Tata cara Pelaksanaan PPR

mempunyai kepekaan untuk berbuat baik bagi orang lain yang membutuhkan, punya kepedulian pada orang lain terutama yang miskin dan kecil.

a. Tata cara Pelaksanaan PPR

Unsur utama dalam PPR ada tiga yaitu pengalaman, refleksi, dan aksi. Ketiga unsur utama itu dibantu oleh unsur sebelum pembelajaran yaitu konteks, dan dibantu oleh unsur setelah pembelajaran dengan evaluasi. Gambar 2.1 Pelaksanaan PPR 1. Konteks Konteks untuk menumbuhkembangkan pendidikan antara lain sebagai berikut Subagya, 2008: 42. Pertama, wacana tentang nilai-nilai yang ingin dikembangkan, agar semua anggota komunitas, guru, dan siswa menyadari bahwa yang menjadi landasan pengembangan bukan Sumber : Paul Suparno 2015 KONTEKS PENGALAMAN AKSI REFLEKSI EVALUASI COMPETENCE CONSCIENCE COMPASSION peraturan, perintah, atau sanksi-sanksi, melainkan nilai-nilai kemanusiaan. Gurufasilitator perlu menyemangati mereka agar memiliki nilai seperti: persaudaraan, solidaritas, penghargaan terhadap sesama, cinta lingkungan hidup, dan nilai-nilai lain yang semacam itu. Diharapkan seluruh angggota komunitas berbicara mengenai nilai-nilai. Kedua, contoh-contoh penghayatan mengenai nilai-nilai yang diperjuangkan, lebih-lebih contoh dari pihak guru. Kalau itu ada, maka siswa akan cenderung melihat, bersikap, dan berperilaku sesuai engan nilai yang dihayati lingkungannya. Ketiga, hubungan akrab, saling percaya, agar bisa terjalin dialog yang saling terbuka antara guru dan siswa. Setiap orang dihargai, ditunjukkan kebaikkannya, ditantang untuk melakukan yang benar, baik, dan indah. Dengan demikian, konteks adalah deskripsi tentang “dengan siapa” berinteraksi, “bagaimana” latar belakang dan pengalaman hidupnya, “dimana” dan “seperti apa” lingkungan tempatnya berinteraksi tersebut, serta “mengapa” mengikuti proses pembelajaran P3MP-LPM USD, 2012. 2. Pengalaman Pengalaman untuk menumbuhkan persaudaraan, solidaritas, dan saling memuji adalah pengalaman bekerja sama dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kelompok kecil yang “direkayasa” sehingga terjadi interaksi dan komunikasi yang intensif, ramah, sopan, penuh tenggang rasa, dan akrab Subagya, 2008: 42. Pengalaman dipakai untuk menunjukkan pada setiap kegiatan yang memuat pemahaman kognitif bahan yang disimak yang juga memuat unsur afektif yang dihayati oleh pelajar Subagya, 2010: 51. Ada dua jenis pengalaman dalam pembelajaran, yaitu pengalaman lansung dan tidak langsung Suparno, 2015: 29. a. Pengalaman langsung Adalah yang sungguh dialami oleh mahasiswa sendiri, sehingga seluruh diri terlibat. b. Pengalaman tidak langsung Pengalaman yang diperoleh seseorang bukan dialami sendiri dari mendengar, membaca, dan melihat melalui berbagai media. Pengalaman tidak langsung kurang memiliki kekuatan membangkitkan dimensi afektif. Oleh karena itu, pengalaman tidak langsung perlu diperkaya dengan imajinasi. 3. Refleksi Guru memfasilitasi dengan pertanyaan agar siswa terbantu untuk berefleksi. Pertanyaan yang baik adalah pertanyaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI divergen menyebar ke seluruh siswa, agar siswa secara otentik dapat memahami, mendalami, dan meyakini temuannya. Siswa dapat diajak untuk diam dan hening untuk meresapi apa yang baru saja dibicarakan. Melalui refleksi, siswa meyakini maka nilai yang terkandung dalam pengalamannya. Diharapkan siswa membentuk pribadi mereka sesuai dengan nilai yang terkandung dalam pengalamannya itu Subagya, 2010: 43. Refleksi adalah langkah yang sangat penting dalam berdinamika PPR. Tahap refleksi mahasiswa dibantu untuk menggali pengalaman mereka sedalam-dalamnya dan seluas- luasnya, dan mengambil makna bagi hidup pribadi, hidup bersama, dan hidup bermasyarakat Suparno, 2015: 33. Refleksi menjadi unsur yang penting dalam pendidikan Ignasian karena menjadi penghubung anatara pengalaman dan tindakan. Refleksi berarti mengadakan pertimbangan seksama dengan menggunakan daya ingat, pemahaman, imajinasi, dan perasaan menyangkut bidang ilmu, pengalaman, ide, tujuan yang diinginkan atau reaksi spontan untuk menangkap makna dan nilai hakiki dari apa yang dipelajari. Melalui refleksi, pengalaman yang diperoleh dalam proses pembelajaran diperdalam untuk menangkap makna esendial atau arti penting dari pokok materi yang dipelajari. Melalui refleksi, peserta didik diharapkan tumbuh menjadi pribadi yang memiliki kedalam competence, conscience, dan compassion P3MP-LPM USD, 2012. Tujuan kegiatan refleksi adalah: a. Menangkap arti atau nilai hakiki dari apa yang dipelajari. b. Menemukan keterkaitan antar pengetahuan dan antara pengetahuan dengan realitasnya. c. Memahami implikasi pengetahuan dan seluruh tanggung jawabnya. d. Membentuk hati nurani. Refleksi dapat dilakukan dengan cara : a. Menggunakan ingatan : mengingat kembali apa yang dipelajari b. Mendayakan hati : mencermati perasaan, menyadari reaksi batin, mempertimbangkan dorongan hati c. Mengaktifkan pikiran : memperdalam pemahaman, melihat implikasi bagi diri sendiri dan orang lain. d. Menghidupkan kehendak : bagaimana sikap dan tindakan yang akan kulakukan. Istilah refleksi dipakai dalam arti : menyimak kembali penuh perhatian bahan studi tertentu, pengelaman, ide-ide, usul- usul, atau reaksi spontan supaya dapat menangkap maknanya lebih dalam. Jadi refleksi adalah suatu proses yang memunculkan makna dalam pengalaman manusiawi Subagya, 2010 :55. 4. Aksi Aksi adalah tindakan, baik aksi batin maupun aksi tindakan psikomotorik, yang dilakukan mahasiswa setelah mereka merefleksikan pengalaman belajar mereka Suparno, 2015 :37. Aksi atau tindakan adalah kegiatan mencerminkan pertumbuhan batin berdasarkan yang telah direfleksikan Guru memfasilitasi siswa dengan pertanyaan aksi agar siswa terbantu P3MP-LPM USD, 2012. Istilah aksi dipakai untuk menunjuk pertumbuhan batin seseorang berdasarkan pengalaman yang telah direfleksikan dan juga pada manifestasi lahiriahnya Subagya, 2010: 61. Istilah ini mencangkup dua langkah P3MP-LPM USD, 2012: 29 : a. Menumbuhkan pilihan-pilihan batin. Tahap ini merupakan momentum bagi peserta didik untuk memilih kebenaran sebagai miliknya, sambil tetap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI membiarkan diri ke arah mana ia pimpin oleh kebenaran itu. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh dalam proses pembelajaran. Di sinilah pembelajaran dihadapkan pada makna dan nilai yang menyodorkan pilhan-pilihan yang harus diambil. Ketrampilan membuat laporan akutansi dapat membawa pilihan untuk memanfaatkannya secara jujur dalam membuat laporan keuangan demi kepentingan diri atau organisasi. b. Menyatakan pilihan secara lahir. Pada suatu ketika, makna-makna, hidup, sikap, nilai-nilai, yang telah menjadi bagian dari dirinya, mendorong peserta didik berbuat sesuatu yang konsisten dengan keyakinan barunya. Kalau maknanya positif, peserta didik akan meningkatkan keadaan yang menimbulkan pengalaman yang bermakna positif. Kalau maknanya negatif, peserta didik akan berusaha memperbaiki, mengubah, mengurangi, atau menghindari apa yang menimbulkan pengalaman yang negatif itu. Misalnya, kalau sekarang insaf akan sebab-sebab hasil belajarnya yang buruk ia akan mengubah cara belajar untuk menghindari kegagalan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Untuk membangun niat dan bertindak sesuai hasil refleksinya. Dengan membangun niat dan berperilaku dari kemauannya sendiri siswa membentuk pribadinya agar nantinya lama-kelamaan menjadi perjuang bagi nilai-nilai yang direfleksikannya. 5. Evaluasi Kegiatan evaluasi dimaksudkan untuk melihat secara keseluruhan bagaimana proses PPR itu terjadi dan berkembang Suparno, 2015: 40. Evaluasi dalam pembelajaran adalah aktivitas untuk memonitor perkembangan akademis siswa. Evaluasi merupakan proses pengumpulan, pengolahan dan pengambilan keputusan atas data tentang suatu obyek selanjutnya dipertimbangkan pemberian nilai atas proyek tersebut berdasarkan pada suatu kriteria tertentu. Dalam evaluasi pembelajaran, yang menjadi obyek penilaian adalah proses dan hasil belajar. Evaluasi proses pembelajarn menekankan pada evaluasi pengolahan pembelajarn yang dilaksanakan oleh pembelajaran meliputi keefektifan strategi pembelajaran yang dilaksanakan, keefektifan media pembelajaran, cara mengajar yang dilaksanakan, dan minat, sikap serta cara belajar siswa. Evaluasi hasil pembelajaran atau evaluasi hasil belajar antara lain menggunakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar sebagai prestasi belajar, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dalam hal ini adalah penguasaaan kompetensi oleh setiap siswa P3MP-LPM USD, 2012: 35. Beberapa teknik evaluasi yang dapat digunakan berdasarkan jenis kompetensi adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Teknik evaluasi Jenis kompetensi Teknik pengukuran Perolehan pengetahuan  Tes obyektif, Tes uraian, Tes lisan  Presentasu lisan  Laporan evaluasi mandiri Ketrampilan kognitif  Studi kasus  Peta konsep  Interview Ketrampilan psikomotor dan personal-sosial  Tes untuk kerja  Observasi  Review terhadap hasil karya portofolio  Laporan pemecahan masalah  Visualisasi masalah  Jurnal reflektif  Simulasi komputer  Observasi pemecahan masalah  Portofolio Sikap, perilaku, dan nilai  Bermain peran  Tes obyektif, Jurnl reflektif  Tulisan bebas opinion paper, diary, argumentative paper  Observasi dalam situasi otentik Teknik evaluasi yang tercantum dalam tabel di atas dapat digunakan dalam konteks evaluasi competence, conscience, dan compassion. Domain competence mencangkup kompetensi perolehan pengetahuan, ketrampilan kognitif, ketrampilan psikomotor, dan ketrampilan pemacahan masalah. Domain conscience dan compassion mencangkup sikap, perilaku, dan nilai. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Setelah pembelajaran, guru memberikan evaluasi atas kompetensinya dari sisi akademik. Ini adalah hal wajar dan merupakan keharusan. Bertujuan untuk mengembangkan ranah akademik dan menyiapkan siswa menjadi kompeten di bidang studi yang dipelajarinya.

2. Teori Van Hiele

Dokumen yang terkait

Analisis Buku Sekolah Elektronik (BSE) SMP pada Materi Geometri Berdasarkan Teori van Hiele

0 16 15

“Analisis Level Pertanyaan Geometri Berdasarkan Tingkatan van Hiele pada Buku Teks Matematika SMP Kelas VII”

0 21 17

pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IV SDIT Al-Mubarak Jakarta pusat tahun ajaran 2014/2015

4 24 258

Implementasi pembelajaran aqidah akhlak pada siswa kelas VIII di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 27 0

Proses Berpikir Kritis Siswa pada Level Deduksi Informal van Hiele

1 1 9

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 12

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 21

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 48