat ini di Kabupaten Nias Barat tenaga pengajar masih kurang, baik di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tingkat SD, SMP, maupun SMASMK. “Ada sebanyak 2.463 guru di seluruh Kabupaten Nias Barat yang mengajar di 178 sekolah. Sebanyak 531 orang di antaranya adalah berstatus pegawai negeri sipil dan 1.932 sisanya tenaga honorer Gema Nias, 2012. Guru adalah harapan satu-satunya peserta didik dalam memperoleh ilmu di Pulau Nias. Hal ini karena keterbatasan dalam sarana-prasarana di sekolah dan akses internet yang masih minim. Sangat jelas bahwa peraran guru sangat diperlukan oleh peserta didik. Guru menyampaikan materi pelajaran dan siswa menyimak dan mengembangkankan sesuai pemahamannya sendiri Kabar Nias, 2016. Melihat kenyataan bahwa kurangnya sarana-prasana yang menunjang pendidikan di Kabupaten Nias Barat maka gurulah yang merupakan kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, guru yang professional dan kompenten dalam bidangnya sangat diharapkan untuk kemajuan pendidikan di Kabupaten Nias Barat.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yaitu guru IPA Sekolah Menengah di Kabupaten Nias Barat yang berjumlah 53 orang. Guru tersebut terdiri dari 21 guru IPA SMP dan 32 Guru IPA SMA yang terdiri dari guru Biologi, Fisika dan Kimia SMA. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI