Pengertian Pembelajaran IPA Hakikat Pembelajaran IPA

menghubungkan materi yang diajarkan dengan pengalaman empiris peserta didik serta melaksanakan proses asesmen pada peserta didik c. Lingkungan Belajar Learning Enviroment Guru IPA harus mampu merencanakan proses pembelajaran yang melibatkan peserta didik. Perencanaan seorang guru IPA harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, sesuai standar yang telah ditetapkan. Dalam menata lingkungan belajar harus mempertimbangkan sistem sosial peserta didik, konsep IPA, proses inkuiri, dan Kesehatan Keselamatan Kerja K3 peserta didik. Langkah-langkah yang ditempuh dalam memenuhi standar ini dengan menetukan desain pembelajaran, pengaturan instruksional, teknologi pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sampai pada asesmen yang akan dilaksanakan. Dalam menetukan desain, seorang guru harus juga memperhatikan setting laboratorium atau instrument yang akan digunakan agar dapat diakses oleh semua peserta didik serta pelaksanaan proses pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi peserta didik. d. Standar Keselamatan Safety Proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru IPA harus memperhatikan keselamatan peserta didik. Dalam hal ini, jika dalam proses pembelajarannya menggunakan bahan-bahan IPA yang berbahaya atau ketika melaksanakan eksperimen IPA. Dalam penetapan standar keselamatan perlu disesuaikan dengan fisik dan psikologi peserta didik. e. Dampak terhadap Pembelajaran Setelah proses pembelajaran IPA, ketika seorang individu sudah memahami konsep IPA maka seorang guru harus dapat merancang istrumen untuk mendiagnosa pemahaman peserta didik dan efek pengiringnya nurturant effect. Guru juga menyajikan bukti nyata adanya perubahan yang signifikan pada peserta didik setelah mempelajari IPA. Wujud nyata standar ini dalam kurikulum yang berlaku dan akan berlaku di Indonesia adalah penanaman karakter mulai sebagai efek pengiring. Efek pengiring dan efek pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah-sekolah formal. f. Pengetahuan dan Keterampilan Profesional Seorang guru IPA harus selalu meningkatkan kompetensi professionalnya dalam penguasaan materi IPA dalam meningkatkan keterampilan profesionalnya dengan cara mengikuti symposium, penelitian-penelitian yang serumpun, konferensi, proyek-proyek dalam komunitas guru IPA.

4. Menjadi Guru IPA yang Profesional

Dalam Wisudawati A. dan Sulistyowati E 2014:26 Seorang guru IPA wajib memiliki empat kompetensi sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang- Undang Guru UU No.14 Tahun 2005 dan Standar Nasional Pendidikan PP No.19 Tahun 2005. Kompetensi tersebut ialah: 1. Kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan melaksanakan proses pembelajaran IPA. 2. Kompetensi professional yaitu kemampuan menguasai materi IPA. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Kompetensi kepribadian yaitu kemapuan menjadi teladan bagi peserta didik dan sejawat, atasan, dan bawahan. 4. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan hidup bermasyarakat di sekolah maupun di luar sekolah Keempat kompetensi tersebut bersifat holistik dan integratif dalam kinerja guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi Asmani, J. 2009 :43: 1. Pengenalan peserta didik secara mendalan; 2. Penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu disciplinary content maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah; 3. Penyelenggaraan pembelajaran mendidik yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses, hasil belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan dan pengayaan; 4. Pengembangan kepribadian dan profesionalitas secara berkelanjutan. Menurut Trowbridge Bybee dalam Suparno 2013:8-10, untuk menjadi guru yang profesional, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilatih oleh guru terus menerus, antara lain: 1. Penguasaan bahan Guru IPA harus menguasai bahan yang mau diajarkan sehingga tidak menyebabkan miskonsepsi pada siswa. Maka guru IPA harus terus mengembangkan diri dengan mempelajari bahan IPA Fisika, Kimia, Biologi atau sesuai bidang yang diajarkan. Sekarang ini banyak sumber belajar yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dapat digunakan untuk menambah pengetahuan seperti internet, buku-buku baru, seminar, lokakarya, dan bertanya kepada tenaga ahli. 2. Mengerti tujuan pengajaran IPA Guru IPA yang baik harus mengerti tujuan dari pengajaran IPA Fisika, Kimia dan Biologi. Dengan mengerti tujuannya, guru dapat mengarahkan siswa ke arah tujan dengan lebih efektif dan efesien. Misalnya guru perlu mengetahui tujuan umum pelajaran seperti: a Mengerti dan menggunakan metode ilmiah b Menguasai pengetahuan IPA c Menggunakan sikap ilmiah d Memenuhi kebutuhan pribadi dan masyarakat e Kesadaran akan karir masa depan 3. Guru dapat mengorganisasi pengajaran IPA Guru IPA yang baik dapat mempersiapkan pengajaran sesuai dengan tujuan. Ia juga mengerti cara mengajarkan bahan itu, dapat memilih evaluasi dan latihan yang akan diberikan kepada siswa selama proses pembelajaran. Termasuk dalam perencanaan adalah merencanakan beberapa waktu yang digunakan dan tugas apa yang harus dilakukan siswa. 4. Mengerti situasi siswa Pembelajaran akan sungguh mengena pada siswa dan menyenangkan siswa, bila situasi siswa diperhatikan. Maka guru perlu berusaha mengerti keadaan siswa. Beberapa situasi siswa perlu diketahui seperti: konsep awal siswa, pemikiran siswa, konsep yang telah dipunyai, perkembangan kognitif, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI