Tujuan Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

b Sejumlah Surah Pendek yang ditargetkan untuk dihafal tersebut adalah sebagai berikut: 1 Bagi santri TKA sebanyak 13 Surah, yaitu surah at-Takatsur surah ke-102 sampai dengan surah an-Nas surah ke-114. 1 surah tersebut dihafal dalam 24 bulan TKA Paket A dan Paket B 2 Bagi santri TPA sebanyak 22 Surah, yaitu sebanyak target hafalan santri TKA 13 Surah ditambah 9 Surah lainnya, yaitu:  Surah adh-Dhuha Surah ke-93  Surah al-Insyirah Surah ke-94  Surah at-Tin Surah ke-95  Surah al-Alaq Surah ke-96  Surah al-Qadar Surah ke-97  Surah al-Bayyinah Surah ke-98  Surah al-Zilzalah Surah ke-99  Surah al-Adiyat Surah ke-100  Surah al-Qari’ah Surah ke-101 22 Surah tesebut di atas diharapkan dapat dihafal dalam tempo 12 bulan TPA Paket A. c Proses pembelajaran hafalan surah pendek, pada dasarnya sama dengan proses pembelajaran hafalan bacaan shalat. Bahkan tujuan penghafalan surah pendek tersebut berhubungan erat dengan bacaan dan praktik ibadah shalat. Oleh karena itu, Guru yang bertugas, selain melakukan pendekatan pembelajaran secara terpisah dengan alokasi waktu sendiri-sendiri, sewaktu-waktu ia harus kreatif melakukan penggabungan terintegrasi dengan cara sebagai berikut: 1 Guru membimbing para santrinya untuk mengembangkan hafalan bacaan shalat berikut hafalan sejumlah surah pendek tertentu dalm waktu bersamaan secara klasikal. 2 Mengadakan latihan praktik shalat secara utuh, yakni meliputi aspek bacaan shalat qauliyyah dan aspek gerakan f i’liyah. Terlebih-lebih untuk anak-anak yang masih tergolong pemula, yakni santri kelompok TKA Paket A dan santri TPA Kelompok umur 7-10 tahun. 3 Mendorong para santrinya agar membiasakan mengerjakan shalat di luar jam belajar, yakni di rumahnya masing-masing bersama orang tuanya dan atau di bawah pengawasan dan bimbingan orang tua atau kakak-kakaknya. Untuk itu kerjasama antara guru dan orang tua santri harus tercipta dengan baik. 3. Bacaan Tadarus Bittartil a Yang dimaksud “Tadarus Bittartil” ialah membaca Al-Qur’an dengan pola Tartil Murattal. Dalam pengajaran di TKTP Al- Qur’an, bimbingan Tadarus ini adalah bagi santri yang sudah tamatlulus dalam menyelesaikan paket Iqro, yakni buku Iqro jilid 1 sampai jilid 6 Paket A. b Bimbingan tadarus bittartil ini dilakukan melalui pendekatan individual privat dan atau kelompok privat, dibawah bimbingan guru privat. Prinsip pembelajarannya hampir sama dengan pembelajarannya bacaan Iqro. Bedanya, selain itu dalam pola lagunya yang tidak lagi dengan pola “mu’allaq” pada Paket Iqro, juga dalam pengelolaan kelasnya. Pada paket Iqro, anak-anak dikelompokkan berdasarkan jenjang prestasi pencapaian dari jilid ke jilid, sedangkan pada Paket Tadarus pengelompokkannya berdasarkan jenjang pencapaian dari juz ke juz dan tahap kemahiran dalam cara membacanya. 4. Ilmu Tajwid a Materi ilmu Tajwid diberikan kepada para santri kelompok TPA yakni TPA Paket B. Terutama bagi anak-anak yang sudah berumur 9 tahun ke atas pada pendidikan formalnya minimal telah duduk di kelas III SDMI. Dengan demikian, bagi santri kelompok TKA, sekalipun mereka sudah tadarus al- Qur’an TKA Paket B mereka belum dituntut target penguasaan ilmu Tajwid. Bagi mereka, yang diutamakan pembiasaan dan ketapatan membaca bacaan “Mujawwad” tanpa harus tahu secara teotitis kaidah-kaidah Ilmu Tajwid. Kalaupun harus memperkenalkan teorinya, hal itu bersifat terbatas, yakni terbatas pada bagian ilmu Tajwid yang mudah diingat dan dipahami anak. Itu pun dengan mempertimbangkan tingkat kecerdasan anak yang bersangkutan. b Proses pembelajarannya dilakukan secara klasikal melalui metode dan alat bantu atau media yang praktis, komunikatif, dan menarik bagi anak. Dalam hubungan ini, alat peraga dalam bentuk bagan, alat permainan dan kemasan dalam bentuk lagu-lagunyanyian adalah termasuk cara-cara yang menarik dan disenangi anak. Dan terbukti cukup efektif. Karenanya perlu dikembangkan dan dimasyarakatkan. c Mengenai buku pegangan santri, Buku “Cara Cepat Belajar Tajwid Praktis” susunan K.H. As’ad Humam Alm. cukup memadai untuk dijadikan standar. Namun demikian, guru yang bertugas dituntut untuk mengembangkannya, terutama dalam segi metodologi pengajarannya. Karena buku tersebut belum dilengkapi dengan cara mengerjakannya. d Seperti halnya pada tahap paket Iqra’, maka pada tahap tadarus ini, bimbingan dan peyimakan dari guru lebih menekankan pada target ketepatan membaca ketimbang kecepatan pencapaian jumlah yang dibacanya. Dengan kata lain, lebih menekankan segi kualitas bacaan daripada kuantitas jumlah bacaannya orientasi kualitas ini dilakukan secara intensif sejak juz-juz awal minimal juz 1 sampai juz IIIakhir surah Ali Imran. Untuk juz-juz berikutnya, santri dirangsang untuk giat membacanya tidak hanya pada jam-jam belajar di TKTP al- Qur’an, melainkan pula terutama di