sebagainya. Kemampuan moral yang tertinggi adalah ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
31
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada anak usia dini terjadi perkembangan-perkembangan yang
signifikan yaitu dari segi aspek fisik, motorik, kognitif, emosi, sosial, bahasa, dan moral. Hal tersebut merupakan pedoman bagi orang tua
maupun pendidik untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak anak didik-nya secara baik dan sesuai dengan kebutuhan anak, sehingga dapat
mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki anak, yang berguna bagi kehidupannya di masa yang akan datang.
C. Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pada Anak Usia Dini
Rasululah SAW. telah menyeru para orang tua agar mendidik anak-anak mereka membaca al-
Qur’an. Menurut Ahmad Syarifuddin, “Usia yang ideal untuk menerima pendidikan al-
Qur’an adalah usia dini, usia kanak-kanak, atau usia sekitar 4-6 tahun
”.
32
Ahmad Sy
arifuddin menambahkan, “ditekankannya memberikan pendidikan al-
Qur’an pada masa anak-anak berlandaskan pemikiran bahwa masa kanak-kanak adalah masa pembentukan watak yang ideal. Anak-anak
pada masa itu mudah menerima apa saja gambar yang dilukiskan kepadanya. Sebelum menerima lukisan negatif, anak perlu didahului semaian pendidikan
membaca al- Qur’an sejak dini agar nilai-nilai kitab suci al-Qur’an tertanam
dan bersemi dalam jiwanya kelak ”.
33
Al-Hafizh as-Suyuthi dalam Jamaal Abdur Rahman mengatakan sebagai berikut
, “mengajarkan al-Qur’an kepada anak-anak merupakan salah satu hal pokok dalam Islam agar anak-anak didik dibesarkan dalam nuansa fitrah yang
putih lagi bersih dan kalbu mereka telah diisi terlebih dahulu oleh cahaya
31
Zainal Aqib, Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD Pendidikan Anak Usia Dini Bandung: Nuansa Aulia, 2008, Cet. I, h. 31.
32
Ahmad Syarifuddin, op. cit, h. 64.
33
Ibid, h. 68.
hikmah sebelum hawa nafsu menguasai dirinya yang menghitamkannya karena pengaruh kekeruh
an, kedurhakaan dan kesesatan.”
34
Maka dapat disimpulkan bahwa mendidik membaca al-Q ur’an pada anak
sejak usia dini adalah suatu hal yang sangat penting. Mengajarkan al-Q ur’an
pada anak sejak usia dini akan menanamkan pondasi agama Islam dan pembentukan kepribadian muslim yang kuat. Selain itu hal tesebut menjadikan
pedoman hidup untuk anak di dunia sehingga akan bahagia di akhirat. Selain menyeru mendidik anak membaca al-
Qur’an, Rasulullah SAW. juga menekankan pentingnya mendidik anak menulis huruf-huruf al-
Qur’an. Anak diharapkan memiliki kemampuan menulis kitabah aksara al-
Qur’an dengan baik dan benar dengan cara
imla’ “dikte” atau setidak-tidaknya dengan cara menyalin naskh dari mushaf.
35
Selanjutnya Bila mendidik anak membaca al-
Qur’an menjadi hak anak yang harus ditunaikan oleh orang tuanya, maka mendidik anak menulis al-
Qur’an juga menjadi hak anak yang wajib ditunaikan oleh orang tuanya. Sesungguhnya dalam kegiatan tulis
menulis huruf-huruf al- Qur’an terdapat syiar agama Islam. Menggalakkan
tradisi ini pada anak, berarti ikut serta menggemakan syiar agama Islam. Atas dasar ini, orang tua dan para pendidik tidak boleh mengabaikan aspek
pegajaran menulis huruf-huruf al- Qur’an itu pada masa anak-anak.
36
Hal ini menunjukkan bahwa antara membaca dan menulis al- Qur’an
memiliki keterkaitan yang erat. Al- Qur’an bukan hanya untuk dibaca saja,
melainkan perlu untuk menuliskannya karena dengan menuliskannya seorang muslim akan lebih mudah untuk menghafal dan memahami isi kandungan dari
al- Qur’an. Dengan memperhatikan hal tersebut maka tujuan pendidikan al-
Qur’an terhadap anak usia dini akan tercapai, sehingga pada usia dewasa
34
Jamaal „Abdur Rahman, Tahapan Mendidik Anak, Terj. dari Athfalul Muslimin, Kaifa Rabbahumun Nabiyyul Amiin oleh Bahrun Abubakar Ihsan Zubaidi, Bandung: Irsyad Baitus
Salam, 2005, h. 410-411.
35
Ahmad Syarifuddin, op. cit., h. 68.
36
Ibid., h. 70-71.