Baca tulis al- Qur’an perlu diajarkan pada anak usia dini karena
merupakan modal dasar bagi anak untuk menempuh pendidikan agama Islam selanjutnya, contohnya pelajaran tentang sholat, dimana
membutuhkan kelancaran
bacaan-bacaan al-
Qur’an dalam
menunaikannya. Selain pelajaran tentang sholat, pelajaran berdoa, membaca ayat-ayat pendek, dan kalimat-kalimat thoyyibah juga
membutuhkan kemampuan baca tulis al- Qur’an.
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an
Zakiah Daradjat dkk. menyatakan bahwa isi pengajaran al- Qur’an itu
meliputi:
22
a. Pengenalan huruf hijaiyyah, yaitu huruf Arab dari Alif sampai Ya
alifbata. b.
Cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyyah dan sifat-sifat huruf itu; ini dibicarakan dalam ilmu Makhraj.
c. Bentuk dan fungsi tanda baca, seperti syakal, syaddah, tanda panjang
maad, tanwin dan sebagainya. d.
Bentuk da fungsi tanda berhenti baca waqaf, seperti waqaf mutlak, waqaf jawaz dan sebagainya.
e. Cara membaca, melagukan dengan bermacam-macam irama dan
bermacam qiraat yang dimuat dalam Ilmu Qiraat dan Ilmu Nagham. f.
Adabut tilawah, yang berisi tata cara dan etika membaca al-Qur’an sesuai dengan fungsi bacaan itu sebagai ibadah.
Tambah Zakiah Daradjat lagi “Ruang lingkup pengajaran al-Qur’an ini lebih banyak berisi pengajaran keterampilan khusus yang memerlukan
banyak latihan dan pembiasaan ”.
23
22
Zakiah Daradjat dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Cet. IV, h. 91.
23
Ibid., h. 91.
Pembelajaran baca tulis al- Qur’an sebagaimana yang telah diatur
dalam Panduan Kurikulum dan Pengajaran Taman Kanak-Kanak Al- Qur’an TKA Taman Pendidikan Al-Qur’an TPA, ruang lingkup materi
dan metode yang berkaitan dan diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran baca tulis al-
Qur’an dijabarkan sebagai berikut:
24
1. Bacaan Iqro
a Bacaan Iqro ialah bimbingan belajar membaca al-Qur’an dengan
mengacu pada Buku Iqro susunan K.H. As’ad Humam
Almarhum, yaitu yang terdiri dari enam jilid. b
Bahan bimbingan belajar membaca tersebut diselesaikan oleh santri TKA maupun santri TPA selambat-lambatnya dalam tempo
12 bulan 1 tahun pada Paket A. c
Cara pembelajarannya metodologi pengajarannya didasarkan atas petunjuk yang telah dipolakan oleh penyususn buku tersebut
melalui pendidikan
individual privat.
Prinsip-prinsip pembelajarannya ialah: bacaan langsung tanpa diejadiurai, tatap
muka langsung musyafahah, CBSA, dapat melalui asistensi, dan menggunakan sistem modul.
d Dalam proses pembelajarannya, guru yang bertugas harus mampu
menyesuaikan dengan perkembangan psikologis dan karakteristik anak, yaitu dengan
mengacu pada prinsip “bermain sambil belajar” atau “belajar sambil bermain”. Untuk itu suasana belajar di TKA
maupun TPA harus diselenggarakan dengan mencptakan suasana TAMAN, yaitu: Indah, Bersih, Nyaman, dan Menyenangkan.
2. Bacaan Surah Pendek
a Yang dimaksud dengan Surah Pendek ialah sejumlah surah yang
terdapat dalam Juz „Amma Juz ke-30, yaitu targetnya sebanyak 13 Surah untuk santri TKA, dan 22 Surah untuk santri TPA.
24
Syamsuddin MZ., Tasrifin Karim dan Mamsudi AR., Panduan Kurikulum dan Pengajaran Taman Kanak-Kanak Al-
Qur’an TKA Taman Pendidikan Al-Qur’an TPA , Jakarta: LPPTKA BKPRMI Pusat, 2006 , h. 35-46.
b Sejumlah Surah Pendek yang ditargetkan untuk dihafal tersebut
adalah sebagai berikut: 1
Bagi santri TKA sebanyak 13 Surah, yaitu surah at-Takatsur surah ke-102 sampai dengan surah an-Nas surah ke-114. 1
surah tersebut dihafal dalam 24 bulan TKA Paket A dan
Paket B 2
Bagi santri TPA sebanyak 22 Surah, yaitu sebanyak target hafalan santri TKA 13 Surah ditambah 9 Surah lainnya, yaitu:
Surah adh-Dhuha Surah ke-93 Surah al-Insyirah Surah ke-94
Surah at-Tin Surah ke-95 Surah al-Alaq Surah ke-96
Surah al-Qadar Surah ke-97 Surah al-Bayyinah Surah ke-98
Surah al-Zilzalah Surah ke-99 Surah al-Adiyat Surah ke-100
Surah al-Qari’ah Surah ke-101
22 Surah tesebut di atas diharapkan dapat dihafal dalam tempo
12 bulan TPA Paket A. c
Proses pembelajaran hafalan surah pendek, pada dasarnya sama dengan proses pembelajaran hafalan bacaan shalat. Bahkan tujuan
penghafalan surah pendek tersebut berhubungan erat dengan bacaan dan praktik ibadah shalat. Oleh karena itu, Guru yang
bertugas, selain melakukan pendekatan pembelajaran secara terpisah dengan alokasi waktu sendiri-sendiri, sewaktu-waktu ia
harus kreatif melakukan penggabungan terintegrasi dengan cara sebagai berikut:
1 Guru membimbing para santrinya untuk mengembangkan
hafalan bacaan shalat berikut hafalan sejumlah surah pendek tertentu dalm waktu bersamaan secara klasikal.