17
dengan baik. Sebaliknya, kalau seseorang mempelajari sesuatu dengan minat, maka hasil yang diharapkan akan lebih baik.
21
Syaiful Bahri juga mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ke dalam dua bagian yaitu:
1 Faktor dari dalam diri pelajar, terdiri dua kelompok yaitu:
a. Faktor-faktor alami, seperti keadaan cuaca, suhu, udara, dan
lain sebagainya. b.
Faktor-faktor sosial seperti, suasana ribut yang dapat menggangu konsentrasi belajar.
2 Faktor-faktor dari luar diri pelajar, terdiri dari dua kelompok yaitu:
a. Faktor pisiologis, seperti kondisi pisiologis dan kondisi panca
indra. b.
Faktor psikologis, seperti, minat, bakat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif.
22
Minat sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Kalau seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu, ia tidak dapat
diharapkan akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut. Sebaliknya, kalau seseorang mempelajari sesuatu dengan minat, maka
hasil yang diharapkan akan lebih baik. Kecerdasan memegang peranan besar dalam menentukan berhasil tidaknya seseorang mempelajari sesuatu
atau mengikuti sesuatu program pendidikan. Kecerdasan seseorang biasanya dapat diukur dengan menggunakan alat tertentu. Hasil dari
pengukuran kecerdasan biasanya dinyatakan dengan angka yang menunjukkan perbandingan kecerdasan yang terkenal dengan sebutan
intelligence Quotient IQ. Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, penemuan-penemuan
penelitian bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar bertambah. Oleh karena itu, meningkatkan motivasi belajar
anak didik memegang peranan penting untuk mencapai hasil belajar yang
21
Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar mengajar, op. cit, h. 106.
22
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka cipta, 2002, h. 142.
18
optimal.
23
Bakat, kemampuan dan prestasi, bakat aptitude pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu di
kembangkan dan di latih agar dapat terwujud. Kemampuan merupakan daya untuk melakukan sesuatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan
latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan Performance dapat dilakukan sekarang, sedangkan bakat memerlukan latihan dan
pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan datang, bakat dan kemampuan menetukan “Prestasi” seseorang.
Jadi Prestasi merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan, sebaliknya, belum tentu bahwa orang yang berbakat akan selalu mencapai
prestasi yang tinggi. Ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan sejauh mana bakat seseorang dapat terwujud. Faktor-faktor tersebut di tentukan
oleh keadaan lingkungan seseorang, seperti kesempatan, sarana dan prasarana yang tersedia, sejauh mana dukungan dan dorongan orang tua,
taraf sosial ekonomi orang tua, tempat tinggal, di daerah perkotaan atau di daerah pedesaan dan sebagainya.
24
C. Bidang Studi Fiqih di MI
1. Pengertian dan Tujuan Pembelajaran Fiqih di MI
a. Pengertian pembelajaran Fikih di MI
Dilihat dari sudut bahasa, fiqih berasal dari kata faqaha هقف yang
berarti “memahami” dan “mengerti”.
25
Al – Jurjani mendefinisikan
fiqih sebagai berikut: “Fiqih menurut bahasa berarti faham terhadap
tujuan seseorang pembicara. Menurut istilah: Fiqih ialah mengetahui hukum-hukum syara yang amaliah mengenai perbuatan, perilaku
dengan melalui dalil-dalilnya yang terperinci. Fiqih adalah ilmu yang dihasilkan oleh pikiran serta ijtihad penelitian dan memerlukan
23
Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Ibid, h. 108.
24
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas anak Sekolah, Jakarta: Gramedia Anggota IKAPI, 1999, h. 98.
25
Alaiddin Koto, Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, h. 2.
19
wawasan serta perenungan. Oleh sebab itu Allah tidak disebut “Faqih” ahli dalam fiqih, karena baginya tidak ada sesuatu yang tidak jelas”.
26
Mata pelajaran Fikih di madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu pelajaran PAI yang mempelajari tentang Fikih ibadah, terutama
menyangkut pengenalan
dan pemahaman
tentang cara-cara
pelaksanaan rukun Islam dan menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang
halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Secara substansial mata pelajaran fikih
memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan
sehari-hari sebagai
perwujudan keserasian,
keselarasan, dan
keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun
lingkungannya. b.
Tujuan Pembelajaran Fiqh di MI Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk
membekali peserta didik agar dapat: 1
Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk
dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial. 2
Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam
menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama
manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya.
25
26
A. Djajuli, Ilmu Fiqih: Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam, Jakarta: Kencana, 2005, Cet. 7, h. 5
25
Abd. Rozak, Fauzan, Ali Nurdin, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan, Jakarta: FITK PRESS, 2010, h. 547.
20
2. Ruang lingkup Materi Pembelajaran Fiqh di MI
Ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: a
Fikih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara
taharah, salat, puasa, zakat, dan ibadah haji. b
Fikih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan
haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.
26
3. Metode yang di gunakan dalam mengajarkan Fiqih di MI
Metode yang digunakan dalam mengajarkan Fiqih di MI sebagian besar guru madrasah menggunakan metode ceramah, metode Tanya jawab dan
diskusi. a
Metode ceramah merupakan cara menyampaikan materi ilmu pengetahuan dan agama kepada anak didik dilakukan secara lisan dan
metode ceramah mudah diterima, isinya mudah dipahami, adapun tujuan metode ceramah adalah menyampaikan bahan informasi konsep,
pengertian, prinsip-prinsip yang banyak dan luas. b
Metode tanya jawab adalah mengajukan pertanyaan kepada peserta didik, tanya jawab dijadikan salah satu metode untuk menyampaikan materi
pelajaran dengan cara guru bertanya kepada peserta didik atau peserta didik bertanya kepada guru, metode ini bertujuan untuk mengecek dan
mengetahui sampai sejauh mana anak didik terhadap pelajaran yang dikuasainya.
c Metode diskusi merupakan salah satu cara mendidik yang berupaya
memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing
mengajukan argumentasinya
untuk memperkuat
pendapatnya, tujuan metode diskusi untuk melatih peserta didik mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan
dan menyimpulkan bahasa.
27
26
Abdul Rozak, Fauzan, Ali Nurdin, Ibid, h. 550.
27
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012, h.137.