2. Faktor dari dalam, terdiri dari faktor fisiologis umum dan panca indera,
serta faktor psikologis seperti minat, kecerdasanIQ, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif.
Aspek-aspek tersebut di atas dapat menjadi faktor penghambat ataupun pendukung prestasi belajar membaca dan menulis al-
Qur’an siswa.
12
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran baca tulis al- Qur’an
adalah suatu aktivitas pembelajaran yang memiliki tujuan agar seseorang mampu dalam membaca dan menulis al-
Qur’an dimana orang tersebut dapat melihat, melafalkan serta memahami al-
Qur’an secara baik dan juga membuat huruf-huruf dari tulisan-tulisan yang tertera dalam Kitab Suci al-
Qur’an.
2. Dasar Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an
Dalil-dalil al- Qur’an dan hadits yang mendasari pembelajaran baca
tulis al- Qur’an adalah sebagai berikut:
٥ ۱
“Bacalah dengan menyebut Nama Tuhan-mu Yang Menciptakan. Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan-mulah
Yang Maha Pemurah. Yang Mengajar manusia dengan perantaraan kalam.
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” Q.S. Al- Alaq [96]: 1-5.
13
12
Maidir Harun dan Dasrizal, Kemampuan Membaca dan Menulis Huruf Al- Qur’an pada
Siswa SMA, Jakarta: Badan Litbang dan Diklat, Departemen Agama, 2008, h. 13.
13
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: CV Penerbit Diponegoro,
2005, Cet. X, h.479.
۱
“Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis.” Q.S. Al-Qalam [68]:1.
14
Bukhari meriwayatkan dari „Utsman RA, ia berkata:“Rasulullah SAW bersabda: „Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan
mengajarkannya. ’”.
15
Pemerintah Indonesia telah memberikan perhatian dalam hal pembelajaran baca tulis al-
Qur’an yang ditegaskan dalam keputusan bersama sebagai berikut:
“Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama RI nomor 128 tahun 198244 A tahun 82 menyatakan, “Perlunya usaha
peningkatan kemampuan baca tulis al- Qur’an bagi umat Islam dalam
rangka peningkatan penghayatan dan pengamalan al- Qur’an dalam
kehidupan sehari- hari.”
Keputusan bersama ini ditegaskan pula oleh Intruksi Menteri Agama RI nomor 3 tahun 1990 tentang pelaksanaan upaya peningkatan kemampuan
baca tulis huruf Al- Qur’an.”
16
Hal ini menunjukkan bahwa selain al- Qur’an dan hadits yang
mendasari pelaksanaan pembelajaran baca tulis al- Qur’an, Undang-
Undang Pemerintahan RI juga turut mendasarinya.
14
Ibid. , h. 450.
15
Imam Nawawi, Peringkas: Syaikh Yusuf An-Nabhani, Ringkasan Riyadhush Shalihin, Terj. dari Mukhtashor Riyaadhush Shoolihiin oleh Abu Khodijah Ibnu Abdurrohim, Bandung: Irsyad
Baitus Salam, 2012, Cet. XI, h. 160.
16
Ahmad Syarifuddin, Op. Cit., h. 41.
3. Tujuan Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an
Menurut Muhammad Abdul Qadir Ahmad dalam mengajarkan al- Qur’anul Karim bertujuan memberi pengetahuan kepada anak didik yang
mengarah kepada:
17
a. Kemantapan membaca sesuai dengan syarat-syarat yang telah
ditetapkan, dan menghafal ayat-ayat atau surah-surah yang mudah bagi mereka.
b. Kemampuan memahami kitab Allah secara sempurna, memuaskan
akal, dan mampu menenangkan jiwanya. c.
Kesanggupan menerapkan ajaran Islam dalam menyelaraskan problema hidup sehari-hari.
d. Kemampuan memperbaiki tingkah laku murid melalui metode
pengajaran yang tepat. e.
Kemampuan memanifestasikan keindahan retorika dan uslub al- Qur’an.
f. Penumbuhan rasa cinta dan keagungan al-Qur’an dalam jiwanya.
g. Pembinaan pendidikan Islam berdasarkan sumber-sumber yang utama
dari al- Qur’anul Karim.
Muhammad Abdul Qadir Ahmad menambahkan “Hendaklah kita
memberi perhatian yang seimbang terhadap ayat bacaan ini, karena mengajar ayat-ayat bacaan itu bertujuan agar:
18
- Murid-murid dapat membaca kitab Allah dengan mantap, baik dari
segi ketepatan
harakat, saktat
tempat-tempat berhenti,
menyembunyikan huruf-huruf sesuai dengan makhrojnya, dan persensi maknanya.
- Murid-murid mengerti makna al-Qur’an dan berkesan dalam jiwanya.
- Menimbulkan rasa haru, khusyuk dan tenang jiwa murid-murid serta
takut kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala.
17
Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008, h. 78.
18
Ibid., h. 79.
Sa’ad Riyadh mengatakan bahwa: Mengajarkan al-
Qur’an mampu menumbuhkan sifat-sifat kebaikan pada seseorang, terutama jika pengajaran tersebut diberikan dan
diarahkan khusus kepada orang yang menjadi tanggung jawabnya. Apalagi jika cara pengajarannya disampaikan dengan metode yang
baik dan menarik sehingga mampu menumbuhkan rasa cinta pada diri anak-anak terhadap al-
Qur’an.
19
Dalam hal tujuan pembelajaran baca tulis al- Qur’an, Ahmad
Syarifuddin memberikan pendapat yaitu diuraikan sebagai berikut: Dahulu Nabi SAW. memberikan perhatian yang besar terhadap
pendidikan al- Qur’an, khususnya untuk kalangan anak-anak. Hal ini
bertujuan untuk mengarahkan anak-anak berkeyakinan atau setidak- tidaknya mengenal bahwa sesungguhnya Allah SWT itu Tuhannya dan
al- Qur’an ini adalah kalam-Nya. Juga bertujuan agar ruh al-Qur’an
senantiasa tertanam pada jiwa mereka. Cahaya al- Qur’an memancar
pada pemikiran, pandangan dan indera mereka. Bertujuan pula agar mereka menerima akidah-akidah al-
Qur’an sejak dini, tumbuh dan beranjak dewasa senantiasa mencintai al-
Qur’an, kontak dengannya, menjalankan
perintah-perintahnya, dan
menjauhi larangan-
larangannya, berakhlak seperti akhlak al- Qur’an, serta berjalan di atas-
atas prinsip-prinsip Kitab Suci al- Qur’an.
20
Selanjutnya Muhammad Ali Sunan menyatakan bahwa tujuan pembelajaran al-
Qur’an pada anak-anak yaitu:
21
a. Anak dapat membaca al-Qur’an dengan baik dan benar berdasarkan
kaidah-kaidah ilmu tajwid. b.
Anak dapat menulis al-Qur’an dengan baik dan benar. c.
Anak dapat menghafal surat-surat pendek dan doa-doa yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
d. Anak dapat melakukan sholat dengan baik serta terbiasa hidup dalam
suasana Islami.
19
Sa’ad Riyadh, Langkah Mudah Mengairahkan Anak Hafal Al-Qur’an, Solo: Samudera, 2009, h. 14.
20
Ahmad Syarifuddin, op. cit., h. 68.
21
Muhammad Ali
Sunan, Metode
Pengajaran Al-
Qur’an, 2014, h. 1, http:muhammadalisunan.blogspot.com.
Baca tulis al- Qur’an perlu diajarkan pada anak usia dini karena
merupakan modal dasar bagi anak untuk menempuh pendidikan agama Islam selanjutnya, contohnya pelajaran tentang sholat, dimana
membutuhkan kelancaran
bacaan-bacaan al-
Qur’an dalam
menunaikannya. Selain pelajaran tentang sholat, pelajaran berdoa, membaca ayat-ayat pendek, dan kalimat-kalimat thoyyibah juga
membutuhkan kemampuan baca tulis al- Qur’an.
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an
Zakiah Daradjat dkk. menyatakan bahwa isi pengajaran al- Qur’an itu
meliputi:
22
a. Pengenalan huruf hijaiyyah, yaitu huruf Arab dari Alif sampai Ya
alifbata. b.
Cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyyah dan sifat-sifat huruf itu; ini dibicarakan dalam ilmu Makhraj.
c. Bentuk dan fungsi tanda baca, seperti syakal, syaddah, tanda panjang
maad, tanwin dan sebagainya. d.
Bentuk da fungsi tanda berhenti baca waqaf, seperti waqaf mutlak, waqaf jawaz dan sebagainya.
e. Cara membaca, melagukan dengan bermacam-macam irama dan
bermacam qiraat yang dimuat dalam Ilmu Qiraat dan Ilmu Nagham. f.
Adabut tilawah, yang berisi tata cara dan etika membaca al-Qur’an sesuai dengan fungsi bacaan itu sebagai ibadah.
Tambah Zakiah Daradjat lagi “Ruang lingkup pengajaran al-Qur’an ini lebih banyak berisi pengajaran keterampilan khusus yang memerlukan
banyak latihan dan pembiasaan ”.
23
22
Zakiah Daradjat dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Cet. IV, h. 91.
23
Ibid., h. 91.