Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

pembelajaran, penggunaan metode, materi, dan pelaksanaan evaluasi baca tulis al- Qur’an.

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Pendidik Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tentang pembelajaran baca tulis al- Qur’an pada anak usia dini. b. Bagi Anak Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat belajar membaca dan menulis al- Qur’an bagi anak-anak sejak usia dini. c. Bagi Lembaga Pendidikan Bagi Lembaga, hasil penelitian ini menjadi bahan masukan tentang pengembangan baca tulis al- Qur’an di Taman Pendidikan Al-Qur’an TPA dan untuk pengembangan selanjutnya. 6

BAB II KAJIAN TEORETIK

A. Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

1. Pengertian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

Sebelum menjelaskan pembelajaran, terlebih dahulu akan dijelaskan apa itu belajar. Menurut Margaret E. Bell Gredler belajar; adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. 1 Belajar menurut W.S. Winkel adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. 2 Sedangkan menurut Slameto, belajar merupakan suatu perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan- perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. 3 Selanjutnya, pembelajaran menurut Hamzah B. Uno, “adalah upaya mempengaruhi siswa agar belajar. Secara singkat dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah upaya membelajark an siswa”. 4 Pembelajaran pada hakikatnya sangat terkait dengan bagaimana membangun interaksi yang baik antara dua komponen yaitu guru dan anak didik. Interaksi yang baik dapat digambarkan dengan suatu keadaan dimana guru dapat membuat anak didik belajar dengan mudah dan 1 Margaret E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan Jakarta: PT Raja Grafindo, 1994, h. 1 2 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran Jakarta: Grasindo, 1996, Cet. V, h. 53. 3 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta: Rineka Cipta, 2003, Cet. IV, h. 2. 4 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Cet. III, h. v. terdorong oleh kemauannya sendiri untuk mempelajari apa yang ada dalam kurikulum sebagai kebutuhan mereka. 5 Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah menyatakan “dalam proses pembelajaran, termasuk pembelajaran pendidikan agama setidaknya terdapat tiga komponen utama yang saling berpengaruh. Ketiga komponen tersebut adalah: 1 Kondisi Pembelajaran; 2 Metode Pembelajaran; dan 3 Hasil Pembelajaran ”. Penjelasan dari ketiga komponen tersebut sebagaimana yang dikatakan oleh Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah adalah sebagai berikut: 1. Kondisi pembelajaran. Kondisi ini adalah faktor penting yang berpengaruh terhadap peningkatan hasil pembelajaran agama Islam. Kondisi ini meliputi bagaimana melakukan pemilihan metode, penetapan, dan pengembangan metode pembelajaran. Seorang muslim dituntut mampu mengkondisikan pembelajaran dengan baik. Sebab, cakupan bidang studi ini tidak hanya pada persoalan kognisi, tetapi juga afeksi dan psikomotor. Sehingga jika guru tidak dapat mengkondisikan pembelajaran dengan baik, bukan tidak mungkin ketiga ranah tersebut tidak terealisasi sesuai dengan yang diinginkan. 2. Metode pembelajaran. Setiap metode pembelajaran di dalamnya terdapat kelebihan dan kekurangan. Bagi guru agama Islam, kecermatan dalam memilih metode disesuaikan dengan situasi dan kondisi anak didik menjadi sangat penting. Ketika mengajarkan bacaan al- Qur’an, misalnya, guru agama Islam hendaknya memilih metode yang memungkinkannya dapat memberi contoh sebanyak mungkin kepada anak didik, dan bukan hanya ceramah dengan menjelaskan beragam teori seputar ilmu tajwid. 5 Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT Refika Aditama, 2009, h. 19.